Amsal 17:6
Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 86; Lukas 7; Yeremia 35-36
Seorang anak pernah mengomentari ayahnya seperti ini, "Ayahku memang tidak sempurna, tapi aku juga tidak sempurna. Kalau main basket, tembakannya yang bergaya khas itu jarang sekali membuat bolanya masuk. Tetapi yang penting ia main basket bersamaku. Banyak anak-anak lain yang tidak pernah main basket bersama ayahnya."
Fenomena "keluarga tanpa ayah" menjadi suatu pemandangan umum di keluarga modern, bahkan kadang "tanpa ayah dan ibu", keluarga yang anak-anaknya menghabiskan sebagian besar waktu mereka hanya bersama baby sitter atau pembantu. Padahal riset para ahli telah membuktikan, jika tidak ada pemimpin dalam keluarga, maka anak-anaknya cenderung akan:
• 5 kali lebih mungkin bunuh diri
• 32 kali lebih mungkin minggat dari rumah
• 20 kali lebih mungkin menderita kelainan perilaku (homo, waria, antisosial)
• 14 kali lebih mungkin melakukan tindakan pemerkosaan (aktif lebih dini secara seksual dan yang wanita lebih mungkin terjerat seks bebas)
• 9 kali lebih mungkin putus sekolah dan hidup dalam kemiskinan
• 10 kali lebih mungkin terjerat narkoba atau obat-obatan
• 10 kali lebih mungkin dipenjara (70% anak yang dipenjara adalah anak yang ayahnya absen)
• 9 kali lebih mungkin mengalami gangguan kejiwaan.
Bukan tanpa alasan mengapa Allah menciptakan bentuk keluarga dengan ayah dan ibu. Anak-anak membutuhkan kedua orang tuanya untuk bisa berkembang dengan baik.
Akan tetapi sejarah masih terus berulang, fakta bahwa tidak hadirnya dan tidak berfungsinya orang tua dalam keluarga masih terus bergulir di seputar kita. Saya kira kini saatnya para orang tua untuk lebih banyak hadir dan kembali kepada keluarga. Dengarlah suara lirih anak-anak yang berkata, "Papa (atau mama)... pulanglah ke rumah..."
Anak-anak membutuhkan kedua orang tuanya untuk bisa berkembang dengan baik.
Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 86; Lukas 7; Yeremia 35-36
Seorang anak pernah mengomentari ayahnya seperti ini, "Ayahku memang tidak sempurna, tapi aku juga tidak sempurna. Kalau main basket, tembakannya yang bergaya khas itu jarang sekali membuat bolanya masuk. Tetapi yang penting ia main basket bersamaku. Banyak anak-anak lain yang tidak pernah main basket bersama ayahnya."
Fenomena "keluarga tanpa ayah" menjadi suatu pemandangan umum di keluarga modern, bahkan kadang "tanpa ayah dan ibu", keluarga yang anak-anaknya menghabiskan sebagian besar waktu mereka hanya bersama baby sitter atau pembantu. Padahal riset para ahli telah membuktikan, jika tidak ada pemimpin dalam keluarga, maka anak-anaknya cenderung akan:
• 5 kali lebih mungkin bunuh diri
• 32 kali lebih mungkin minggat dari rumah
• 20 kali lebih mungkin menderita kelainan perilaku (homo, waria, antisosial)
• 14 kali lebih mungkin melakukan tindakan pemerkosaan (aktif lebih dini secara seksual dan yang wanita lebih mungkin terjerat seks bebas)
• 9 kali lebih mungkin putus sekolah dan hidup dalam kemiskinan
• 10 kali lebih mungkin terjerat narkoba atau obat-obatan
• 10 kali lebih mungkin dipenjara (70% anak yang dipenjara adalah anak yang ayahnya absen)
• 9 kali lebih mungkin mengalami gangguan kejiwaan.
Bukan tanpa alasan mengapa Allah menciptakan bentuk keluarga dengan ayah dan ibu. Anak-anak membutuhkan kedua orang tuanya untuk bisa berkembang dengan baik.
Akan tetapi sejarah masih terus berulang, fakta bahwa tidak hadirnya dan tidak berfungsinya orang tua dalam keluarga masih terus bergulir di seputar kita. Saya kira kini saatnya para orang tua untuk lebih banyak hadir dan kembali kepada keluarga. Dengarlah suara lirih anak-anak yang berkata, "Papa (atau mama)... pulanglah ke rumah..."
Anak-anak membutuhkan kedua orang tuanya untuk bisa berkembang dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar