-

Kamis, 29 Januari 2009

Lambat Untuk Marah

"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" Yakobus 1:19

Pernah nonton film "Anger Management" ? Film komedi yang dibintangi Jack Nicholson dan Adam Sandler menceritakan tentang seorang pemuda yang belum pernah kehilangan kontrol emosi, hingga ia bertemu dengan seorang doktor/terapis anger management yang sangat aneh. Kita bisa melihat bagaimana tekanan demi tekanan akhirnya bisa meledakkan seseorang yang sangat sabar. Disana juga kita bisa melihat adanya kelompok-kelompok orang yang menjalani terapi kontrol kemarahan di Amerika. Semakin lama dunia memang semakin menjadi tempat yang sulit untuk didiami, begitu banyak hal yang bisa mendatangkan emosi kita hadapi setiap hari. Jalan macet, cuaca yang tidak karuan, tetangga yang sulit, teman sekerja, bos, dosen, guru, dan lain-lain. Hidup yang kita jalani tidak akan pernah selalu mulus, dan setiap saat kita bisa berhadapan dengan situasi, kondisi atau orang-orang yang bisa mendatangkan emosi.

Seorang ahli psikologi bernama Charles Spielberger, PhD menerangkan apa yang dimaksud dengan "kemarahan" atau anger. Kemarahan menurut Charles adalah sebagai berikut: "Anger is an emotional state that varies in intensity from mild irritation to intense fury and rage" Kemarahan adalah sebuah tingkat emosional dengan intensitas tertentu antara hanya merasa terganggu hingga tingkat mengamuk. Seperti jenis perasaan lainnya, kemarahan juga akan diikuti oleh perubahan psikologis dan biologis. Detak jantung menjadi cepat, tekanan darah meninggi, beberapa hormon pun mengalami peningkatan level. Tidak heran faktor kemarahan yang tidak terkendali bisa merugikan orang lain, menimbulkan kekerasan yang tidak hanya merugikan orang lain tapi juga diri sendiri. Selain itu kemarahan tak terkontrol juga bisa menimbulkan berbagai penyakit pada kita sendiri.

Bolehkah kita marah? Marah sebenarnya adalah bagian jiwa manusia, sehingga rasanya tidak akan ada orang yang sama sekali tidak pernah marah. Wajar, jika pada kondisi tertentu orang bisa marah. Dan terkadang dalam situasi tertentu, kita memang perlu marah. Alkitab juga tidak melarang untuk marah. Yang tidak boleh adalah marah secara berlebihan, berkepanjangan dan tidak terkendali, atau menjadikan amarah sebagai sebuah kebiasaan yang akan segera muncul begitu kita berada pada kondisi tidak nyaman/tidak sesuai dengan keinginan kita.Hati-hati ketika marah, karena pada saat itu dosa sedang mengintip peluang untuk masuk.

Daud mengajarkan bagaimana kita sebaiknya bersikap ketika sedang marah. "Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam." (Mazmur 4:5). Marah boleh-boleh saja, tapi ingatlah bahwa dalam amarah kita jangan sampai berbuat dosa. Kemarahan bisa menjadi sebuah sarana iblis untuk menghancurkan kita. Maka berhati-hatilah ketika kita sedang marah. Lalu Paulus mengajarkan hal yang sama. "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:26-27). Jangan sampai marah kita berlarut-larut terlalu lama, karena itu bisa dimanfaatkan iblis. Yakobus mengingatkan agar kita "lambat untuk marah." (Yakobus 1:19). Untuk hal ini, Yakobus punya alasan yang menarik. Perhatikan ayat berikutnya: "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (ay 20). Orang yang sedang dilanda kemarahan meluap-luap tidak akan dapat melakukan hal yang baik, yang berkenan di hadapan Allah.

Janganlah terburu-buru untuk marah, karena kemarahan yang terlalu sering dan tidak terkendali akan merusak hidup kita, menghancurkan masa depan kita bahkan orang lain, dan merugikan banyak orang, termasuk diri kita sendiri. Jangan terburu nafsu untuk marah ketika anda tidak sependapat dengan orang lain atau ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan anda. Yakobus 1:19 memberikan sebuah tips yang sangat luar biasa untuk mencegah kita dari melakukan kebodohan yang merugikan, merusak atau menghancurkan diri kita sendiri dan orang lain. Disamping itu juga merupakan tips penting agar kita tidak mempermalukan diri sendiri. Adalah sangat sulit sebenarnya untuk marah tanpa berbuat dosa, maka adalah sangat baik jika kita lambat untuk marah dan sedapat mungkin menenangkan diri kita secepatnya sebelum emosi kita meluap naik. Ketika menghadapi suatu kondisi yang tidak sesuai dengan pendapat atau pikiran anda, biasakan diri anda untuk mendengar sesuatu secara lengkap terlebih dahulu (cepat mendengar), jangan terlalu cepat menghakimi, menuduh dan menyimpulkan sesuatu (lambat berkata-kata) dan jangan terburu nafsu untuk meluapkan kemarahan. (lambat untuk marah). Berselisih itu wajar, bertengkar itu biasa, tapi pakailah tips ini agar akibatnya jangan sampai menimbulkan dosa dan membuka pintu masuk bagi iblis untuk menghancurkan kita.

Control your anger before your anger controls you

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca