-

Selasa, 31 Juli 2007

Apakah Engkau Yesus?

Beberapa tahun yang lalu, sekelompok salesmen menghadiri pertemuan sales di Chicago. Mereka telah meyakinkan istri-istri mereka bahwa mereka akan mempunyai cukup waktu untuk makan malam bersama di rumah pada hari Jumat. Namun, manager sales menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang telah diperkirakan dan pertemuan berakhir lebih lambat daripada yang telah dijadwalkan. Akibatnya, dengan tiket pesawat dan tas mereka di tangan, mereka berlari menerobos pintu airport, tergesa-gesa, mengejar penerbangan mereka pulang.

Ketika mereka sedang berlari-lari, salah satu dari para salesman ini tidak sengaja menendang sebuah meja yang digunakan untuk menjual apel. Dan apel-apel itu beterbangan. Tanpa berhenti atau menoleh ke belakang, mereka semua akhirnya berhasil masuk ke dalam pesawat dalam detik-detik terakhir pesawat itu tinggal landas.

Semua, kecuali satu. Dia berhenti, menghela napas panjang, bergumul dengan perasaannya lalu tiba-tiba rasa kasihan menyelimuti dirinya untuk gadis yang menjual apel. Ia berkata kepada rekan-rekannya untuk pergi tanpa dirinya, melambaikan tangan, meminta salah satu temannya untuk menelpon istrinya ketika mereka sampai di tempat tujuan untuk memberitahukan bahwa ia akan mengambil penerbangan yang berikutnya. Kemudian, ia kembali ke pintu terminal yang berceceran dengan banyak sekali buah apel di lantai.

Salesman ini merasa lega ketika ia tiba disana. Gadis yang berumur 16 tahun ini buta! Gadis tersebut sedang menangis sesegukan, air matanya mengalir turun di pipinya, dan gadis itu sedang berusaha untuk meraih buah-buah apel yang bertebaran di antara kerumunan orang-orang yang bersliweran di sekitarnya, tanpa seorang pun berhenti, atau pun cukup peduli untuk membantunya.

Salesman itu berlutut di lantai di sampingnya, mengumpulkan apel-apel tersebut, menaruhnya kembali ke dalam keranjang dan membantu memajangnya di meja seperti semula. Seketika itu, ia menyadari bahwa banyak dari apel-apel itu rusak, dan ia mengesampingkan apel yang rusak ke dalam keranjang yang lain.

Setelah selesai, pria ini mengeluarkan uang dari dompetnya dan berkata kepada si gadis penjual, "Ini, ambillah $20 untuk semua kerusakan ini. Apakah kau tidak apa-apa?"

Gadis itu mengangguk, masih berlinang air mata.

Pria itu melanjutkan dengan, "Saya harap kita tidak merusak harimu begitu parah."

Ketika pria ini mulai beranjak pergi, gadis penjual yang buta ini memanggilnya, "Tuan..."

Pria ini berhenti, dan menoleh ke belakang untuk menatap kedua matanya yang buta.

Gadis ini melanjutkan, "Apakah engkau Yesus?"

Ia terpana. Kemudian, dengan langkah yang lambat ia berjalan masuk untuk mengejar penerbangan berikutnya. Dan pertanyaan itu terus menerus berbicara di dalam hatinya, "Apakah kau Yesus?"

Apakah orang-orang mengira engkau Yesus? Bukankah itu tujuan hidup kita? Untuk menjadi serupa dengan Yesus sehingga orang-orang tidak dapat melihat perbedaannya ketika kita hidup dan berinteraksi di dalam dunia yang buta dan tidak mampu melihat kasih, anugrah dan kehidupanNya... Jika kita mengakui bahwa kita mengenal Dia, kita harus hidup, berjalan, dan bertindak seperti Yesus. Mengenal Yesus adalah lebih dalam daripada hanya sekedar mengutip kata-kata dari Alkitab dan pergi beribadah di gereja. Mengenal Yesus adalah menghidupi FirmanNya hari demi hari. Anda adalah seperti buah apel tersebut di mata Allah meskipun kita rusak dan menjadi cacat ketika kita terjatuh. Allah berhenti mengerjakan apa yang sedang Ia kerjakan, mengangkat Anda dan saya ke suatu bukit yang bernama Kalvari dan membayar penuh semua kerusakan kita. Mari mulai jalani hidup sesuai dengan harga yang telah dibayarkanNya.

Humor : Kakek Nenek Pikun

Nenek: "Mau kemana?"
Kakek: "Oh aku mau ke dapur sebentar untuk mengambil segelas air"
Nenek: "Kalau begitu sekalian tolong bawakan aku es krim vanila"
Kakek: "OK .."
Nenek: "Eh tunggu sebentar, apakah tidak sebaiknya kamu tulis pesananku itu supaya kamu tidak lupa?"
Kakek: "Ah tidak perlu, aku ingat kok ... es krim vanila kan ?"
Nenek: "Kalau begitu sekalian tambahkan strawberry dan krimnya"
Kakek: "Beres .. !!"
Nenek: "Ah sebaiknya kamu tulis semua pesananku itu, nanti pasti kamu lupa semuanya"
Kakek: "Jangan khawatir aku masih ingat kok, es krim vanila, strawberry dan krimnya bukan?"
Dua puluh menit kemudian sang kakek datang dan memberikan kepada nenek sepiring daging dan beberapa butir telur rebus.
Nenek: (Dengan wajah cemberut) "Nah, apa kataku, kamu lupa kan pesananku ... makanya ditulis dulu"
Kakek: "Lho memangnya kamu tadi pesan apa sih?"
Nenek: (Dengan wajah yang masih cemberut) "Roti bakar isi strawberry."

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Dapatkan humor-humor lainnya di
Ingin tahu lebih banyak mengenai bola ini kunjungi YukKetawa :)

Senin, 30 Juli 2007

Apa dia tulang rusukmu?

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, Dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka Dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. Ya, tentang cinta.

Dara : "Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?"
Raka : "Kamu dong.."
Dara : "Menurut kamu, aku ini siapa?"
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) "Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam Dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang Dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."

Setelah menikah, Dara Dan Raka mengalami masa yang indah Dan manis untuk sesaat.

Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing Dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian Dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar Dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu Hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara Dan secara spontan balik Berteriak, "Aku menyesal Kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!"

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam, berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air Yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.

Dengan berlinang air Mata, Dara kembali ke rumah Dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan Kita berpisah Dan mencari pasangan sejati masing-masing. "

Lima tahun berlalu..

Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, Dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, Merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, IA merasakan Ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Suatu Hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan Dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, Mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : "Apa kabar?"
Dara : "Baik... Ngg.. Apakah kamu sudah menemukan tulang rusukmu yang
hilang?"
Raka : "Belum.."
Dara : "Aku terbang ke New York di penerbangan berikut."
Raka : "Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon Kita, belum Ada yang berubah. Tidak akan Ada yang Berubah."

Dara tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye...."

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya Dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang Rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

"Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling Kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal"

Friends, Jika Kita merasakan sakit di dada saat akan kehilangan seseorang... . Mungkinkah seseorang itu adalah Tulang Rusuk Kita....??

Minggu, 29 Juli 2007

Apa yang dibutuhkan pasangan Anda?

Ibu saya adalah seorang yang sangat baik, sejak kecil, saya melihatnya dengan begitu gigih menjaga keutuhan keluarga. Ia selalu bangun dini hari, memasak bubur yang panas untuk ayah, karena lambung ayah tidak baik, pagi hari hanya bisa makan bubur.

Setelah itu, masih harus memasak sepanci nasi untuk anak-anak, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan, perlu makan nasi, dengan begitu baru tidak akan lapar seharian di sekolah.

Setiap sore, ibu selalu membungkukkan badan menyikat panci, setiap panci di rumah kami bisa dijadikan cermin, tidak ada noda sedikit pun.

Menjelang malam, dengan giat ibu membersihkan lantai, mengepel seinci demi seinci, lantai di rumah tampak lebih bersih dibanding sisi tempat tidur orang lain, tiada debu sedikit pun meski berjalan dengan kaki telanjang.

Ibu saya adalah seorang wanita yang sangat rajin. Namun, di mata ayahku, ia (ibu) bukan pasangan yang baik. Dalam proses pertumbuhan saya, tidak hanya sekali saja ayah selalu menyatakan kesepiannya dalam perkawinan, tidak memahaminya.

Ayah saya adalah seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Ia tidak merokok, tidak minum-minuman keras, serius dalam pekerjaan, setiap hari berangkat kerja tepat waktu, bahkan saat libur juga masih mengatur jadwal sekolah anak-anak, mengatur waktu istrirahat anak-anak, ia adalah seorang
ayah yang penuh tanggung jawab, mendorong anak-anak untuk berprestasi dalam pelajaran. Ia suka main catur, suka larut dalam dunia buku-buku kuno.

Ayah saya adalah seoang laki-laki yang baik, di mata anak-anak, ia maha besar seperti langit, menjaga kami, melindungi kami dan mendidik kami. Hanya saja, di mata ibuku, ia juga bukan seorang pasangan yang baik, dalam proses pertumbuhan saya, kerap kali saya melihat ibu menangis terisak secara diam-diam di sudut halaman.

Ayah menyatakannya dengan kata-kata, sedang ibu dengan aksi, menyatakan kepedihan yang dijalani dalam perkawinan.

Dalam proses pertumbuhan, aku melihat juga mendengar ketidakberdayaan dalam perkawinan ayah dan ibu, sekaligus merasakan betapa baiknya mereka, dan mereka layak mendapatkan sebuah perkawinan yang baik. Sayangnya, dalam masa-masa keberadaan ayah di dunia, kehidupan perkawinan mereka lalui dalam kegagalan, sedangkan aku, juga tumbuh dalam kebingungan, dan aku bertanya pada diriku sendiri : Dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia?

Pengorbanan yang dianggap benar.

Setelah dewasa, saya akhirnya memasuki usia perkawinan, dan secara perlahan -lahan saya pun mengetahui akan jawaban ini.

Di masa awal perkawinan, saya juga sama seperti ibu, berusaha menjaga keutuhan keluarga, menyikat panci dan membersihkan lantai, dengan sungguh-sungguh berusaha memelihara perkawinan sendiri. Anehnya, saya tidak merasa bahagia ; dan suamiku sendiri, sepertinya juga tidak bahagia. Saya
merenung, mungkin lantai kurang bersih, masakan tidak enak, lalu, dengan giat saya membersihkan lantai lagi, dan memasak dengan sepenuh hati. Namun, rasanya, kami berdua tetap saja tidak bahagia.

Hingga suatu hari, ketika saya sedang sibuk membersihkan lantai, suami saya berkata : "Istriku, temani aku sejenak mendengar alunan musik!"

Dengan mimik tidak senang saya berkata : "Apa tidak melihat masih ada separoh lantai lagi yang belum dipel?"

Begitu kata-kata ini terlontar, saya pun termenung, kata-kata yang sangat tidak asing di telinga, dalam perkawinan ayah dan ibu saya, ibu juga kerap berkata begitu sama ayah. Saya sedang mempertunjukkan kembali perkawinan ayah dan ibu, sekaligus mengulang kembali ketidakbahagiaan dalam perkwinan
mereka. Ada beberapa kesadaran muncul dalam hati saya.

Yang kamu inginkan?

Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu memandang suamiku, dan teringat akan ayah saya... Ia selalu tidak mendapatkan pasangan yang dia inginkan dalam perkawinannya, Waktu ibu menyikat panci lebih lama daripada menemaninya. Terus menerus mengerjakan urusan rumah tangga, adalah cara ibu dalam mempertahankan perkawinan, ia memberi ayah sebuah rumah yang bersih, namun, jarang menemaninya, sibuk mengurus rumah, ia berusaha mencintai ayah dengan caranya, dan cara ini adalah mengerjakan urusan rumah tangga.

Dan aku, aku juga menggunakan caraku berusaha mencintai suamiku. Cara saya juga sama seperti ibu, perkawinan saya sepertinya tengah melangkah ke dalam sebuah cerita, dua orang yang baik mengapa tidak diiringi dengan perkawinan yang bahagia. Kesadaran saya membuat saya membuat keputusan (pilihan) yang sama. Saya hentikan sejenak pekerjaan saya, lalu duduk di sisi suami, menemaninya mendengar musik, dan dari kejauhan, saat memandangi kain pel di atas lantai seperti menatapi nasib ibu.

Saya bertanya pada suamiku : "Apa yang kau butuhkan?"

"Aku membutuhkanmu untuk menemaniku mendengar musik, rumah kotor sedikit tidak apa-apalah, nanti saya carikan pembantu untukmu, dengan begitu kau bisa menemaniku," ujar suamiku.

"Saya kira kamu perlu rumah yang bersih, ada yang memasak untukmu, ada yang mencuci pakianmu.... ," dan saya mengatakan sekaligus serentetan hal-hal yang dibutuhkannya.

"Semua itu tidak pentinglah," ujar suamiku. "Yang paling kuharapkan adalah kau bisa lebih sering menemaniku."

Ternyata sia-sia semua pekerjaan yang saya lakukan, hasilnya benar-benar membuat saya terkejut. Kami meneruskan menikamti kebutuhan masing-masing, dan baru saya sadari ternyata dia juga telah banyak melakukan pekerjaan yang sia-sia, kami memiliki cara masing-masing bagaimana mencintai, namun,
bukannya cara pihak kedua.

Jalan kebahagiaan

Sejak itu, saya menderetkan sebuah daftar kebutuhan suami, dan meletakkanya di atas meja buku, Begitu juga dengan suamiku, dia juga menderetkan sebuah daftar kebutuhanku. Puluhan kebutuhan yang panjang lebar dan jelas, seperti misalnya, waktu senggang menemani pihak kedua mendengar musik, saling memeluk kalau sempat, setiap pagi memberi sentuhan selamat jalan bila berangkat.

Beberapa hal cukup mudah dilaksanakan, tapi ada juga yang cukup sulit, misalnya, "Dengarkan aku, jangan memberi komentar." Ini adalah kebutuhan suami. Kalau saya memberinya usul, dia bilang akan merasa dirinya akan tampak seperti orang bodoh. Menurutku, ini benar-benar masalah gengsi laki-laki.

Saya juga meniru suami tidak memberikan usul, kecuali dia bertanya pada saya, kalau tidak saya hanya boleh mendengar dengan serius, menurut sampai tuntas, demikian juga ketika salah jalan. Bagi saya ini benar-benar sebuah jalan yang sulit dipelajari, namun, jauh lebih santai daripada mengepel, dan dalam kepuasan kebutuhan kami ini, perkawinan yang kami jalani juga kian hari semakin penuh daya hidup.

Saat saya lelah, saya memilih beberapa hal yang gampang dikerjakan, misalnya menyetel musik ringan, dan kalau lagi segar bugar merancang perjalanan keluar kota. Menariknya, pergi ke taman flora adalah hal bersama dan kebutuhan kami, setiap ada pertikaian, selalu pergi ke taman flora, dan selalu bisa menghibur gejolak hati masing-masing. Sebenarnya, kami saling mengenal dan mencintai juga dikarenakan kesukaan kami pada taman flora, lalu bersama kita menapak ke tirai merah perkawinan, kembali ke taman bisa kembali ke dalam suasana hati yang saling mencintai bertahun-tahun silam.

Bertanya pada pihak kedua : "Apa yang kau inginkan?" Kata-kata ini telah menghidupkan sebuah jalan kebahagiaan lain dalam perkawinan. Keduanya akhirnya melangkah ke jalan bahagia.

Kini, saya tahu kenapa perkawinan ayah ibu tidak bisa bahagia, mereka terlalu bersikeras menggunakan cara sendiri dalam mencintai pihak kedua, bukan mencintai pasangannya dengan cara pihak kedua. Diri sendiri lelahnya setengah mati, namun, pihak kedua tidak dapat merasakannya, akhirnya ketika menghadapi penantian perkawinan, hati ini juga sudah kecewa dan hancur.

Karena Tuhan telah menciptakan perkawinan, maka menurut saya, setiap orang pantas dan layak memiliki sebuah perkawinan yang bahagia, asalkan cara yang kita pakai itu tepat, menjadi orang yang dibutuhkan pihak kedua! Bukannya memberi atas keinginan kita sendiri, perkawinan yang baik, pasti dapat diharapkan.

Ditulis oleh Isak Rickyanto

Tebak-tebakan Nabi Musa

Q : Apakah yang akan terjadi seandainya Musa melemparkan - bukan mengacungkan - tongkatnya ke Laut Merah?

A : Ya, basah!

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Dapatkan humor-humor lainnya di
Ingin tahu lebih banyak mengenai bola ini kunjungi YukKetawa :)

Sabtu, 28 Juli 2007

Jesus is Coming Back

Message Something important to share.

In the public hospital of ItaguaĆ­ (RJ) last weekend was born a girl with hands joined together, like one who's praying

The doctors told the parents that they would operate the hands of that girl, and that they would give her antistatic. The operation was easy because it seemed like the hands were simple glued together one membrane (skin) layer apart.

When they opened up the hand of that child, you can't imagine what was written...
JESUS IS COMING BACK...

The doctors started weeping and all that were in the hospital.

The suburb of ItaguaĆ­ is undergoing a movement now, People that have withdrawn from church are going back and others are receiving Jesus Christ as the only Savior. God send that child simply to convey that message. After a few hours she died: JESUS IS COMING BACK

Jumat, 27 Juli 2007

Cerita dari Afrika

Cerita dari Afrika

Suatu malam Saya bekerja keras untuk menolong seorang ibu di sebuah bangsal rumah sakit, tapi apapun yang kami lakukan, dia meninggal dan meninggalkan bayi premature yang sangat mungil serta seorang anak perempuan usia 2 tahun yang menangis.

Kami mengalami kesulitan untuk menjaga agar si bayi tetap hidup, Karena kami tidak punya incubator (kami tidak punya listrik untuk Menyalakan incubator). Kami juga tidak punya makanan khusus bayi.

Meskipun kami tinggal di daerah khatulistiwa, di malam hari seringkali udara sangat dingin dan anginya kencang.

Salah seorang muridku menaruh bayi itu dalam box dan membungkus bayi dengan kain wol. Yang lain menyalakan api dan mengisi botol air panas.

Kemudian muridku yang mengisi botol air panas segera kembali dengan kebingungan sambil bercerita bahwa saat mengisi botol itu dan ternyata meledak (Karet mudah rusak dalam kondisi cuaca tropis)

"Dan ini adalah botol air panas terakhir kita," dia berseru.

"Oke," kataku, "taruh bayi itu didekat api dalam jarak yang cukup aman, dan tidurlah diantara bayi itu dan pintu untuk menjaga nya dari angin. Tugasmu adalah menjaga bayi tetap hangat."

Siang hari berikutnya, seperti hari sebelumnya, Aku pergi berdoa dengan beberapa anak yatim piatu yang berkumpul denganku.

Aku berikan mereka bermacam-macam saran untuk mendoakan dan bercerita pada mereka tentang bayi mungil itu.

Aku menceritakan masalah kami soal menjaga bayi supaya cukup hangat, menyebutkan tentang botol air panas, dan bagaimana bayi itu bisa dengan mudah meninggal bila kedinginan. Saya juga bercerita pada mereka tentang saudara perempuannya yang berumur 2 tahun, yang menangis karena ibunya meninggal.

Selama berdoa, seorang gadis usia 10 tahun, Ruth, berdoa dengan doa singkat seperti anak Afrika kami.

"Tolong, Tuhan" dia berdoa, "kirim kan botol air. Tidak baik besok,Tuhan, karena bayinya bisa mati, jadi tolong kirim sore ini."

Saat aku menarik napas dalam hati karena keberaniannya dalam berdoa, dia menambahkan, "Dan saat Engkau mengirimkan botol air itu, maukah Engkau mengirimkan juga boneka untuk gadis kecil itu, supaya dia tahu bhw Engkau sungguh mengasihinya?"

Seringkali dalam doa anak-anak, aku merasa ditempatkan pada pusatnya. Dengan sungguh-sungguh kukatakan, "Amin". Oya aku tahu bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya, Alkitab mengatakan
demikian. Tapi pasti ada batasnya, kan? (pikiran manusia selalu ingin membatasi kuasa Tuhan)

Dan menurutku satu-satunya jalan Tuhan dapat menjawab doa-doa kami yaitu jika keluargaku di Amerika mengirimi bingkisan.

Namun aku sudah tinggal selama hampir 4 tahun, dan tidak pernah, sama sekali menerima bingkisan dari rumah. Tapi, bila sesorang mengirimiku bingkisan, siapa yang akan memberi botol air panas. Sebab aku tinggal di daerah Tropis!

Menjelang sore, ketika aku sedang mengajar di sekolah pelatihan perawat, sebuah parcel dikirimkan dengan mobil didepan pintu rumahku.

Saat aku sampai di rumah, mobilnya sudah pergi, tapi disana, di beranda, ada dua puluh dua pon parcel yang sangat besar. Aku merasa pedih dimataku.

Aku tidak dapat membuka parsel itu sendirian, jadi aku meminta ke anak-anak yatim piatu untuk membantuku.

Bersama-sama kami menarik talinya, dengan hati-hati membuka simpulnya. Kami melipat kertasnya, supaya tidak menyobeknya. Kegembiraan meningkat.

Sebanyak 30 atau 40 pasang mata melihat ke dalam kardus tersebut.

Dari atas, kami aku mengeluarkan baju rajutan berwarna cerah. Mata kami langsung silau melihatnya.
Ada perban rajutan untuk pasien kusta, dan anak-anak mulai terlihat sedikit bosan.

Lalu ada sekotak kismis, ini bisa dipakai untuk membuat setumpuk kue kismis di akhir pekan. Lalu, aku memasukkan tanganku lagi, aku merasa .... benarkah ini?? Aku menariknya keluar .... yaa .... ini baru, botol air panas karet. Aku menangis terharu.

Aku tidak meminta Tuhan untuk mengirimkannya. Aku tidak percaya bahwa Dia benar-benar melakukannya. Ruth ada di barisan depan dari anak2. Ia cepat2 maju, sambil menangis, " Jika Tuhan mengirimkan botolnya, Dia harus mengirim bonekanya juga!"

Sambil mengobrak-abrik bagian bawah kotak, dia menarik sesuatu yang mungil, boneka bergaun indah.

Matanya berkilau ! Dia tidak pernah sangsi!

Sambil melihatku, dia berkata : " Dapatkah aku pergi bersamamu & memberikan boneka ini kepada gadis kecil itu, supaya dia tahu, Yesus sangat mencintainya? ?

Ternyata parcel ini telah dipersiapkan dan dikirim 5 bulan lalu. Di bungkus oleh Siswa Kelas Hari Mingguku, yang mana saat mempersiapkan parcel itu, Tuhan telah memerintahkannya juga untuk mengirimi botol air panas walaupun di daerah Tropis. Lalu salah satu dari siswaku juga telah memberikan boneka untuk dikirimkan ke anak Afrika - Dan itu semua terjadi 5 bulan sebelumnya, sebagai jawaban
dari doa seorang anak gadis 10 tahun untuk membawanya "sore itu"

(Yesaya 65:24)
"Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang
berbicara, Aku sudah mendengarkannya."

Kamis, 26 Juli 2007

Kata Bijak Mengenai Doa

Janganlah aku berdoa agar diluputkan dari bahaya tetapi agar berani untuk menghadapinya.
Janganlah aku bermohon untuk dihindarkan dari kepedihan tetapi agar mampu menaklukkannya.
Janganlah aku mencari teman senasib dalam pergumulan hidup ini tetapi agar mampu berjuang dengan daya upayaku sendiri.
Janganlah aku meminta agar diselamatkan dari keterasingan tetapi agar dengan sabar melangkah menuju ke kebebasanku.
Janjikanlah padaku agar aku tidak menjadi seorang pengecut: Tidak hanya sanggup merasakan keagunganMu dalam keberhasilanku tetapi juga dapat merasakan genggamanMu di dalam kegagalanku.


Ditulis oleh Rabindranath Tagore (penyair India, 1861-1941) dalam bukunya Gitanjali bab ke 79

Rabu, 25 Juli 2007

Mencari Cinta Sejati

Oleh: Sulamith Ish- Kishor
Sumber: Chicken Soup for The Soul


Jam enam kurang enam menit, kata jam bundar besar diatas meja informasi di Grand Central Station. Letnan Angkatan Darat bertubuh jangkung dan muda usia yang baru datang dari arah rel kereta mengangkat wajahnya yang tebakar matahari, dan matanya memicing untuk melihat waktu yang tepat. Jantungnya berdebar keras sehingga mengejutkannya karena ia tak dapat mengendalikannya. Enam menit lagi, ia akan bertemu dengan wanita yang telah mengisi tempat istimewa dalam hidupnya selama 13 bulan ini, wanita yang belum pernah ia lihat, tapi yang kata-kata tertulisnya telah menemaninya dan senantiasa menabahkan hatinya. Ia berdiri sedekat mungkin ke meja informasi, sedikit di luar lingkaran orang yang mengerumuni petugas.

Letnan Blandford teringat suatu malam tertentu, saat pesawatnya terperangkap di tengah sekelompok kaum Zero. Ia melihat wajah salah seorang pilot musuh yang menyeringai. Dalam salah satu suratnya, ia mengakui pada sahabat penanya bahwa ia seing merasa takut, dan hanya beberapa hari sebelum pertempuran ini, ia menerima jawaban surat darinya: "Tentu saja kamu takut.. semua pria pemberani pun begitu. Bukankah Raja Daud juga mengenal takut? Karena itulah dia menulis Mazmur 23. Lain kali, saat kamu meragukan dirimu, aku ingin kamu mendengar suaraku membacakan ini untukmu "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku". Dan ia ingat; ia mendengar khayalan suaranya, dan suara itu memperbaharui kekuatan dan keterampilannya.

Sekarang ia akan mendengar suara aslinya. Pukul enam kurang empat. Wajahnya semakin tegang. Di bawah atap luas berbintang, orang berjalan bergegas, seperti benang-benang berwarna dianyam ke dalam jaring-jaring kelabu. Seorang gadis mendekatinya, dan Letnan Blandford tersentak. Gadis ini memakai sebuah bunga merah pada kelepak jasnya, tapi bunganya adalah bunga buncis merah, bukan mawar merah kecil yang sudah mereka sepakati. Lagipula, gadis itu terlalu muda, sekitar 18, sedangkan Hollis Meynell sudah sejujurnya mengatakan bahwa ia berumur 30.
"Memangnya kenapa?" ia menjawab waktu itu. "Aku 32." Padahal, usianya baru 29.

Pikirannya kembali pada buku-buku itu yang pasti ditaruh sendiri oleh Tuhan ke dalam tangannya dari antara ratusan buku perpustakaan Angkatan Darat yang dikirim ke kamp latihan Florida. Of Human Bondage, judulnya; dan di seluruh buku itu ada catatan yang ditulis dengan tulisan wanita. Ia selalu membenci kebiasaan mencoret-coret buku, tapi kata-kata ini berbeda. Ia tak pernah menyangka bahwa seorang wanita dapat memandang ke dalam hati seorang pria dengan begitu lembut, begitu pengertian. Namanya ada pada sampul: Hollis Meynell.

Ia mencari buku telepon New York City dan menemukan alamatnya. Ia menyuratinya, dan wanita itu membalas. Hari berikutmya ia dikirim pergi, tapi mereka melanjutkan surat-menyurat. Selama 13 bulan, wanita itu dengan setia membalas, dan lebih dari sekedar membalas. Saat surat si letnan tidak tiba, wanita itu tetap menulis dan sekarang si letnan yakin bahwa ia mencintai wanita itu dan wanita itu mencintainya. Tapi, wanita itu menolak semua permintaannya untuk mengirimkan fotonya. Tentu saja hal tersebut kurang baik.

Tapi ia menjelaskan : "Kalau perasaanmu terhadapku sungguh-sungguh, berdasarkan ketulusan hati, wajahku tidak akan menjadi masalah. Misalnya aku memang cantik. Aku akan selalu dihantui perasaan bahwa kamu mengambil keputusan berdasarkan hal itu, dan cinta semacam itu membuatku jijik. Misalkan aku biasa-biasa saja (dan kamu harus mengakui bahwa ini lebih mungkin). Lalu aku akan selalu cemas bahwa kamu terus menyuratiku karena kamu kesepian dan tak punya orang lain. Jangan, jangan minta fotoku. Kalau kamu datang ke New York, kamu bisa menemuiku, lalu kamu dapat mengambil keputusan. Ingat, kita berdua bebas untuk menghentikan atau melanjutkan persahabatan kita-apa pun yang kita pilih."

Pukul enam kurang satu - hati Letnan blandford meloncat lebih tinggi dari yang pernah dilakukan pesawatnya. Seorang wanita muda melangkah ke arahnya. Tubuhnya tinggi dan ramping; rambut pirangnya mengikal dari telinganya yang indah. Matanya biru bagai bunga, bibir dan dagunya memiliki ketegasan yang lembut. Dalam pakaian hijau pucat, ia seperti penjelmaan masa musim semi. Ia melangkah ke arah wanita itu, benar-benar lupa melihat bahwa si wanita tidak memakai bunga mawar, dan saat ia bergerak, sebuah senyuman kecil menantang melengkungkan bibirnya.

"Awas tertabrak, bung?" gumannya.
Dengan tak terkendalikan, ia melangkah selangkah mendekatinya. Lalu ia melihat Hollis Meynell. Wanita itu berdiri hampir tepat di belakang gadis tadi, seorang wanita berusia jauh di atas 40, rambutnya yang beruban dimasukkan di bawah topi tua. Tubuhnya lebih dari gemuk; pergelangan kakinya dijejalkan ke dalam sepatu hak rendah. Tapi, ia mengenakan mawar merah pada kelepak kusut jaket coklatnya. Gadis berpakaian hijau tadi telah bergegas pergi. Blandford merasa seakan terbelah dia, begitu kuat hasratnya untuk mengikuti si gadis, tapi begitu dalam kerinduaannya pada wanita yang jiwanya telah menemani dan menjunjung jiwanya; dan wanita itu berdiri di depannya. Wajahnya yang montok pucat terlihat lembut dan bijak; ia dapat melihatnya sekarang. Mata kelabunya berkelip hangat dan ramah.

Letnan Bladford tidak ragu-ragu. Jarinya mencengkeram buku kecil Of Human Bondage yang berkulit biru dan sudah usang, yang menjadi ciri-cirinya untuk si wanita. Ini tak akan menjadi cinta, tapi akan menjadi sesuatu yang berharga, sesuatu yang lebih langka daripada cinta-persahabatan yang telah dan selalu akan disyukuri olehnya. Ia menegakkan bahunya yang lebar, memberi hormat, dan menyodorkan buku itu pada si wanita, meskipun selagi ia bicara, ia merasa kaget oleh kepahitan rasa kecewanya.

"Saya Letnan John Blandford dan ibu... ibu adalah Bu Meynell. Saya senang kita bisa bertemu. Bolehkah... bolehkah saya mengajak Ibu makan malam?"
Wajah wanita itu melebarkan senyuman sabar. "Ibu tak tahu ini masalah apa, nak," jawabnya. "wanita berbaju hijau - yang baru saja lewat - memohon Ibu mengenakan mawar ini pada baju ibu. Dan katanya, kalau kamu mengajak Ibu makan, Ibu harus memberi tahu, dia menunggumu di rumah makan besar di seberang jalan. Katanya ini semacam ujian. Ibu sendiri punya dua putra yang jadi tentara, jadi Ibu tak berkeberatan menolongmu.

Selasa, 24 Juli 2007

Baju-baju Yang Menipu

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.

Mereka meminta janji. Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

"Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut.

"Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat.

"Kami akan menunggu," jawab sang Wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

"Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi," katanya pada sang Pimpinan Harvard.

Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.

Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya, "Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?" tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. "Nyonya," katanya dengan kasar, "Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan."

"Oh, bukan," Sang wanita menjelaskan dengan cepat, "Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard."

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, "Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard."

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, "Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?" Suaminya mengangguk.


Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS. Kita, seperti pimpinan Hardvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju, acap menipu.

Senin, 23 Juli 2007

Doa Paskah "Humor"

Seorang anak diajak oleh orang tuanya pergi ke kebaktian Jumat Agung. Pada malamnya, sebelum tidur ia ingat kotbah yang didengarnya pagi itu, lalu dengan pelan-pelan ia berdoa:

"Terima kasih Yesus, karena Engkau mau disalib bagi aku. Terima kasih juga karena aku tidak harus ada di sana melihat Engkau disalib, karena aku nggak mungkin tahan ..."
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Dapatkan humor-humor lainnya di
Ingin tahu lebih banyak mengenai bola ini kunjungi YukKetawa :)

Siapa mau ke surga

Guru Sekolah Minggu tersenyum pada murid-muridnya dan bertanya, "Siapa yang ingin pergi ke Surga, coba angkat tangan!" Semua murid-murid di kelas itu mengangkat tangannya, kecuali seorang anak kecil. Guru bertanya, "Kamu tidak ingin pergi ke Surga?" Murid itu menjawab, "Tidak, bu Guru. Ibu menyuruh saya segera pulang ke rumah, tidak boleh pergi kemana-mana".

Bola Golf dan Kantong Kertas

Bola Golf dan Kantong Kertas

Seorang pemain profesional bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh didekat lapangan hijau. Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton.

Bagaimana ia bisa memukul bola itu dengan baik? Sesuai dengan peraturan turnamen, jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik.

Apa yang harus dilakukannya? Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi. Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain yang memukul bersama kantong kertas tadi. Resikonya terlalu besar.

Namun, pemain profesional ini tidak melakukan kedua pilihan tadi. Yang dilakukannya adalah ia mengambil korek api dari sakunya kemudian mebakar kantong kertas tadi. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia dapat memukul bola golf itu dengan pukulan terbaiknya.

Beberapa orang memilih untuk mendapatkan hukuman. Beberapa memilih untuk mengambil resiko. Namun sedikit sekali yang bisa berpikir untuk melakukan semuanya tanpa resiko dan hukuman.

Minggu, 22 Juli 2007

Pengampunan

Ketika Karol Wojtyla dulu masih mengajar di sebuah universitas di Polandia, ia mempunyai mahasiswa yang sangat dekat dengannya yang bernama Adam Zielinski. Ia tidak menyadari/ curiga bahwa sebenarnya muridnya itu adalah mata-mata dikirim oleh Partai Komunis di pemerintahan Polandia baru pasca rezim Nazi, untuk mencari-cari kesalahan yang bisa dipakai untuk menangkapnya. Namun, disepanjang pengamatan spionase-nya itu, Zielinski tidak menemukan hal-hal subversif yang dilakukan Wojtyla yang cukup sebagai bukti untuk menjadikannya tersangka dalam keadaan politik yang belum menentu di negara itu. Yang terjadi sebaliknya, ia justru makin mengenal Wojtyla sebagai seorang hamba Tuhan yang sungguh mendedikasikan hidupnya untuk Tuhan, juga bagi bangsa dan negaranya. Akhirnya Zielinski meminta maaf dihadapan gurunya itu.

Melihat dan mendengar pengakuan Zielinski yang mengakui kesalahannya dengan menyesal dan hancur hati, Wojtyla mengatakan "if you made mistakes, you already paid for them", maksudnya, penyesalannya yang diungkapkan itu itu sudah cukup untuk membayar kesalahannya. Wojtyla, dengan gampang sekali mengampuninya, ia sama sekali tidak bertanya mengapa ia melakukan perbuatan jahat kepadanya, apa latar belakangnya, ataupun jengkel, marah dan dendam. Zielinski tak pernah menduga bahwa ia mendapatkan maaf dan ampun dari gurunya segampang itu, padahal dialah yang selama ini menyebabkan gurunya itu menderita kesulitan akibat tekanan-tekanan partai komunis. Mengapa Wojtyla begitu mudah mengampuninya? Sebab, harga dari jiwa yang menyesal itu lebih mahal, dan rasa dendam sama sekali tidak sebanding dengan indahnya pertobatan.

Ini salah satu kisah yang diceritakan dalam film "Karol: A Man Who Became Pope", kisah hidup Pope John Paul II, yang diperankan sangat bagus oleh aktor Polandia Piotr Adamczyk.
Dan juga musik latar yang bagus dari salah satu komposer terbaik Ennio Morricone. Dan film ini cocok sebagai wujud penghormatan/ tribute bagi salah seorang pemimpin terbaik Gereja, bahkan salah seorang pemimpin terbaik dunia, yang banyak kita kenal keteladanan pribadinya.

ketika sudah menjadi Paus, ia juga melakukan pengampunan yang dicatat dalam sejarah, seorang pemuda Turki Mehmet Ali Agca pada 13 Mei 1981, menembaknya di lapangan Santo Petrus. Setelah sembuh dari lukanya, ia bergegas menemui pemuda itu. Ia merangkul dan memaafkan orang yang berniat membunuhnya itu.

Jumat, 20 Juli 2007

Kasih sayang Seorang Anak

Dulu ada penglima pasukan di Rusia namanya Shamila. Karena pemerintahan kaisar waktu itu sangat otoriter maka dia bersama pasukannya lari ke padang gurun untuk melakukan konsolidasi melawan kaisar. Karena ada di padang gurun maka semua makanan harus dihemat supaya seluruh pasukan bisa bertahan hidup.

Suatu ketika ada laporan bahwa sekarung beras telah hilang. Shamila marah, ia memberi peringatan kepada seluruh pasukannya, "Siapa yang mencuri beras akan dihukum cambuk 50 kali"

Hari berikutnya ada sekarung beras lagi yang hilang. Shamila sangat marah kemudian dia memerintahkan pasukannya, "Siapapun yang mencurinya, tidak peduli pria atau wanita, muda atau tua harus dihukum cambuk 50 kali."

Shamila kemudian memerintahkan pasukan untuk mencari pencurinya.

Beberapa saat kemudian anak buahnya datang: "Panglima ada kabar baik, pencurinya sudah ketemu".

Shamila menjawab: "Bagus"

Anak buahnya menjawab lagi: "Tetapi ada berita buruknya, Panglima ".

Shamilla menjawab lagi: "Apa itu ?"

Anak buahnya menjawab lagi: "Yang mencuri adalah ibu Panglima".

Shamila terdiam, dia bingung, ibunya sudah lanjut usia, kalau diberi hukuman, jangankan 50 kali cambukan, 2 kali cambukan saja ibunya pasti meninggal. Tapi kalau tidak dihukum, ia tidak adil.

Akhirnya Shamilla berkata: "Keputusan ditunda besok pagi"

Semalaman ia berpikir keras bagaimana mengambil keputusan. Seluruh pasukan juga bingung, ada yg tidak tega kalau ibunya dihukum, ada yang bersikeras yang bersalah harus dihukum.

Akhirnya pagi hari tiba. Seluruh anggota pasukan berkumpul. Semua mata menatap kepada Shamilla menanti keputusan yang akan diambil.

Shamila maju dan berkata: "Seperti yang sudah ditetapkan yang mencuri beras harus dihukum cambuk 50 kali. Pasukan, bawa pencurinya ke depan".

Kemudian pencurinya yang juga ibunya dibawa ke depan.

Shamilla berkata, "Segera laksanakan hukum cambuk 50 kali".

Sesaat sebelum algojo menjalankan cambukan yang pertama, Shamilla berkata: "Stop".

Kemudian dia berkata kepada ibunya: "Ibu, aku menyayangi ibu, tapi keadilan harus ditegakkan.Harus ada hukuman untuk suatu pelanggaran."

Tiba tiba ia memeluk ibunya dan berkata: "Ibu, aku menyayangi ibu, aku yang akan menggantikan ibu menerima hukuman ini.Ibu jangan mencuri lagi ya".

Kemudian dia membawa ibunya ke pinggir.

Shamilla berkata kepada algojo: "Algojo cambuk aku 50 kali".

Kemudian Shamilla dihukum cambuk 50 kali.

Dengan demikian Shamilla sebagai pemimpin mempunyai kasih dan sekaligus menjalankan keadilan.

Kamis, 19 Juli 2007

Bersyukurlah

Bersyukurlah
Oleh M. Rian Rahardi


Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan. Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?


Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh...

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal baik...

Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut...

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...

Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu ...

Rabu, 18 Juli 2007

Restore Your Soul

Restore Your Soul
By Robert H. Schuller

"Restore to me the joy of Your salvation." -Psalm 51:12

I remember as a child rubbing a furry, soft peach against my cheek. It felt so soft and good. But, when I turned the peach over, the backside was all raw and rough. It had been scraped by the scratchy splintered inside of a wooden bushel basket. As I looked at it I realized there was absolutely nothing I could do to restore its soft luster.

You can take a violet blossom that feels just like velvet. You can pluck it, throw it down and trample it under your foot. But, when you pick up the crushed velvety violet, nothing can restore it to its original beauty.

You cannot redeem or replace the scraped and bruised side of a fuzzy peach or crushed violet blossom. But, God can restore your soul like new again! It is possible! It is happening all the time!

That's what the whole story of Christianity is about. God sent His son Jesus Christ into this world. As he said in Luke 19:10, "The Son of Man has come to seek and to save that which was lost" (NASB).

* * *
I sense God's power restoring and strengthening me. He is smoothing the rough places in my life.
* * *

Hilton (pemilik Hotel Hilton International)

Berikut ini merupakan kisah dibalik kesuksesan Hilton pemilik dari jaringan hotel Hilton International.

Hilton merupakan pengusaha cukup terkenal di bidang perhotelan. Hilton semula merupakan anak dari sebuah keluarga imigran Norwegia yang hijrah ke Amerika Serikat akibat krisis ekonomi yang melanda negaranya. Untuk bertahan hidup, keluarganya kemudian membuka usaha di San Antonio dengan membuka toko kelontong sederhana. Usaha keluarganya maju pesat. Dari hasil usahanya ini, ia bersama keluarganya bisa menikmati liburan di Chicago dan menginap di sebuah hotel.

Sayang, keadaan tersebut tak berlangsung lama sebab pada 1907 krisis ekonomi melanda Amerika Serikat. Usaha keluarga Hilton pun terkena imbasnya. Usaha keluarganya bangkrut. Sebagai anak sulung, Hilton tentu tidak tinggal diam. Ia dan keluarganya berusaha mencari cara bagaimana menyelamatkan usaha keluarganya dari kebangkrutan. Ia teringat pengalamannya menginap di sebuah hotel di Chicago. Hilton mengusulkan kepada keluarganya agar rumah mereka disulap menjadi penginapan sederhana. Yang menjadi pekerjanya adalah mereka sekeluarga. Keluarganya menyetujui usul Hilton. Maka, berdirilah Penginapan Hilton. Ini merupakan tempat penginapan yang pertama kali berada di San Antonio.

Bisnis hotel yang dijalankan keluarga Hilton maju pesat, bahkan terkenal seantero jagat. Siapa pun, termasuk Hilton dan keluarganya, tidak menyangka kalau penginapan yang dibangun secara sederhana itu bakal menjelma menjadi sebuah jaringan bisnis perhotelan internasional yang sangat termasyhur.

Arloji dan serbuk kayu

Arloji dan serbuk kayu

Seorang tukang kayu yang sedang berkerja, tiba-tiba secara tak sengaja arlojinya terjatuh dan terbenam diantara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama, ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu. Teman-temannya juga turut membantu mencarinya, namun mereka tetap tidak dapat menemukan arloji kesayangannya.

Ketika tiba waktu istirahat, para pekerja berhenti mencari dan meninggalkan ruangan tempat kerja mereka. Saat itu ada seorang anak yang dari tadi memperhatikan para pekerja-pekerja tadi mencari arloji tikang kayu tersebut. Kemudian anak kecil mendekati tumpukan serbuk kayu, menjongkok dan mencari. Tak berapa lama kemudian anak itu menemukan arloji tersebut dan memberikan kepada tukang kayu.

Tukang kayu sangat senang arlojinya telah ditemukan, tapi dia juga heran, karena anak itu berhasil menemukannya eorang diri, sementara tadi tukang kayu bersama banyak orang mencari dengan susah payah malah tidak ketemu.

“Bagamana caranya engkau mencari arloji ini?” Tanya si tukang kayu.

“Saya hanya duduk secara tenang dilantai. Dalam keheningan itu saya mendengar bunyi tok-tak, to-tak. Dengan itu saya tahu dimana arloji itu berada.” Anak itu menjawab.

Kadang ditengah kesulitan kita, kita perlu untuk mengambil waktu sejenak dalam keheningan untuk intropeksi diri dan berdoa kepada Tuhan. Ditengah keheningan Anda dapat mencurahkan semua isi hati Anda kepada Tuhan dan meminta Tuhan untuk membukakan jalan.

Selasa, 17 Juli 2007

God will come to you

God will come to you
By Robert H. Schuller

"When you pass through the waters I will be with you; and through the rivers, they shall not overflow you; when you walk through fire you shall not be burned, and the flame shall not scorch you. For I am the Lord your God!" -Isaiah 43:2,3

During the first World War, a soldier in the trenches saw his friend out in no-man's land - that ground between his trench and the trench of the enemy. His friend lay there wounded.

The man asked his officer, "May I go, sir and bring him in?" The officer refused saying, "No one can live out there, and if you go I will only lose you as well."

Disobeying the officer, the man went to save his friend, for they had been like brothers throughout the war. Somehow, he managed to get his friend on his shoulder, stagger back to his trench, only to fall mortally wounded with his friend.

The officer was angry, "I told you not to go. Now I have lost two good men. It was not worth it!" With his dying breath the man said, "But it was worth it, sir, because when I got to him he said, 'Jim, I knew you'd come.'"

The distinct message of the cross of Jesus Christ is this: God will come to you when you cry out to Him, even to the point of giving His life to prove His faithfulness to you.

* * *

Lord Jesus, when I look at your cross I know you care for me.

* * *

Kisah Penatah batu

Pada suatu ketika hiduplah seorang penatah batu. Setiap hari ia pergi ke gunung untuk menatah batu. Selagi bekerja, ia bersenandung. Meskipun ia adalah orang miskin, ia tidak menginginkan lebih dari pada yang ia miliki, sehingga ia tidak merisaukan dunia.

Suatu hari ia dipanggil untuk bekerja di rumah seorang bangsawan. Ketika melihat keindahan rumah sang bangsawan, untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengalami rasa sakit yang timbul dari suatu keinginan. Ia berkata sambil menghela nafas panjang, "seandainya saja saya kaya, tidak harus bekerja mencari nafkah dengan bercucuran keringat seperti sekarang ini."

Bayangkan, betapa ia keheranan ketika mendengar suara, "Keinginanmu dikabulkan. Mulai sekarang keinginan apapun yang kaupunyai akan dikabulkan." Ia tidak tahu arti kata-kata itu sampai ia pulang ke pondoknya pada sore hari, ia mendapati rumah besar yang indah seperti yang diidamkannya. Ia berhenti dari pekerjaannya sebagai tukang batu dan menikmati hidup sebagai orang kaya.

Suatu hari, ia melihat Raja lewat, diiringi pengawal dan budak-budak serta dayang-dayang. Ia berpikir, "Saya ingin menjadi Raja, duduk dalam kereta kerajaan yang megah." Keinginannya segera terkabul, ia dengan segera duduk dalam kereta kerajaan yang megah, dengan pengawal-pengawal dan dayang-dayang, tetapi cuaca hari itu sangat panas. Ia melihat keluar dan kagum akan kekuatan matahari yang memancarkan panasnya ke bumi. "Saya ingin menjadi matahari," katanya. Sekali lagi keinginannya dikabulkan. Ia menjadi matahari yang memancarkan panas ke jagat raya.

Pada musim hujan, sang matahari berusaha untuk menerobos segumpal awan tapi tidak berhasil. Maka ia mengubah diri menjadi awan dan berjaya dalam kekuatannya mampu menahan panas matahari, sampai ia menjadi hujan dan berjumpa dengan karang yang tegar.

"Apa ini? Karang lebih kuat dari saya? Kalau begitu saya ingin menjadi karang."

Demikianlah terjadi, ia berdiri tegak menjulang di lereng gunung, tetapi kemudian ia mendengar suara memecah yang aneh di bawahnya. Ia melihat dengan kecewa karena ia melihat manusia bekerja menatah bongkahan batu darinya.

Akhirnya ia kembali menjadi seorang manusia, penatah batu kembali, dengan hati penuh senandung karena ia merasa bahagia dengan apa ia miliki.

Diambil dari website kristen www.akupercaya.com

Minggu, 15 Juli 2007

Have a Dreams

Have a Dreams
By Robert H. Schuller

Your young people shall see visions, your old people shall dream dreams. -Acts 2:17
The fear of failure keeps most people from believing that God can and will make their dreams come true. They are afraid to try. I often think of Christy Wilson, that great missionary to Kabul, Afghanistan. The major industry in Kabul was raising sheep, and the major problem in raising sheep was a disease caused by a worm that gets in the intestines of the sheep when they eat snails.

Now ducks love to eat these snails, but Christy noticed there were no ducks in Afghanistan. He wrote to a friend in the states and asked for some fertilized duck eggs. Twenty-four fertilized duck eggs were sent. His friend said, "They will hatch, provided the eggs are not dropped, they get there on time and the temperature stays warm. In other words, it will take a miracle." By the time they arrived in Kabul, some were broken, they were cracked and smelly. Christy said, "We'll just have to pray that we get at least one male and one female."

You can guess what happened: only two eggs hatched, a male and a female. They multiplied and eventually wiped out the snails and the sheep industry boomed. God took Christy's dream and worked a miracle because he decided to try.

I have a dream. I am testing it to see if my positive dream is God's dream!

Danau Galilea dan Laut Mati

Danau Galilea dan Laut Mati

Apakah persamaan dan perbedaaan antara Danau Galilea dan Laut Mati?
Ok, perbedaan yang paling utama adalah Danau Galilea adalah sebuah danau, sedang Laut Mati adalah sebuah laut. Tapi ada perbedaan penting yang dapat menjadi pelajaran bagi kita para manusia.

Mungkin Anda perlu mengetahui persamaannya terlebih dahulu. Persamaannya adalah Danau Galilea dan Laut Mati mendapat air dari sumber yang sama yaitu sungai Yordan.

Perbedaannya?
Danau Galilea sangat indah yang sekelilingnya ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan banyak orang yang bermukim disekitarnya. Dan didalam danau nya banyak jenis ikan hewan air yang hidup dan berkembang. Sebaliknya, Laut Mati adalah tempat yang tidak bisa ditinggali. Tak ada tumbuhan atau spesies yang dapat hidup didalam maupun disekeliling laut mati karena kadar garamnya yang begitu tinggi. Bukan itu saja bau pada daerah laut mati ini juga sangat tidak sedap.

Mengapa keduanya bisa sangat berbeda? Padahal sumber airnya sama. Hal ini dikarenakan danau galilea “menerima dan memberi”. Danau Galilea meneruskan airnya ke danau lain yang juga memanfaatkannya. Sedangkan Laut Mati? Laut mati “menerima dan menyimpan” untuk dirinya sendiri, air yang masuk ke Laut mati tidak pernah keluar lagi.

Kita sebagai orang kristen jangan hanya bisa menerima saja, tapi kita juga harus bisa memberi bagi orang lain. Tuhan Yesus mengajar kita untuk memberi, memberi semua yang kita punya kepada Bapa di sorga. Apa saja yang telah kita terima baik berkat, talenta, kekayaan, kepintaran, jangan hanya dinikmati sendiri, tapi bagilah agar dapat menjadi berkat bagi orang-orang lain dan kemuliaan nama Tuhan.

Jumat, 13 Juli 2007

Commitment

Commitment
By Robert H. Schuller

"If anyone hears My voice and opens the door, I will come in and dine with him and he with Me." -Revelation 3:20

I once spoke with a young woman who showed me a beautiful diamond ring that a certain young man had just given her. She was excited about the commitment she had made to the future with this young man.

I told her, "You know what it means when you accept that diamond engagement ring. It means you make a commitment to him and he makes a commitment to you. There is a growing relationship between the two of you and you both begin to build your whole future on that commitment. You trust him and he trusts you. Now you share secrets with him that you wouldn't share with anyone else, including me." Then I told her, "You known becoming a Christian is pretty much like receiving that diamond."

She nodded her head and replied, "I understand and I want to make that same kind of commitment to Jesus Christ."

God offers you a diamond to wear on your heart and accepting God's diamond is as simple as opening a door when you hear someone knock. Invite Jesus Christ into your life and enjoy a future rich in a trusting relationship with the Eternal and Almighty God.

* * *
God, I want a special relationship with you, therefore, I commit my life and future to You.
* * *

Raja segala raja

Raja segala raja

Seorang pegolf terkenal diundang raja Saudi Arabia untuk bermain dalam sebuah turnamen golf. Pegolf tersebut menerima undangan itu, dan sang raja menerbangkan pesawat jet pribadinya ke Amerika serikat untuk menjemput pegolf profosional tersebut. Mereka bermain golf selama beberapa hari, dan menikmati saat menyenangkan. Sementara pegolf itu naik keatas pesawat untuk kembali ke Amerika Serikat, sang raja menghentikannya dan berkata, “ Saya ingin memberikan kepada Anda sebuah hadiah karena Anda sudah mau datang sejauh ini dan membuat waktu ini begitu istimewa. Apapun yang Anda inginkan, apakah yang dapat saya berikan kepada Anda?”

Karena selalu bersikap sopan, pegolf itu menjawab, “oh, mohon jangan berikan saya apapun. Anda telah begitu ramah kepada saya. Saya telah mengalami waktu yang menyenangkan. Saya tidak dapat meminta apapun lagi.

Sang raja bersikeras. Ia berkata, “Tidak, saya bersikeras memberikan kepada Anda sesuatu supaya Anda selalu mengingat perjalanan Anda ke negeri kami.”

Saat pegolf itu menyadari bahwa raja itu memang bersikeras, ia berkata, “Baiklah, baik. Saya mengoleksi tongkat golf. Mengapa Anda tidak memberikan saja saya sebatang tongkat golf?”

Ia naik pesawat, dan pada perjalanan pulang, ia tidak bisa tidak bertanya-tanya tongkat golf seperti apa yang akan diberikan raja itu kepadanya. Ia membayangkan bahwa itu adalah sebatang tongkat golf yang terbuat dari emas murni dengan ukiran namanya. Atau mungkin tongkat yang bertatahkan berlian dan permata. Lagipula, ini akan merupakan sebuah hadiah dari raja Saudi Arabia yang kaya minyak.

Saat pegolf itu tiba dirumah, ia memperhatikan kotak pos dan layanan paket setiap hari, untuk melihat jika tongkat golfnya sudah datang. Akhirnya, beberapa minggu kemudian, ia menerima sepucuk surat dari raja Saudi Arabia itu. Pegolf profesional Amerika tersebut mengira bahwa hal itu aneh.

“Dimana tongkat golf ku?” ia bertanya-tanya.

Ia membuka sampulnya dan dengan terkejut, ia menemukan di dalamnya selembar akte tanah lapangan golf seluas 232 hektar di Amerika.

Kadang-kadang Raja berpikir lain dari Anda dan saya. Dan teman-teman, kita melayani Raja segala raja. Kita melayani Tuhan yang Mahatinggi, dan impian-Nya bagi kehidupan Anda jauh lebih besar dan baik dibanding yang bahkan dapat Anda bayangkan.

Kamis, 12 Juli 2007

Repentance

Repentance
By Robert H. Schuller

"The Kingdom of God is at hand. Repent, and believe in the Gospel." -Mark 1:15
I once spent an evening with one of America's foremost psychiatrists, Dr. Karl Menninger. We were playing chess together in the Chicago home of a mutual friend, W. Clement Stone.

I was about to make my second move when the giant-minded Menninger glared at me over the chessboard and asked, "Dr. Schuller, do you preach repentance?"

I was taken aback, wondering what that question could possibly have to do with chess. Before I could answer, Dr. Menninger went on, saying, "Nothing will bring healing quicker to people than repentance. They are sinners. People know it. They are responsible for their own guilt! And they will never be healthy until they confess and repent before God."

I was reminded of St. Paul's words to the men of Athens: "... Now He (God) commands all people everywhere to repent." (Acts 17:30).

Deep within, I know the presence of God that is mine through Christ Jesus.




Kisah Burung Rajawali

Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.

Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ....., suatu yang saudara impikan selama ini.

Kau Tak Akan Tahu!

Alkisah di suatu negeri burung, tinggallah bermacam-macam keluarga burung. Mulai dari yang kecil hingga yang besar. Mulai dari yang bersuara lembut hingga yang bersuara menggelegar. Mereka tinggal di suatu pulau nun jauh di balik bukit pegunungan.

Sebenarnya selain jenis burung masih ada hewan lain yang hidup di sana. Namun sesuai namanya negeri burung, yang berkuasa dari kelompok burung. Semua jenis burung ganas, seperti, burung pemakan bangkai, burung Kondor, burung elang dan rajawali adalah para penjaga yang bertugas melindungi dan menjaga keselamatan penghung negeri burung.

Burung-burung kecil bersuara merdu, bertugas sebagai penghibur. Kicau mereka selalu terdengar sepanjang hari, selaras dengan desau angin dan gesekan daun. Burung-burung berbulu warna warni, pemberi keindahan.

Mereka bertugas bekeliling negri melebarkan sayapnya, agar warna-warni bulunya terlihat semua penghuni. Keindahan warnanya menimbulkan kegembiraan. Dan rasa gembira bisa menular bagai virus, sehingga semua penghuni merasa senang.

Pada suatu ketika, seekor induk elang tengah mengerami telur-telurnya. Setiap pagi elang jantan datang membawa makanan untuk induk elang. Akhirnya, di satu pagi musim dingin telur-telur mulai menetas. Ada 3 anak elang yang nampak kuat berdiri. Dua anak elang hanya mampu mengeluarkan kepalanya dari cangkang telur harus berakhir dalam paruh sang ayah.

Dengan tangkas, elang jantan mengoyak cangkang telur lalu mematuk-matuk calon anak yang tak jadi. Perlahan-lahan sang induk memberikan potongan-potongan tubuh anaknya ke dalam paruh mungil anak-anak elang. Kejam...? Ini hanya masalah kepraktisan. Untuk apa terbang dan mencari makan jauh-jauh jika ada daging bangkai di dalam sarang. Sebagai hewan, elang hanya mempunyai naluri dan akal tanpa nurani. Inilah yang membedakan manusia dan hewan.

Waktu berjalan terus, hari berganti hari. Anak-anak elang yang berbentuk jelek karena tak berbulu, kini mulai menampakkan keasliannya. Bulu-bulu halus mulai menutupi daging di tubuh masing-masing. Kaki kecil anak-anak elang sudah mampu berdiri tegak. Walau kedua sayapnya belum tumbuh sempurna.

Induk elang dan elang jantan, bergantian menjaga sarang. Memastikan tak ada ular yang mengincar anak-anak elang dan memastikan anak-anak elang tak jatuh dari sarang yang berada di ketinggian pohon.

Suatu pagi, saat induk elang akan mencari makan dan bergantian dengan elang jantan menjaga sarang. Salah seekor anak elang bertanya:
”Kapankah aku bisa terbang seperti ayah dan ibu?”

Induk elang dan elang jantan tersenyum, bertukar pandang lalu elang jantan berkata: ”Waktunya akan tiba, anakku. Jadi sebelum waktu itu tiba, makanlah yang banyak dan pastikan tubuhmu sehat serta kuat”. Usai sang elang jantan berkata, induk elang merentangkan sayapnya lalu mengepakkan kuat-kuat.

Hanya dalam hitungan yang cepat, induk elang tampak menjauhi sarang. Terlihat bagai sebilah papan berawarna coklat melayang di awan. Anak-anak elang, masuk di bawah sayap elang jantan. Mencari kehangatan kasih sang jantan.

Waktu berjalan terus, musim telah berganti dari musim dingin ke musim semi. Seluruh permukaan pulau mulai menampakan warna-warni dedaunan. Bahkan sinar mentari memberi sentuhan warna yang indah.

Anak-anak elang pun sudah semakin besar dan sayapnya mulai ditumbuhi bulu-bulu kasar. Suatu ketika seeor anak elang berdiri di tepi sarang, ketika ada angin kencang, kakinya tak kuat mencengkram tepi sarang sehingga ia meluncur ke bawah. Induk elang langsung merentangkan sayang dan mendekati sang anak seraya berkata: ”Rentangkan dan kepakan sayapmu kuat-kuat!”

Tapi rasa takut dan panik menguasai si anak elang karenanya ia tak mendengar apa yang dikatakan ibunya. Elang jantan menukik cepat dari jauh dan membiarkan sayapnya terentang tepat sebelum si anak mendarat di tanah. Sayap elang jantan menjadi alas pendaratan darurat si anak elang.

Si anak elang yang masih diliputi rasa panik dan takut tak mampu bergerak. Tubuhnya bergetar hebat. Induk elang, dengan kasih memeluk sang anak. Menyelipkan di bawah sayapnya dan memberikan kehangatan. Sesudah si anak tenang dan tak gemetar, induk elang dan elang jantan membawa si anak kembali ke sarang.

Peristiwa itu menimbulkan rasa trauma pada si anak elang. Jangankan berlatih terbang dengan merentangkan dan mengepakkan sayap. Berdiri di tepi sarang saja ia sangat takut. Kedua saudaranya sudah mulai terbang dalam jarak pendek. Hal pertama yang diajarkan induk dan elang dan elang jantan adalah berusaha agar tidak mendarat keras di dataran.

Lama berselang setelah melihat e dua saudaranya berlatih, si elang yang pernah jatuh bertanya pada ibunya:
”Adakah jaminan aku tidak akan jatuh lagi?”
”Selama aku dan ayahmu ada, kamilah jaminanmu!” jawab si induk elang dengan penuh kasih.
”Tapi aku takut!’ ujar si anak
”Kami tahu, karenanya kami ta memaksa.” Jawab si induk elang lagi.
”Lalu apa yang harus kulakukan agar aku beraai?” tanya si anak
”Untuk berani, kamu harus menghilangkan rasa takut!”
”Bagaimana caranya?”
”Percayalah pada kami!” Ujar elang jantan yang tiba-tiba sudah berada di tepi sarang.

Si anak diam dan hanya memandang jauh ke tengah lautan. Tiba-tiba si anak elang bertanya lagi.
”Menurut ibu dan ayah, apakah aku mampu terbang keseberang lautan?”
Dengan tenang si elang jantan berkata: ”Anakku kalau kau tak pernah merentangkan dan mengepakkan sayapmu, kami tidak pernah tahu, apakah kamu mampu atau tidak. Karena yang tahu hanya dirimu sendiri!”

Lalu si induk elang menambahkan: ”Mulailah dari sekarang, karena langkah kecilmu akan menjadi awal perubahan hidupmu. Semua perubahan di mulai dari langkah awal, anakku!”

Si anak elang diam tertegun, memandang takjub pada induk elang dan elang jantan. Kini ia sadar, tak ada yang tahu kemampuan dirinya selain dirinya sendiri. Kedua orang tuanya hanya memberikan jaminan mereka ada dan selalu ada, jika si anak memerlukan.

Didorong rasa bahagia akan cinta kasih orang tuanya, si elang kecil berjanji akan berlatih dan mencoba. Ketika akhirnya ia menggantikan elang jantan menjadi pemimpin keselamatan para penghuni negeri burung, maka tahulah ia, bahwa kesuksesan yang diraihnya adalah di mulai saat tekad terbangun untuk melangkah. Sukses itu tak pernah ada kalau hanya sebatas tekad. Tapi tekad itu harus diwujudan dengan tindakan nyata walau di mulai dari langkah yang kecil.

Mulailah rentangkan dan kepakkan sayap kemampuanmu, maka dunia ada digenggamanmu!

Rabu, 11 Juli 2007

Don’t Quit

Don’t Quit
By Robert H. Schuller

If you have faith as a mustard seed, you will say to this mountain, move ... and it will move and nothing will be impossible for you. -Matthew 17:20

The fifth principle that will give you the confidence that God will help you make your dream come true is to tie it down. DON'T QUIT!

One of the elders of our church suffered a severe heart attack some years ago. It was a twenty-five minute cardiac arrest. When they got him to the hospital he was in a comatose condition. The neurosurgeon said, "There's no hope for him. Even if he lives, he'll be a vegetable."

I came to his bedside shortly after his attack and remembered what Dr. Smiley Blanton, the eminent New York psychiatrist, once said, "There are vast undamaged areas in the most severely damaged brain." I believed him, so I said to my special friend, "Stanley, this is Dr. Schuller. You're going to get well."

And a tear rolled down out of his eye! It was the first sign of hope! And Stanley grabbed hold of a dream, even in his comatose condition - the dream that he could recover.

Several months later, Stan's wife drove him to the church and he walked around without crutches! I ran to him and hugged him. He said, "Pastor, you're great." I answered, "Stanley, God is great!"

Don't quit! Only you can kill God's dream for you. He will not let your dream come smashing down.

* * *
Lord, I feel like shouting because I am confident that together, we will succeed!
* * *

The meanings of Failure

The meanings of Failure
By Robert H. Schuller

"In everything you do, put God first, and He will direct you and crown your efforts with success." Proverbs 3:6 (LB)


When it looks like I have failed I ask, "Lord, what are you trying to tell me?"

Failure doesn't mean I'm a failure. It does mean I haven't succeeded yet!
Failure doesn't mean I have accomplished nothing. It does mean I have learned something!
Failure doesn't' mean I have been a fool. It does mean I had enough faith to try!
Failure doesn't mean I have been disgraced. It does mean I dared to adventure!
Failure doesn't mean I don't have it. It does mean I have to do something in a different way.
Failure doesn't mean I'm inferior. It does mean I am not perfect!
Failure doesn't mean I've wasted my life. It does mean I have an excuse to start over again!
Failure doesn't mean I should give up. It does mean I must try harder!
Failure doesn't mean I'll never make it. It does mean I need more patience!

Failure doesn't mean you have abandoned me, God. It does mean YOU MUST HAVE A BETTER IDEA!

Selasa, 10 Juli 2007

Father never let my hand go

A Little Story…………

Little girl and her father were crossing a bridge.

The father was kind of scared so he asked his little daughter, "Sweetheart, please hold my hand so that you don't fall into the river."

The little girl said, "No, Dad. You hold my hand."

"What's the difference?" Asked the puzzled father.

"There's a big difference," replied the little girl.
"If I hold your hand and something happens to me, chances are that I may let your hand go.
But if you hold my hand, I know for sure that no matter what happens, you will never let my hand go."

In any relationship, the essence of trust is not in its bind, but in its bond. So hold the hand of the person whom you love rather than expecting them to hold Urs...
This Story is too short....... ...but carries a lot of Feelings

Senin, 09 Juli 2007

Special relationship with God

By Robert H. Schuller

"If anyone hears My voice and opens the door, I will come in and dine with him and he with Me." -Revelation 3:20

I once spoke with a young woman who showed me a beautiful diamond ring that a certain young man had just given her. She was excited about the commitment she had made to the future with this young man.

I told her, "You know what it means when you accept that diamond engagement ring. It means you make a commitment to him and he makes a commitment to you. There is a growing relationship between the two of you and you both begin to build your whole future on that commitment. You trust him and he trusts you. Now you share secrets with him that you wouldn't share with anyone else, including me." Then I told her, "You known becoming a Christian is pretty much like receiving that diamond."

She nodded her head and replied, "I understand and I want to make that same kind of commitment to Jesus Christ."

God offers you a diamond to wear on your heart and accepting God's diamond is as simple as opening a door when you hear someone knock. Invite Jesus Christ into your life and enjoy a future rich in a trusting relationship with the Eternal and Almighty God.
* * *
God, I want a special relationship with you, therefore, I commit my life and future to You.

Good Luck and Bad Luck

God Will By Robert H. Schuller

You have a mighty arm; strong is your hand, and high is your right hand. -Psalm 89:13

I enjoy the inspiring story of the Chinese farmer who had one son and one horse. One day the horse ran off to the hills. Everybody came and said, "Oh, you lost your horse; what bad luck! The old Chinese farmer replied, "How do you know it is bad luck?" And sure enough, that night the one horse came back and led twelve wild stallions with him. The one son closed the gate and the farmer had thirteen horses.

The neighbors came again and exclaimed, "Oh, what good luck!" The old farmer answered, "How do you know it is good luck?" And sure enough, as the one son was to break one of the wild stallions, he was thrown off and broke his leg. The neighbors lamented, "Oh what bad luck." Again, the Chinese farmer questioned, "How do you know it is bad luck?"

A short time later a Chinese warlord came through town and drafted all the able-bodied young men and took them off to war with him. Those young men never returned. But the farmer's one son was spared and so he lived a full, long life.

Trust your dream to God. Your dream is God's dream and His purpose is to turn you and me into good stewards of his rich resources.
* * *
Lord, my eyes are on You and I will not be distracted from my positive, life-changing dream.

Minggu, 08 Juli 2007

Bangkit, lanjutkan hidup Anda

Pernah Anda merasa Tuhan tidak menjawab doa Anda?

Anda telah berdoa sungguh-sungguh, bepuasa, dan menjaga hati agar Tuhan menyelesaikan masalah Anda, tapi apa yang Anda harapkan tidak terjadi, bahkan sebaliknya yang tidak diharapkan yang terjadi dalam kehidupan Anda.

Ada seseorang yang berdoa agar pernikahannya dipulihkan, dia berdoa sungguh-sungguh, tapi yang terjadi kehidupan pernikahannya bertambah buruk bahkan berakhir perceraiaan.

Atau Anda sedang mengalami masa kritis berpacaran, dan berdoa berharap hubungan Anda dan kekasih dipulihkan. Tapi yang terjadi Anda malah ditinggalkan.

Anda memohon agar perusahaan Anda diberkati, tapi justru Anda bangkrut dan perusahaan Anda ditutup.

Anda seolah berkata “Kenapa kau lakukan hal ini dalam hidupku Tuhan? Bukankah aku telah berdoa, memohon dan meminta kepada-Mu? Mengapa justru hal buruk yang terjadi dalam hidupku?”

Satu hal, pada saat Anda mengalami masa-masa sulit, Anda akan menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi masalah. Yang paling penting adalah Anda harus melanjutkan hidup Anda, dan melepaskan rasa sakit dimasa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu Anda, sehingga Anda tidak melihat terdapat kesempatan-kesempatan emas lainnya yang menghampiri Anda. Jika sebuah pintu tertutup dan Anda terus-menerus melihat pintu tersebut, maka Anda tidak akan menyadari ada pintu-pintu lain yang sedang dibukakan bagi Anda.

Dan pada saat Anda menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, hal-hal baik lainnya akan Tuhan datangkan tepat pada waktunya.

Anda dapat membaca kisah Raja Daud di Alkitab, ketika bayi Daud sakit dan hampr mati, Daud berdoa siang dan malam, tidak mau makan dan minum, tidak mandi dan bercukur, tidak menghadiri pertemuan apapun. Daud tidak melakukan apa-apa selain berdoa memohon kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Tapi apa yang terjadi? Anaknya tetap mati.

Anda mungkin berpikir setelah mengetahui anaknya mati, Daud akan kecewa dan pahit hati kepada Tuhan. Tapi yang dilakukan Daud ketika mengetahui anaknya mati, dia justru langsung mencuci wajahnya dan mengenakan pakaian baru dan melanjutkan kehidupannya.

Jadi ketika hal-hal terjadi diluar keinginan Anda, jangan menjadi pahit hati, jangan mempertanyakan Tuhan. Belajarlah seperti yang dilakukan Daud, cuci wajah Anda dan lanjutkan kehidupan Anda. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang telah Tuhan siapkan untuk Anda.

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca