-

Kamis, 29 Januari 2009

KISAH PENJUAL KELEDAI

Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang tua bernama Matahari Tua, beliau tinggal bersama putranya yang bernama Matahari Kecil. Suatu hari, Matahari Tua dan Matahari Kecil pergi ke pekan raya di kota untuk menjual keledainya. Seorang perempuan melihat mereka dan tertawa, "Kalian berjalan membawa keledai. mengapa kalian tak menungganginya? Kelian berdua benar-benar bodoh!" "Perempuan itu benar," kata orang tua itu kepada putranya, "Kita berdua sungguh bodoh." Maka Matahari tua naik ke punggung keledai, dan Matahari Kecil berjalan mengikuti di belakangnya. Tak berapa jauh beranjak, mereka berjumpa seorang perempuan tua. Begitu ia melihat Matahari Tua menunggang keledai ia berseru kepadanya, "Hey, ini tidak benar. Kamu menunggang keledai dan membiarkan bocah kecil itu berjalan kaki di belakangmu." "Benar juga. ada benarnya perkataan perempuan tua itu." Tukas Matahari Tua dan iapun segera melompat turun dari punggung si keledai lalu membiarkan putranya naik.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan hingga mereka melihat seorang lelaki sedang bekerja di ladang yang berteriak: "oi oi, kau, anak muda berpikiran pendek anak semuda engkau menunggang keledai dengan enaknya dan membiarkan orang tua ini berjalan kaki.""Ah, Tepat juga perkataannya," ujar Matahari kecil kepada dirinya sendiri, "Aku betul-betul pendek pikir." Segeralah ia melompat turun dari punggung keledai. Matahari Tua dan Matahari Kecil segera berdiskusi tentang bagaimana caranya membawa keledai mereka ke pekan raya di kota tanpa ada lagi orang yang mengkritik mereka. "Aku punya ide," kata Matahari Kecil,"kita berdua menunggang keledai itu, dengan demikian tak ada orang yang dapat berkata apapun." "Ide yang bagus," ucap Matahari Tua setuju, "Sungguh ide yang bagus "Segera mereka berdua menunggangi keledai itu. "Apa! Kalian gila?" dua orang pejalan kaki berseru marah, "Lihat itu, dengan dua orang berada di atas punggungnya, tak lama lagi keledai itu akan mati kecapaian."

Ketika Matahari Tua dan Matahari kecil mendengar seruan itu mereka merasa bersalah. Langsung saja mereka melompat dari atas keledai dan berkata, "Benar juga, kita berdua memang gila." Kali ini mereka benar-benar kehilangan akal dan tak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba Matahari Kecil berkata, "Aku punya ide! Bagaimana kalau kita yang memanggul keledai itu." matahari Tua tersenyum mendengarnya dan berkata: "Ide yang bagus, Ide yang bagus." Matahari Tua dan Matahari Kecil segera memanggul keledai mereka dengan sebilah bambu dan membawanya ke pekan raya. Dalam perjalanan menuju pekan raya tubuh mereka berdua basah kuyup oleh keringat. Ketika sekelompok anak-anak melihat bagaimana Matahari Tua dan Matahari Kecil membawa keledai itu, mereka semua tertawa terbahak-bahak. "Ha, Ha...., cepat sini lihat ini, dua orang ini tidak menunggangi keledainya, tapi justru keledainya yang menunggangi mereka. Itu benar-benar luar biasa.Ha, ha, ha....


Terlalu mendengarkan pendapat orang lain dan menelannya mentah-mentah justru akan merepotkan kita.

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca