-

Kamis, 31 Maret 2011

Menjadi Orang Hebat

1 Korintus 1:27
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 92; Lukas 4; Ulangan 29-30

Heinrich Pestalozzi pada masa kecilnya dikenal sebagai Henky si bodoh. Ia menjadi anak yatim semenjak ia berumur 6 tahun. Sebutan si bodoh ditujukan pada dirinya karena kemampuannya yang sangat terbatas, bahka di bawah rata-rata. Berkali-kali ia tidak naik kelas. Namun, karena ia tekun dan tidak mudah putus asa, ia menjadi orang hebat.

Semasa hidupnya Pestalozzi dikenal sebagai Bapak Pendidikan Modern yang memiliki konsep memberi perhatian secara pribadi kepada anak didik. Dengan konsep ini, proses belajar mengajar memungkinkan setiap anak berkembang secara optimal. Sebelumnya, penyelenggaraan pendidikan bersifat umum klasikal. Pendidik memberi perhatian kepada anak secara keseluruhan. Prestasi lain yang berhasil dicapai oleh Heinrich Pestalozzi adalah membangun lima panti asuhan dan menjadi rektor di sebuah perguruan tinggi di Prancis.

Saat ia meninggal, banyak ungkapan yang menunjukkan betapa besar jasaya bagi sesamanya melalui dunia pendidikan yang ditekuninya. Di antaranya adalah: "Sang penolong bagi anak-anak malang", "Seorang Kristen yang menganggap orang lain segala-galanya sementara dirinya sendiri bukan siapa-siapa".

Di tangan-Nya tidak ada yang mustahil. Bagi orang yang mau berusaha dengan sungguh-sungguh selalu ada potensi untuk melejitkan diri. Jika kita merasa seperti Henky si bodoh, bangkitlah bersama Allah. Kita hantam kesombongan dunia dengan sikap rendah hati sambil tetap berserah diri.

Setiap orang dapat mencapai kejayaan dalam hal apa pun asal ia menekuni dan mencintai pekerjaannya.


Renungan terkait
* Start from zero
* Topan VS angin sepoi
* Belajar dari pensil
* Keterbatasan kita
* Hikmat dari Tuhan melebihi dari segalanya

Rata Penuh

Rabu, 30 Maret 2011

Dewa Dari Emas

Keluaran 20:3
"Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku"

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 91; Lukas 3; Ulangan 28

Allah telah menarik perhatian Firaun dan orang-orang Mesir dengan serangkaian bencana. Orang nomor satu di Mesir itu pun menjadi takut dan akhirnya menuruti permintaan Musa untuk membebaskan umat Israel yang telah diperbudak selama 400 tahun. Namun, Allah sangat baik terhadap umat perjanjian-Nya. Karena tidak ingin orang-orang Israel meninggalkan Mesir dengan tangan hampa, Dia membuat orang-orang di Mesir bermurah hati terhadap bangsa tersebut (Keluaran 12:36).

Namun, setelah keluar dari negeri Mesir umat Allah ini tidak taat dan jatuh dalam penyembahan berhala. Mereka menggunakan emas milik mereka untuk membuat anak lembu emas. Mereka menyembahnya sewaktu Musa berada di Gunung Sinai menerima hukum Allah (Keluaran 32:1-4).

Pengalaman orang-orang Israel ini menyoroti hal yang harus diperhatikan oleh orang-orang Kristiani mengenai harta milik mereka. Ada banyak hal di dalam masyarakat yang dapat kita nikmati, tetapi benda-benda materi juga membawa bahaya yang mematikan apabila kita gunakan tanpa berpikir panjang. Os Guinness berkata bahwa kita "bebas menggunakannya", tetapi kita "jangan menjadikannya berhala". Kita adalah "orang asing dan pendatang" (Ibrani 11:13) dan kita jangan sampai begitu mencintai "kekayaan Mesir" sehingga kita merasa puas dan melupakan panggilan sejati kita.

Apakah kita telah menggunakan berkat-berkat materi kita untuk melayani Tuhan? Atau apakah kita telah menjadi budak mereka?

Emas dapat menjadi hamba yang berguna tetapi dapat juga menjadi tuan yang jahat.

Renungan terkait
* Uang logam yang tak berharga
* Inikan hanya recehan
* Orang yang berbahagia didunia
* Waspadai isi dompet Anda
* Hikmat dari Tuhan melebihi dari segalanya


Selasa, 29 Maret 2011

Penyediaan yang Pasti

Filipi 4:19
"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 90; Lukas 2; Ulangan 26-27

Satu pelajaran yang Yesus ajarkan kepada kita adalah memiliki keyakinan bahwa Allah memenuhi setiap doa yang benar. Orang-orang yang sinis mungkin mempertanyakannya, kaum humanis mungkin menyangkalnya, dan para intelektual mungkin menganggapnya konyol. Tetapi, inilah janji Kristus sendiri: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya" (Yohanes 15:7).

Apakah ayat ini berarti bahwa Allah memberi kita selembar cek kosong ketika kita berdoa? Apakah ia berjanji akan memberikan apa pun yang kita inginkan, jika kita terus meminta? Tidak. Allah terlalu mengasihi kita untuk menjawab doa-doa yang bodoh atau yang dapat membahayakan kita. Tetapi, semakin kita dekat kepada-Nya - semakin kita tinggal di dalam Dia dan firman-Nya di dalam kita - semakin kita akan merindukan apa yang Dia rindukan, maka doa kita akan semakin merefleksikan diri-Nya.

Allah berjanji, "Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela" (Mazmur 84:12). Percayalah pada janji itu dengan segenap jiwa Anda.

Orang yang mengandalkan Tuhan Yesus dalam hidupnya setiap hari, tidak akan pernah mengalami kekurangan.

Renungan terkait
* Tempat menaruh harapan
* Masih dapat bekerja
* Berjuang meraih pengharapan
* Mujizat Tuhan tidak pernah berakhir
* Hikmat dari Tuhan melebihi dari segalanya


Senin, 28 Maret 2011

Sungguh-sungguh Diubah

Roma 12:1-2
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 89; Lukas 1; Ulangan 25

Orang lain tidak dapat melihat pikiran-pikiran dan emosi-emosi Anda, mimpi-mimpi dan motivasi-motivasi Anda. Mereka juga tidak dapat "melihat" komitmen Anda kepada Kristus.

Mereka akan menilai Anda melalui apa yang mereka lihat dari luar. Kerutan dahi menandakan perhatian dan ketidaksetujuan; senyuman menandakan terima kasih atau sambutan; tangan yang dikepal menandakan ketidaksukaan atau kemarahan.

Mengapa Paulus mengatakan kepada kita agar "mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup?" karena bahasa tubuh kita mencerminkan keberadaan kita yang sebenarnya. Kita dapat berkata bahwa kita mengikut Kristus, namun kalau perbuatan kita menyatakan makna yang berbeda, orang-orang akan mempertanyakan dan menuntut.

Pakaian kita, tutur kata kita, kebiasaan-kebiasaan kita harus memuliakan Tuhan. Kita harus menjadi, "tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini" (Filipi 2:15).

Apakah tindakan-tindakan lahiriah Anda menandakan komitmen hati Anda kepada Kristus?

Pertobatan tidak hanya berbicara tentang kehidupan kita yang dipindahkan dari gelap kepada terang, tetapi perubahan sikap dan perilaku yang semakin mirip dengan Kristus.

Renungan terkait
* Jalan pulang
* Aku tak bisa memegang kartu lagi
* Berjuang meraih pengharapan
* Never give up
* Ada tetesan setelah tetesan terakhir


Jumat, 25 Maret 2011

Laba Mengikut Kristus

Filipi 3:7-8
"Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 86; Roma 14; Ulangan 19-20

Seorang ekonom dunia pernah menulis bahwa manusia itu adalah makhluk ekonomi. Apa maksud dari pernyataan ‘manusia adalah makhluk ekonomi'? Maksudnya adalah setiap perbuatan yang ia atau mereka lakukan didasarkan atas pertimbangan untung rugi. Biasanya orang akan melakukan sesuatu yang keuntungan lebih besar dan resiko ruginya lebih sedikit.

Dalam berhubungan dengan Allah, prinsip untung rugi ini sering digunakan manusia. Beberapa orang memilih menjadi umat-Nya karena tergiur dengan segala berkat yang akan ia terima baik di bumi maupun di surga. Mereka menganggap hidup mereka akan lebih terjamin bila bersama Allah dan memang hal itu benar adanya. Bersama dengan Allah, kita tidak perlu kuatir karena Dia telah menyediakan segala apa yang kita butuhkan di bumi ini.

Walaupun begitu, seharusnya hal-hal ini bukanlah fokus kita menjadi orang Kristen. Waktu kita memilih Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita, mengenal-Nya adalah tujuan utama kita, bukan yang lain. Menjadi serupa dengan-Nya adalah yang harus kita kejar, bukan berkat. Ini bukanlah pemikiran seorang yang naïf, tetapi seorang yang mengerti dengan benar mengapa ia harus mengikut Tuhan Yesus.

Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Filipi mengatakan bahwa segala sesuatu telah ia anggap rugi karena pengenalan akan Yesus Kristus yang lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah, Paulus melepas semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya dirinya mendapatkan Kristus (Filipi 3:8).

Bersyukurlah kepada Allah karena Anda mengenal Tuhan Yesus, Raja diatas segala raja, Juruselamat hidup manusia. Itulah laba terbesar Anda mengikut Dia.

Kristus adalah keuntungan terbaik yang kita terima sebagai orang Kristen.

Kamis, 24 Maret 2011

Kehendak Diri yang Keras

Kisah Para Rasul 3:19
"Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 85; Roma 13; Ulangan 17-18

Menjadi orang Kristen adalah peristiwa sekali untuk selamanya; kita bertobat dari dosa-dosa dan menyertakan hidup hanya kepada Kristus saja untuk keselamatan kita. Ketika kita bertobat, Allah membawa kita "keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (I Petrus 2:9).

Menjadi orang Kristen juga adalah pengalaman setiap setiap hari yang berlangsung terus menerus, proses seumur hidup dalam pertobatan dan iman setiap hari. Dari sanalah kehendak-kehendak kita masuk. Walaupun kita sudah bertobat dan Allah telah datang untuk hidup di dalam kita, sifat lama kita masih "hidup dan bergolak". Kehendak-kehendak kita yang keras masih menuntut untuk menempatkan diri terlebih dahulu melebihi Kristus.

Tidaklah mudah membawa kehendak-kehendak kita yang keras dalam penundukkan kepada Kristus. Namun bila kita melakukannya, maka kita akan seperti siput yang dikembalikan ke dalam cangkangnya. Kita akan mengalami stres dan ketegangan hidup akibat tidak berdamai dengan Allah, sebaliknya kita akan menemukan ketentraman di dalam hadirat-Nya.

Siapakah yang mengendalikan kehendak Anda hari ini? Anda ataukah Kristus?

Serahkan kehendak pribadi Anda di bawa kaki Yesus maka Dia akan memimpin jalan hidup Anda senantiasa.

Renungan terkait
* Berhasil dan gagal
* Gagal
* Berjuang meraih pengharapan
* Never give up
* Ada tetesan setelah tetesan terakhir


Rabu, 23 Maret 2011

Penderitaan yang Menumbuhkan

Yakobus 1:2
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 84; Roma 12; Ulangan 15-16

Apa yang biasa Anda lakukan ketika penderitaan melanda hidup Anda? Mencari tahu penyebab mengapa Anda mengalami penderitaan tersebut atau justru mengambil sikap seperti Tuhan Yesus, yang tetap menjalani penderitaan-Nya dengan ketaatan penuh kepada Allah Bapa?

Pengarang James Stalker menulis dalam sebuah bukunya, "Penderitaan tidak selalu menyucikan. Penderitaan dapat membuat watak menjadi buruk dan egois. Namun, ada banyak pula keberhasilan yang timbul dari pencobaan. Ada banyak kamar orang sakit yang merupakan suatu kehormatan untuk dikunjungi."

Suatu ketika J. Oswald Sanders pernah bercerita tentang kunjungannya ke tempat semacam itu di Australia, tempat dimana Nona Higgens tinggal. Dalam keadaan sakit terus-menerus, Nona Higgens tidak pernah meninggalkan kamarnya selama lebih dari 40 tahun. Kedua tangan dan kakinya telah diamputasi untuk menahan penyebaran penyakitnya ke seluruh tubuhnya.

Setelah memutuskan untuk hidup secara kreatif, ia menamai pondok tempat tinggalnya dengan nama "Pondok Harapan Sukacita". Di pondok inilah ia menyerahkan dirinya dalam doa kepada Tuhan dan aktif pelayanan rohani. Dengan pena yang diikatkan pada ujung lengannya yang buntung, ia berkirim surat ke seluruh dunia selama bertahun-tahun dan membimbing ratusan orang kepada Kristus.

Penderitaan yang dialami Nona Higgens tidaklah membuatnya patah semangat dan menjadikan dirinya sebagai orang yang tidak berguna, justru sebaliknya, penderitaannya justru mendorongnya untuk menjadi lebih kreatif di dalam hidup dan pelayanannya.

Jadi, jika saat ini Anda untuk hidup lebih kreatif, "Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan" (Yakobus 1:2). Sebutlah pergumulan-pergumulan dan derita hati Anda dengan sebutan "derita yang menumbuhkan," dengan penekanan pada kata menumbuhkan!

Bila kita memuji Allah dalam ujian hidup kita, beban kita akan berubah menjadi berkat.

Renungan terkait
* Mengapa ada penderitaan
* Bersabar dalam penderitaan
* Bersukacita di tengah penderitaan
* Kubu pertahanan yang kuat
* Keluar dari sumur dengan kemenangan


Selasa, 22 Maret 2011

Jatuh itu Anugerah

Ulangan 32:11-12
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Rajawali adalah burung yang terkenal dengan ketangguhannya menghadapi badai, kekuatan sayapnya yang mampu terbang tinggi, dan ketajaman inderanya saat mengejar mangsanya. Semua kekuatan yang didambakan burung mana pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun kekuatan terbang burung rajawali tidak datang dengan sendirinya.

Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tertinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak bayi rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidak dikuatirkan oleh apa pun juga.

Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, ‘tanpa perasaan' induknya akan menjungkirbalikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.

Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.

Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih Anda untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat Anda menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah Anda sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata?

Jatuh itu anugerah. Nikmati dengan penuh ucapan syukur dan jadilah kuat.


Renungan terkait
* Orang lemah yang kuat
* Mengapa Tuhan memberikan kita masalah
* Jangan kalah atas masalah
* Kubu pertahanan yang kuat
* Saat dalam masalah


Senin, 21 Maret 2011

Senjata Puji-pujian

Mazmur 9:2-4
"Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi, sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 82; Roma 10; Ulangan 11-12

Jangan meremehkan pentingnya puji-pujian. Itu merupakan salah satu senjata rohani terampuh yang Anda miiki. Puji-pujian itu lebih merdu daripada lagu atau sepatah kata pembangkit semangat tentang Tuhan. Itu menghasilkan sesuatu. Itu menyalurkan hadirat Tuhan sendiri. Dan bila hadirat Tuhan muncul, semua musuh Anda terpukul mundur. Penyakit tidak dapat tinggal di tubuh Anda. Kemiskinan tidak dapat tinggal di rumah Anda.

Keletihan jasmani akan lenyap bila dihadapi dengan puji-pujian sejati yang penuh sukacita. Mungkin ada diantara Anda yang berkata dalam hati, "Bagaimana bisa hal ini bisa terjadi? Hanya dengan memuji Tuhan, sakit penyakit hilang. Hanya dengan mengagungkan nama-Nya, keletihan tubuh lenyap?" Sangat sulit untuk menjawabnya secara logika. Anda harus merasakan dan mengalaminya sendiri.

Iblis mengetahui kuasa dari puji-pujian kepada Allah karena ia berasal dari surga awalnya. Ia tidak akan berhenti menggoyahkan iman Anda dengan perkataan penuh muslihatnya. Namun, syukur kepada Tuhan karena kita mengetahui betapa dahsyat puji-pujian yang kita naikkan ke hadapan Raja di atas segala raja.

Jadi, bila iblis kelak mencoba menahan keberhasilan Anda, menguras kekuatan Anda, mengambil kekayaan dan kemenangan yang jadi milik Anda dalam Yesus, pukul mundurlah dia dengan senjata ampuh puji-pujian itu. Angkatlah tangan, suara dan segenap hati Anda kepada Tuhan. Pujilah Dia !

Saat puji-pujian dinaikkan, segala kuasa jahat dihancurkan dan berkat Allah dicurahkan ke atas kehidupan setiap kita yang menyembah-Nya.

Renungan terkait
* Tekanan berbuah kebenaran
* Tahta untuk sang putri
* Tuhan membebaskan Anda
* Hak istimewa untuk berdoa
* Doa yang sia-sia


Minggu, 20 Maret 2011

Datang Dengan Berani

Matius 7:7
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Anak-anak tidak pernah malu ketika meminta sesuatu. Tidaklah normal jika kebutuhan mereka tidak mereka sampaikan dengan berani.

Allah telah berkata kepada anak-anakNya, "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibrani 4:16). Allah sangat menyadari bahwa kita bergantung padanya atas kebutuhan-kebutuhan kehidupan. Itulah sebabnya Yesus berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7).

Apa yang menyusahkan Anda hari ini? Apakah hati Anda berbeban karena sejumlah masalah yang mengancam Anda? Apakah Anda dipenuhi oleh kegelisahan dan kekhawatiran, bertanya-tanya apakah yang akan terjadi selanjutnya? Sebagai anak Allah melalui iman di dalam Kristus, Anda dapat menyerahkan semua ini kepada Kristus, mengetahui bahwa Dia mengasihi Anda dan sanggup menolong Anda. Jangan memikul beban Anda lebih lama lagi, tetapi "bawa dengan berani ke takhta kasih karunia" dan tinggalkanlah di sana.

Yesus menerima dan mendengar segala keluhan dan permohonan yang Anda sampaikan kepada-Nya.

Renungan terkait
* Pola pikir yang menghasilkan mujizat
* Hidup bebas dari ketakutan
* Tuhan membebaskan Anda
* Hak istimewa untuk berdoa
* Doa yang sia-sia


Sabtu, 19 Maret 2011

Lengan-lengan yang Kekal

Ulangan 33:27
"Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman: Punahkanlah!"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 80; Roma 8; Ulangan 7-8

Lengan-lengan yang melindungi mengungkapkan kelemahlembutan yang penuh kasih dari Bapa di Surga. Di tengah masalah dan kesulitan, manusia membutuhkan tempat perlindungan. Tempat untuk bersembunyi. Tempat di mana tak seorang pun dan tak satu pun dapat menyentuhnya.

Ketika Anda sedang dalam situasi yang tidak mengenakkan, ucapkan kata-kata ini, "Tuhanlah Tempat Perlindunganku!" Lakukan berulang kali sampai perkataan tersebut meresap ke dalam jiwa Anda. Perkatakan itu terus sampai Anda memahaminya. Sampai Anda yakin bahwa tidak ada yang dapat membuat Anda takut.

Hayatilah kata-kata itu bukan hanya sampai rasa takut Anda hilang, tetapi sampai Sukacita mengalir masuk. Yakinlah bahwa Lengan Allah tak mengenal lelah dan sangat aman. Lengan-lengan yang kekal itu telah teruji dari zaman dahulu kala dan tetap berkuasa sampai hari ini.

Allah adalah tempat terbaik untuk berlindung di kala topan badai menyerang kehidupan kita.

Renungan terkait
* Kubu pertahanan yang kuat
* Hidup bebas dari ketakutan
* Tuhan membebaskan Anda
* Di lindungi oleh kasih
* Kehidupan yang tentram


Kamis, 17 Maret 2011

Patut Dipercaya

Lukas 16:10
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 78; Roma 6; Ulangan 3-4

Menjadi orang yang dipercayai orang lain bukanlah sebuah perkara yang mudah. Bahkan dalam pengalaman hidup saya, membangun kepercayaan dari orangtua, sahabat, ataupun orang-orang di sekitar jauh lebih sulit dibandingkan mendapatkan harta benda. Sekali saja kita mempermainkan kepercayaan seseorang maka akan sangat sulit untuk memintanya percaya kembali kepada kita.

Bapak Pramuka dunia, Robert Boden Powell memberi makna sangat tinggi akan hal ini sehingga tidaklah heran jika ia memberikan definisi sebagai berikut: "Kepercayaan adalah dasar dari semua pelatihan moral kehidupan manusia." Orang yang biasa melepaskan tanggung jawab atau membocorkan rahasia seseorang sangatlah tidak mungkin memiliki moral yang baik.

Allah sangat tidak suka dengan orang-orang seperti ini. Lukas 25:30 mencatat dengan jelas bahwa Dia mencampakkan hamba yang tidak berguna (yang tidak dapat memegang kepercayaan) ke dalam kegelapan yang paling gelap dimana disana akan terdapat ratap dan kertak gigi.

Sebagai orang Kristen, kita dituntut memberi warna yang berbeda bagi dunia ini. Saat orang-orang yang dapat dipercaya semakin sulit ditemukan hari-hari ini, kita lah yang harus menunjukkan diri sebagai orang-orang tersebut. Dan ketika Anda melakukannya maka lihatlah ada banyak orang di sekitar Anda yang akan datang kepada Kristus.

Kepercayaan tidak dibangun dalam satu hari, tetapi melalui perjalanan panjang yakni dari satu peristiwa ke satu peristiwa berikutnya.

Renungan terkait
* Taat = Sukses
* Menabur
* Less is more, Little is much, small is beautiful
* Kesetiaan membawa Anda pada promosinya
* Kehidupan yang tentram


Rabu, 16 Maret 2011

Yang Tidak Akan Hilang

Roma 8:35
"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 77; Roma 5; Ulangan 1-2

Ketika kita menyatakan rasa syukur kepada Tuhan, biasanya dengan mudah kita akan bersyukur atas berkat materi dan hidup yang indah, meskipun semuanya itu akan mudah hilang. Tubuh yang sehat memang adalah berkat yang luar biasa, tapi tahukah kamu bahwa itu semua bisa lenyap suatu hari.

Di tengah kebahagiaan dan kehangatan sebuah keluarga atau persahabatan yang indah, kematian bisa menerobos masuk tanpa dapat kita perkirakan sebelumnya. Hari ini mungkin kita mampu bersyukur oleh karena kita mempunyai sesuatu untuk dikerjakan, tetapi esok hari kita bisa kehilangan pekerjaan. Meja makan kita mungkin penuh dengan makanan hari ini, tetapi mungkin besok kita menemukan meja makan kita kosong dan kita bertanya-tanya, "apa yang harus saya makan?."

Ucapan syukur kita kepada Tuhan seharusnya tidak hanya terfokus kepada perkara-perkara makanan, keluarga, teman, pekerjaan, yang semuanya itu bisa hilang, tetapi bersyukurlah juga akan perkara yang tidak dapat hilang dari kita.

Dalam Roma 8:35-39, Rasul Paulus menuliskan bahwa tidak ada sesuatu pun "akan memisahkan kita dari Kasih Allah yang ada dalam Yesus Kristus, Tuhan kita. Kasih Allah tak pernah gagal, tak pernah mengecewakan, tak pernah berubah dan yang terlebih penting tidak akan pernah habis atau hilang."

Jadi, bila hari ini Anda berada jauh dari rumah dan keluarga, tubuh dan jiwa Anda berada keadaan lemah, hati Anda sedang kosong, tidak ada yang dapat Anda makan, atau tidak ada sesuatu yang dapat Anda banggakan, ingatlah akan hal ini: bersyukurlah karena Kasih Kristus. Kasih-Nya abadi dan tidak ada satu masalah pun yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya yang besar.

Jangan biarkan satu haripun kita kehilangan Kasih Kristus.

Renungan terkait
* Hidup yang melekat pada kristus
* Pilih Kasih
* Jangan hidup menyendiri
* Kesabaran dalam berdoa
* Doa tak bersyarat


Selasa, 15 Maret 2011

Karena Doa

Yakobus 5:16
"Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 76; Roma 4; Bilangan 35-36

Seberapa besarkah kuasa doa menurut Anda? Besar, sangat besar, luar biasa besar atau justru tidak memiliki kuasa sama sekali? Jika Anda memiliki opsi yang terakhir berarti Anda tidak pernah mengetahui bagaimana dunia ini diubah oleh karena doa.

John Knox berdoa, dan hasi-hasil doanya membuat Ratu Mary berkata ia lebih takut pada doa-doa John Knox dibandingkan dengan semua pasukan musuh Skotlandia. John Wesley berdoa, dan kebangunan rohani terjadi di Inggris.

Jonathan Edwards berdoa, dan kebangunan rohani menyebar di seluruh koloni Amerika. Sejarah telah diubah dari waktu ke waktu karena doa. Bahkan sejarah saat ini pun dapat diubah kembali jika umat Allah berlutut dalam doa yang penuh percaya.

Ketika terjadi masa-masa yang suram dan dunia mengejek Allah, Ia tetap bekerja lewat doa-doa umat-Nya. Berdoalah hari ini untuk kebangunan rohani di negara Anda dan di seluruh dunia.

Doa Anda adalah senjata yang ampuh untuk membuat perubahan dalam dunia ini.

Renungan terkait
* Doa dan iman
* Apakah doa mengubah sesuatu
* Doa yang ampuh
* Kesabaran dalam berdoa
* Doa tak bersyarat


Senin, 14 Maret 2011

Kalahkan Raksasa Anda

I Samuel 17:26
"Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?""Rata Penuh

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 75; Roma 3; Bilangan 33-34

Kisah Daud dan Goliat merupakan salah satu kisah di dalam alkitab yang sangat terkenal sampai sekarang ini. Seorang pria remaja yang belum pernah berperang dengan manusia dan hanya bersenjatakan ketapel dapat mengalahkan seorang pahlawan Palestina yang sangat tinggi dan berpengalaman.

Bila kita telusuri lebih dalam lagi, kemenangan Daud bukanlah bermakna hanya seorang manusia yang kelihatannya lebih lemah dapat meraih kemenangan atas manusia raksasa tetapi mengenai perjanjian Tuhan. Pada zaman dahulu kala, sunat adalah tanda dari perjanjian itu. Goliat termasuk di dalam golongan tidak bersunat dan anak Isai tersebut tahu bahwa ia lah yang akan tampil sebagai pemenangnya.

Seperti Daud, Anda juga mempunyai perjanjian. Tetapi perjanjian yang Anda punyai itu lebih baik. Perjanjian yang dipunyai Daud menawarkan sejumlah berkat kepada mereka yang memelihara perjanjian itu, tetapi juga memuat kutuk bagi yang melanggar perjanjian itu.

Perjanjian yang Anda punyai tidak demikian. Perjanjian milik Anda adalah Perjanjian Baru yang dibayar lunas dengan darah-Nya sendiri. Perjanjian itu tidak bergantung kepada kesanggupan Anda. Itu bergantung pada-Nya dan pada karya yang telah digunakan-Nya. Dia telah melakukannya semua! Yang harus Anda lakukan hanyalah mempercayainya dan menerimanya.

Semua kutuk yang melekat kepada hidup Anda dikarenakan dosa Adam dan Hawa telah dikalahkan. Kristus telah membebaskan Anda dan saya seratus persen. Apa yang menjadi raksasa di hidup Anda hari ini? Penyakit, kegagalan, atau kekurangan uang? Jangan biarkan semua itu menakut-nakuti Anda. Anda mempunyai perjanjian darah dengan Tuhan Yang Mahakuasa. Tiada keadaan di muka bumi ini yang dapat merampas kemenangan itu dari Anda.

Tuhan telah menetapkan Anda sejak awal sebagai pemenang, oleh karenanya bersikaplah layaknya seorang pemenang !

Renungan terkait
* Roh pemenang
* Menjadi pemenang adalah satu-satunya
* Tetaplah berlari
* Menaklukan kehidupan kehidupan dengan satu kaki
* No retreat


Minggu, 13 Maret 2011

Krisis Pede

II Korintus 11:30
"Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 74; Roma 2; Bilangan 31-32

Banyak orang berpikir bahwa krisis percaya diri hanya mendera mereka yang berusia remaja dan tidak bagi mereka yang sudah berusia diatas 25 tahun. Benarkah seperti itu? Jelas, pendapat itu salah besar. Kepercayaan diri bukanlah bergantung kepada usia seseorang, tetapi bagaimana ia melihat dirinya sendiri dan lingkungan keluarga yang membentuknya.

Akibat dari ketidakpercayaan diri begitu banyak potensi, bakat, atau kemampuan yang tersia-siakan karena tidak disadari oleh pemiliknya. Ini sebetulnya persoalan klasik. Bisa ditemui di segala zaman dari generasi ke generasi.

Musa adalah salah satu tokoh besar di Alkitab yang begitu jelas mengalami krisis percaya diri. Sewaktu Allah berfirman dan memberinya tugas untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa berusaha mengelak dengan alasan-alasan yang sebenarnya masuk akal. Ia berkata kepada Allah bahwa ia bukanlah seorang yang pandai berbicara sehingga ia merasa kurang pantas memimpin bangsa Israel. Namun, Allah tetap tidak bergeming. Setelah berbicara panjang lebar, akhirnya Musa pun taat pada panggilan-Nya. Musa mengambil keputusan ‘menutup matanya' pada kekurangan di dalam dirinya, ia mempercayai Allah dan mengizinkan Allah bekerja atas hidupnya.

Sebagai manusia, kita pasti banyak kekurangan. Namun, Allah pasti menaruhkan talenta, bakat, atau kemampuan kepada masing-masing orang. Dia mempunyai satu maksud dan rencana atas setiap kelebihan yang kita miliki. Allah ingin kita mempergunakan dan memaksimalkan talenta, bakat, atau kemampuan itu untuk menggenapi rencana mulia-Nya atas hidup kita dan dunia ini.

Allah tidak ingin kita fokus pada kekurangan-kekurangan atau kelemahan kita yang pada akhirnya hanya akan membuat kita minder, merasa tidak berguna, tidak berharga dan putus asa. Ini bukanlah ciri dari anak-anak Tuhan yang dewasa. Dan tentunya Allah tidak bisa mengerjakan karya-Nya jika kita pesimis dan rendah diri. Sekarang saatnya Anda memohon kemurahan-Nya, lalu kerahkanlah seluruh kemampuan yang Anda miliki untuk Tuhan.

Sekecil apapun yang kita miliki akan menjadi besar jika diserahkan kepada Allah.

Renungan terkait
* Kekuatan atau kelemahan
* Tuhan bekerja di atas kelemahan kita
* Jangan kalah atas masalah
* Orang lemah yang kuat
* Dalam segala perkara Tuhan bekerja


Kamis, 10 Maret 2011

Jangan Tergesa-gesa

Yesaya 30:15
"dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 71; Markus 15; Bilangan 25-26

Semua kegelisahan merusak kebaikan. Ketenangan mendatangkan kebaikan dan pada saat yang sama menghancurkan kejahatan. Namun, yang terjadi seringkali justru sebaliknya. Kita suka tergesa-gesa bertindak untuk menghancurkan hal-hal jahat yang terjadi di sekitar kita, padahal itu semua keliru.

Sebagai orang-orang percaya, kita seharusnya mempercayai siapakah Allah yang kita sembah. Dia bukanlah patung baal yang diam atau manusia yang terbatas kekuatannya. Dia adalah Raja di atas segala raja; Pencipta Alam Semesta; Tuhan Yang Maha Kuasa. Bahkan Dia adalah Pribadi yang sangat senang berbicara kepada umat-Nya.

Jadi, saat masalah dan rintangan datang menghadang janganlah berbuat apapun dahulu. Bertindaklah jika Allah telah memerintahkan-Nya. Tenanglah senantiasa bersama-Nya karena itu merupakan wujud dari rasa percaya. Kepercayaan yang seutuhnya dapat menenangkan jiwa Anda.

Jangan pernah takut pada kondisi atau kesulitan apapun. Hal ini akan membantu Anda untuk menumbuhkan ketenangan. Ketika dunia harus belajar bertindak cepat untuk mencapai sesuatu, maka Anda harus belajar tenang untuk mencapai sesuatu. Semua pekerjaan besar yang dilakukan untuk Allah harus diawali dengan membentuk ketenangan di dalam jiwa.

Jangan menjadi gusar bila masalah datang karena tangan Allah sedang bekerja dan memberi Anda jalan keluar.

Renungan terkait
* Tergesa membawa celaka
* Siapa yg percaya tidak akan gelisah
* Jangan kalah atas masalah
* Saat janji Tuhan tertunda
* Dalam segala perkara Tuhan bekerja


Rabu, 09 Maret 2011

Memamahbiak Firman

Yohanes 17:17
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 70; Markus 14; Bilangan 23-24

Memamahbiak Firman Tuhan adalah salah satu kunci sukses kehidupan dan pelayanan kita (lihat Yoh. 1:8, Maz. 1). Merenungkan Firman juga merupakan langkah praktis untuk memperbarui pikiran. Konsep sesungguhnya di balik kata ‘meditasi' (perenungan) adalah seekor lembu yang sedang memamahbiak. Sama seperti lembu mengunyah makanannya berulang-ulang, kita seharusnya juga mengingat-ingat selalu Firman yang telah kita hapalkan.

Suatu hari, sebuah keluarga yang tinggal di tepi gurun keheranan melihat biji-biji bertunas di pasir gurun yang berkadar garam tinggi di belakang rumah mereka. Mereka sendiri sudah sering mencoba menanam tumbuhan, tapi tanpa hasil. Rahasia itu terpecahkan ketika mereka menemukan setiap hari sang ibu membuang air cucian keluar melalui pintu belakang. Setelah berbulan-bulan, garam yang menghambat pertumbuhan itu pun terkikis.

Saat kita memenuhi pikiran dengan Firman Allah, Firman itu akan mencuci bersih pikiran-pikiran yang bertentangan dengan Alkitab dan menyusun kembali ide-ide lain yang berpusat pada prinsip Allah. Dengan merenungkan Firman Tuhan, kita juga akan mulai melihat prinsip-prinsip penerapannya untuk kehidupan dan pelayanan kita. Bila Anda telah menjalankan kebiasaan ini, Anda perlu terus mengembangkannya. Bila belum, mengapa tidak memulainya hari ini juga?

Seperti makanan yang dicerna dengan baik akan terserap dengan baik oleh tubuh, begitu pun Firman Tuhan.

Renungan terkait
* Memperkatakan firman dengan iman
* Firman Tuhan yang hidup
* Jangan kalah atas masalah
* Kuat seperti Abraham
* Dalam segala perkara Tuhan bekerja


Selasa, 08 Maret 2011

Kekuatan Untuk Menghadapi Masalah

Filipi 4:13
"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 69; Markus 13; Bilangan 21-22

Seorang teman bercerita kepada saya tentang seorang yang belum pernah yang datang kepadanya ketika sedang menghadapi masalah. Karena tahu bahwa teman saya Kristen, orang itu bertanya, "Jika saya dilahirkan kembali, apakah semua masalahnya akan hilang?"

"Tidak," kata teman saya, "tetapi Anda akan mempunyai kekuatan untuk menghadapinya."

Allah akan memberi kita hikmat dan keberanian. Dia akan mengelilingi kita dengan saudara-saudari dalam Kristus untuk membantu memikul beban kita, dan bahkan akan melengkapi kita dengan wawasan dan pertolongan praktis.

Jika Allah melenyapkan semua masalah kita dengan sekali pukul, maka kita tidak akan mempunyai kecakapan untuk bertahan, tidak siap menghadapi serangan yang tak terelakkan dari musuh jiwa kita. Tetapi di tengah-tengah masalah kehidupan, Allah menyediakan semua yang kita butuhkan supaya kita berhasil melewatinya.

Saat keadaan tidak baik-baik saja disitulah tangan Allah yang kuat terasa begitu nyata.

Renungan terkait
* Menghadapi masalah
* Mengapa Tuhan memberikan kita masalah
* Jangan kalah atas masalah
* Kuat seperti Abraham
* Dalam segala perkara Tuhan bekerja


Senin, 07 Maret 2011

Taat = Sukses

Lukas19 : 17
"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 68; Markus 12; Bilangan 19-20

Di sebuah sekolah taman kanak-kanak dilakukan penelitian yang menarik. Penelitian ini memakai siswa satu kelas sebagai sampelnya. Seorang guru di kelas itu berkata, "Anak-anak, ibu menaruh kue dan permen ini di atas meja. Ibu ada keperluan di kantor. Nanti kalau ibu kembali, ibu akan bagikan semua kue dan permen ini pada kalian."

Tanpa sepengetahuan anak-anak, para peneliti memasang monitor CCTV yang dipakai untuk melihat apa saja yang dilakukan anak itu. Begitu sang guru keluar, beberapa anak segera mengambil kue dan permen. Sebagian anak awalnya ragu, tetapi melihat sikap teman yang lain mereka pun ikutan mengambil. Hanya sedikit anak yang taat dan tetap duduk di bangkunya. Dengan cermat para peneliti mencatat perilaku setiap anak.

Tiga puluh kemudian, mereka mengadakan penelitian ulang terhadap anak-anak tersebut. Ternyata, anak-anak yang dulu taat sekarang jadi orang yang berhasil dan sukses. Sedangkan yang tidak taat menjadi orang yang gagal, baik dalam rumah tangga maupun karir yang mereka bangun.

Seringkali kita hanya mau taat jika itu menyangkut hal-hal besar. Untuk perkara yang kecil kita sering menganggap sepele sehingga menggampangkan dan berlaku seenaknya. Kita sudah menjungkirbalikkan hukum yang sebenarnya. Itulah mengapa Tuhan Yesus berkata, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (ayat 10). Firman-Nya mengajarkan kita, setialah lebih dulu untuk hal-hal kecil, hal-hal yang kelihatannya sederhana, sebelum kita bisa dipercayakan untuk hal yang lebih besar.

Jadi, apapun yang Tuhan percayakan pada kita hari-hari ini, setialah mengerjakannya. Sehingga Tuhan pun bisa memakai kita sebagai ‘alat' di tangan-Nya, dan menjadi berkat bagi dunia ini.

Ketaatan tidak datang dengan sendiri dalam kehidupan manusia, perlu latihan agar ia tertanam dalam hidup kita.


Renungan terkait
* Kunci mujizat taat dan mau beribadah
* Berjalan dalam ketaatan
* Ketaatan total
* Kuat seperti Abraham
* Bersyukur dan berbahagia


Minggu, 06 Maret 2011

Tidak Jauh dari Tuhan

Yohanes 12:26
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 67; Markus 11; Bilangan 17-18

Salah satu ciri khas seorang pelayan adalah selalu berada di dekat tuannya atau di dekat orang yang dilayani. Jadi, pelayan tidak bisa semau dan seenaknya sendiri menentukan di mana ia berada. Jika ia bertindak semaunya sendiri, dapat dipastikan umur pelayanannya tidak akan tahan lama.

Sebagai Tuan, Yesus juga mengharapkan yang sama. Ia ingin setiap pelayan-Nya selalu dekat dengan-Nya. Untuk apa? Supaya mereka tahu isi hati-Nya, keinginan-Nya, dan peka terhadap hal-hal yang harus dikerjakan untuk-Nya. Apa jadinya jika pelayan tidak berada di tempat tuannya berada?

1. Kemungkinan besar ia akan salah bertindak. Kelihatannya ia masih melayani, tetapi pekerjaannya belum tentu berkenan di hati tuannya. Bisa jadi kita pun demikian, pekerjaan kita hanya menyenangkan diri kita sendiri, bukan menyenangkan hati Tuhan.

2. Tidak membawa hasil. Contohnya Yunus. Sebagai pelayan Allah, Yunus tidak bertindak sesuai dengan alamat yang telah ditetapkan Tuhan. Akibatnya bukan berkat yang ia dapatkan melainkan bencana. Kita pun bisa mengalaminya jika tidak bergerak sesuai kehendak Tuhan. Mengikuti kehendak Tuhan memang tidak selalu menyenangkan karena tidak sesuai dengan keinginan kita, tetapi seorang pelayan sejati akan tetap menuruti keinginan Tuannya.

Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Renungan terkait
* Melayani lebih sungguh
* Kebesaran melayani
* Harimau
* Tidak ada penonton
* Bersyukur dan berbahagia


Sabtu, 05 Maret 2011

Sembilan Orang Kaya

Amsal 11:4
Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 66; Markus 10; Bilangan 15-16

Tahun 1923, ada sebuah pertemuan penting di Hotel Edgewater Beach, Chicago. Pesertanya, sembilan orang paling sukses di dunia keuangan. Mereka adalah orang-orang yang menemukan rahasia cara gampang menumpuk uang.

Namun, mari kita lihat apa yang terjadi puluhan tahun kemudian: Charles Schwab, direktur perusahaan baja, meninggal dalam kebangkrutan. Lima tahun sebelum kematiannya, dia hidup dengan berhutang. Samuel Insuli, direktur perusahaan alat rumah tangga, mati sebagai buronan hukum dan hidup miskin di luar negeri. Howard Hopson, direktur perusahaan gas terbesar, menjadi gila. Arthur Cotton, pedagang tepung gandum, mati di luar negeri dalam keadaan pailit. Richard Whitney, direktur bursa saham New York, menghabiskan waktu di penjara Sing-Sing yang terkenal itu. Albert Fall, anggota kabinet Presiden akhirnya dibebaskan dari penjara supaya bisa meninggal di rumah. Jesse Livermore, "beruang" terbesar di Wall Street, mati bunuh diri. Ivan Krueger, pemegang monopoli, mati bunuh diri. Leon Fraser, direktur Bank International Settlements, mati bunuh diri (sumber: Billy Rose, Pitching Horse Shoes, 1948).

Sembilan orang ini tahu cara mengumpulkan uang, tetapi tidak tahu bagaimana harus hidup. Banyak orang mencari kebahagiaan dalam uang, harta, pernikahan, karir, dsb.

Kita sering menyembah "pemberian" itu, bukannya menyembah Sang Pemberi. Jika Anda punya berkat berlebih, jangan melupakan orang-orang yang kekurangan. Percayalah, di sana Anda akan bertemu Tuhan (Baca: Mat. 25:34-40).

Akhirnya kita akan tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tak dapat membuat kita bahagia.

Renungan terkait
* Jalan menuju bahagia dan sukses
* Orang yang paling bahagia didunia
* Seberapa bahagiakah kita?
* Cinta kasih di hati
* Bersyukur dan berbahagia


Jumat, 04 Maret 2011

Saat Hati Bicara

Rut 2:11
Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 65; Markus 9; Bilangan 13-14

Perempuan penenun yang telah berusia lanjut itu dengan cekatan mengurai juntai benang yang harus diatur sementara tangan yang lain dan kedua kakinya menggerak-gerakkan pedal alat tenun. Apa yang dilakukannya bisa jadi hanya merupakan sisa-sisa warisan masa lalu.

Kain tenun yang dihasilkannya banyak diminati. "Mereka datang kemari, bahkan kadang mereka memesan kain yang belum jadi," katanya. Mengapa kain tenunnya begitu menarik? Mungkin unik dan eksotis bagi para pemakainya. Di samping itu, jika dilihat dari caranya menenun, jelas bahwa perempuan ini termasuk orang yang sangat tekun. Jika ada kesalahan, ia tak segan menghentikan tenunannya agar dapat membetulkannya.

Apa yang dilakukan perempuan tersebut merupakan gambaran bahwa segala sesuatu yang dikerjakan dengan sepenuh hati akan melahirkan karya yang mempesona. Jauh sebelumnya seorang komponis jenius, yakni Beethoven telah membuktikannya. Missa Solemnis, "Sesuatu yang bersumber dari hati akan mendapat tempat di hati pula."

Sebagai umat-Nya, kita pun dipanggil untuk berkarya dengan sungguh-sungguh. Karya yang lahir dari sebuah kerinduan dan tekad serta keprihatinan kita. Sudahkah kita memenuhi panggilan untuk bekerja dengan niat hati seperti itu?

Perjalanan seberapa pun jauhnya selalu diawali dengan langkah pertama.

Renungan terkait
* Hati yang sempurna
* Kematian hati
* Di khianati orang terdekat
* Cinta kasih di hati
* Hati Allah yg hancur


Kamis, 03 Maret 2011

Dilindungi oleh Kasih

Matius 5:44-45
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 64; Markus 8; Bilangan 11-12

Kasihilah musuhmu... siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu... Bagi kebanyakan orang, hal ini dianggap sebagai suatu kelemahan. Tetapi, kebenarannya ialah, itulah cara terampuh untuk mengalahkan musuh terkuat. Itulah cara Yesus menanganinya, dan cara-Nya tidak pernah gagal.

Ketika Yesus mengatakan untuk memberikan pipi lainnya untuk ditampar, Dia bermaksud agar Anda berdiri dalam kasih dan dalam iman untuk mempercayai bahwa kuasa perlindungan Tuhan yang mengiringi kasih itu akan menjaga Anda.

Kisah dari Nicky Cruz seperti yang ditulis dalam buku David Wilkerson, The Cross and the Switchblade adalah contoh terbaik mengenai hal itu. Nicky terkenal sebagai pemimpin geng paling kejam pada masanya. Namun ketika David Wikerson berdiri di hadapannya dan memberitahukannya tentang Yesus, Nicky sama sekali tidak sanggup melukainya. Nicky mencoba menusukkan pisaunya kepada David beberapa kali. Tetapi setiap kali dia melakukannya, David hanya berkata, "Nicky, engkau dapat memotongku sampai seribu irisan dan setiap irisan tetap akan berkata, aku mengasihimu dan Tuhan mengasihimu." Karena kasih, Nicky tidak dapat menghujamkan pisaunya kepada David. Satu kuasa adikodrati selalu mencegahnya.

Mungkin Anda berkata, "Tetapi saya tidak memiliki kasih semacam itu!" Tahukah Anda bahwa Anda telah memiliki kasih itu? Roma 5:5 memberitahukan kita bahwa kasih Tuhan dicurahkan sepenuhnya di hati Anda oleh Roh Kudus.Yang harus Anda lakukan hanyalah mengambil keputusan untuk digerakkan oleh kasih itu dan bukannya oleh perasaan manusiawi Anda sendiri.

Kasih tidak pernah gagal! Anda tidak perlu lagi takut akan kegagalan. Bahkan sebenarnya, Anda tidak perlu takut apa pun. Jika Anda sedang berjalan dalam kasih Allah, maka Anda sedang menghayati jenis kehidupan yang paling berkuasa di dunia!

Hasrat kita untuk terlihat kuat sering kali menghalangi kasih itu dinyatakan melalui hidup Anda.

Renungan terkait
* Musuh membuat Anda sukses
* Mengasihi musuh mungkinkah
* Di khianati orang terdekat
* Never give up
* Ada tetesan setelah tetesan terakhir


Rabu, 02 Maret 2011

Ketika Kita Gagal

Roma 2:4b
Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 63; Markus 7; Bilangan 9-10
Rata Penuh
Dua adegan ini berlangsung pararel. Yang satu di atas gunung, yang lain di dalam lembah. Di atas gunung, Musa menerima hukum Taurat. Tuhan memberikan berbagai petunjuk kepadanya, termasuk penetapan Harun sebagai imam besar. Di dalam lembah, Harun memimpin bangsa Israel selama Musa naik ke gunung. Apa yang dia lakukan? Membuat patung lembu emas.

Peristiwa ini menggarisbawahi satu hal: Betapa lapangnya hati Allah! Ia Allah yang Mahatahu. Ia melihat apa yang dilakukan Harun di bawah sana. Namun, Ia tetap memberikan petunjuk kepada Musa mengenai peran Harun sebagai imam. Dan nantinya, Ia tidak membatalkan karunia dan panggilan-Nya atas Harun.

Pernahkan Anda membuat "patung lembu emas"? Dalam taraf yang berbeda-beda, kita semua pernah membangkang terhadap Tuhan - melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan. Hal ini tak jarang membuat kita merasa tidak layak "dipakai" oleh Tuhan. Berkubang dalam lumpur rasa bersalah, Anda merasa menghadapi jalan buntu. Bila keadaan semacam ini membelit Anda, renungkanlah sikap Allah terhadap Harun. Apa pun kesalahan atau kegagalan Anda, selalu ada kesempatan baru bagi Anda. Kemurahan Allah jauh lebih besar daripada pelanggaran kita. Kuncinya, kita perlu menyadari bahwa kemurahan Allah bukanlah pintu belakang untuk menyelinap dan berkompromi dengan dosa, melainkan sebuah jalan menuju pertobatan. Maukan Anda menempuhnya?

Jika Anda mau belajar dari kegagalan, Anda belum benar-benar gagal.

Renungan terkait
* Berhasil dan gagal
* Gagal
* Berjuang meraih pengharapan
* Never give up
* Ada tetesan setelah tetesan terakhir


Selasa, 01 Maret 2011

Kini dan Selamanya

Yakobus 1:21
"Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 62; Markus 6; Bilangan 7-8

Kisah ini terjadi pada saat masa perang dunia kedua sedang bergulir dimana ada seorang tentara Amerika Serikat yang selamat meskipun telah ditembak oleh peluru musuh. Pria ini bukanlah seorang yang kebal peluru seperti layaknya pendekar Pitung di Indonesia. Ia tetap berdarah dan merasa kesakitan ketika sebutir peluru menembus dadanya. Namun, mengapa si prajurit tetap hidup adalah karena Alkitab Perjanjian Baru yang dibawa di saku bajunya jadi kecepatan peluru itu bisa diperlambat sehingga tidak langsung mengenai tubuhnya. Bertahun-tahun kemudian, orang ini masih menyimpan kitab yang terkena noda darah dengan lubang kasar di tengahnya. Ia percaya kitab itu telah menyelamatkan hidupnya.

Mungkin begitu kita mendengar atau membaca kisah ini, hati kita tertarik dengan apa yang diperbuat oleh sebuah buku kecil bernama Alkitab itu. Namun, sungguh menyedihkan bila kita hanya tertarik dengan pertolongan tubuh saja karena sebenarnya kitab berisi Firman Tuhan tersebut bisa memberikan pertolongan rohani.

Dalam kitab Yehezkiel 33, kita dapat membaca bagaimana bangsa Israel kuno merasa begitu terhibur dengan nubuatan pada nabi, tetapi mereka tidak menggunakannya untuk mengubah hidup. Mereka menyalahgunakan janji-janji Allah kepada Abraham untuk mendukung klaim mereka sendiri atas tanah (ayat 24). Mereka senang dengan nubuat nabi (ayat 30), namun Tuhan berfirman kepada Yehezkiel, "Mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya" (ayat 31). Hasilnya? Mereka menerima hukuman Allah.

Demikian pula sekarang, firman Allah tidak untuk dipuja-puja sebagai pembawa keberuntungan atau untuk meringankan beban pikiran dengan membawa kelegaan sementara dari kecemasan. Firman diberikan untuk dilaksanakan sehingga bantuan-Nya tidak hanya berlaku untuk kehidupan sekarang ini, tetapi juga untuk selamanya.

Kita belum benar-benar memahami Firman sebelum kita melakukannya.

Renungan terkait
* Firman Tuhan yg hidup
* Memperkatakan firman dengan iman
* Perhatikan domba ku dan firman ku
* Jangan termenung
* Iman dan penyembuhan


Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca