-

Jumat, 30 September 2011

Aku Adalah Bapa Yang Sempurna

Matius 5:48
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Seorang ayah dapat mengingat ketika anak-anaknya masih kecil, mereka akan membual bahwa ayah mereka adalah ayah terkuat di dunia. Mereka sangat yakin akan hal itu. Mereka juga percaya bahwa ayahnya adalah ayah terpintar, tertampan dan lain-lain. Namun ketika anak-anaknya mulai bertumbuh, mereka diperhadapkan dengan kenyataan yang keras bahwa ayahnya bukanlah pahlawan super seperti yang pernah mereka pikir sebelumnya.

Ia bukanlah ayah yang terkuat atau terpintar atau tertampan didunia. Ia hanyalah ayah mereka saja. Ketika anak-anaknya mengasihi dia terlepas dari semua kekurangan-kekurangan dan ketidak-sempurnaannya, ayahnya yakin bahwa ia tidak menghidupkan pengharapan- pengharapan masa kecil mereka dengan menjadi ayah yang sempurna.

Kita semua telah datang ke dunia ini dengan pengharapan untuk dikasihi tanpa syarat. Hanya saja ketika kita mulai bertumbuh, kita mulai menyadari bahwa kita mungkin tidak akan dikasihi dan dipedulikan seperti yang telah kita harapkan karena kasih orang tua kita yang bersyarat. Ketika kenyataan akan keterbatasan manusiawi orang tua menerpa kita, maka ada rasa ketidak-puasan dan kekecewaan yang mengikutinya. Di atas semuanya, kita telah diciptakan untuk dikasihi secara sempurna. Namun jika menempatkan diri kita di posisi orang tua kita, maka kita akan memahami bahwa mereka juga membawa pengharapan-pengharapan masa kecil untuk dikasihi seperti yang kita miliki. Dan seperti halnya kita, mereka juga merasa tidak puas terhadap orang tua mereka dan mereka hanya dapat meneruskan kasih dan penerimaan yang mereka terima pertama kali.

Ketidak-puasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi kita untuk dapat mengenal Allah sebagai Bapa. Sebab sudah merupakan kecenderungan bahwa kita akan berhubungan dengan Allah seperti halnya kita berhubungan dengan bapa duniawi kita. Namun Allah tidak seperti bapa duniawi kita, sebab Matius 5:48 mengatakan bahwa Dia adalah Bapa yang sempurna dan Dia mengasihi kita dengan sempurna.

Jika kita bersedia untuk menanggalkan luka dan ketidak-puasan yang telah kita alami dengan orang tua kita, maka itu akan membawa kebebasan baru untuk menerima kasih yang selalu kita impikan dari Bapa yang sempurna. Jika kita dapat mengampuni orang tua kita untuk semua rasa sakit yang telah mereka timbulkan, dan memandang kepada Allah yang selalu akan memenuhi kebutuhan kita akan kasih. Ia tidak akan membiarkan engkau, Ia tidak akan mengecewakanmu, sebab Ia sempurna dalam segala hal dan Ia mau menjadi Bapamu dengan sempurna.

Rabu, 28 September 2011

Mengampuni Itu Penting!

Matius 6:14-15
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Berbicara tentang seseorang yang penuh pengampunan, kita bisa perhatikan kisah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf melakukan hal-hal yang begitu kejam terhadapnya. Suatu hari, saudara-saudaranya yang pernah mengkhianatinya dibawa ke hadapannya. Dalam kondisi Yusuf pegang kendali (kala itu ia seorang penguasa), hanya dengan satu kata saja dari mulutnya, mereka bisa dipenggal kepalanya. Saat itu bisa jadi saat yang tepat bagi Yusuf untuk membalaskan dendamnya. Tapi ia berkata kepada mereka bahwa ia bukanlah pengganti Allah dalam hal penghukuman.

Apakah saudara-saudara Yusuf layak untuk diampuni? Tidak. Namun apabila kita merenungkan kembali hal tersebut, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya layak diampuni oleh Tuhan?" Tidak. Jadi kita harus mengampuni seperti Tuhan telah mengampuni kita. Lepaskan - ampuni - lupakan - letakkan di belakangmu - maju ke depan.

Jika kita menolak untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita, kita akan menjadi orang yang pahit. Masalah dengan kepahitan selalu mempengaruhi sekitar kita. Bahkan juga terhadap pekerjaan kita.

Apabila ada orang yang bersalah, sesegera mungkin kita harus belajar mengampuni. Ini bukanlah hal yang mudah, saya akui itu. Namun jika kita mengampuni seseorang, sebenarnya kita sedang membebaskan seorang tahanan - yaitu diri kita sendiri.

Jika kita selalu menghakimi seseorang, kita tidak akan pernah bisa mengasihinya.

Selasa, 27 September 2011

Masa Lalu

Filipi 3:13
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.

Banyak orang masih terbelenggu dengan apa yang dialami di masa lalu. Karena itu mereka tidak bisa mengungkapkan potensi mereka secara maksimal, sehingga gagal menjadi orang sukses.

Kadang masa lalu itu memang terlalu menyakitkan atau kadang terlalu menyenangkan, sehingga membuat kita sulit untuk melupakannya. Membuat kita tergoda untuk melihat lagi kebelakang, padahal seharusnya kita terus melangkah dan menatap ke depan.

Beberapa hal yang bisa kita lupakan tentang masa lalu di antaranya,
Kegagalan. Jangan pernah menyerah kalau Anda sekarang sedang atau baru saja mengalami kegagalan.

Dosa dan pelanggaran. Banyak orang merasa tidak layak untuk menerima Tuhan di dalam kehidupannya, karena terus menerus melihat dosa dan pelanggaran di masa lalu.


Kepahitan. Belajar mengampuni dan melupakan orang-orang yang pernah menyakiti kita di masa lalu.


Dan yang paling penting yang harus dilupakan yaitu keberhasilan. Banyak orang cepat puas dengan keberhasilan yang diperoleh, sehingga ia malas untuk melangkah, ingin tinggal dan memeluk erat keberhasilan tersebut.


Lupakan apa yang telah Anda alami di masa lalu, baik yang menyakitkan maupun yang menyenangkan, tapi jadikanlah itu pelajaran dan bekal untuk meniti kesuksesan Anda menuju masa depan.

Jadikan pengalaman masa lalu pendorong, bukan menjadi penghalang kesuksesan di masa depan.

Jumat, 23 September 2011

Do Your Part

Matius 7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-ku yang di sorga.

Pernah membayangkan bagaimana perasaan orang tua Anda, jika Anda adalah tipe anak yang hanya tahu menuntut hak tanpa mau melakukan kewajiban? Atau mungkin bagi Anda yang sudah punya anak, apa yang dirasakan jika anak Anda hanya datang ketika dia perlu dan ingin sesuatu, namun setiap Anda meminta dia melaksanakan kewajibannya, dia selalu menolak? Pasti Anda akan kecewa.

Lalu bagaimana dengan Ayah kita di surga? Apakah Anda di mata Dia, merupakan sosok anak yang hanya tahu meminta, tapi tidak tahu melaksanakan kewajiban? Banyak orang baru ingat Tuhan ketika mereka memiliki masalah. Mereka menjadikan doa sebagai sarana protes dan merengek minta berkat. "Tuhan gimana, sih? Masa gaji enggak naik-naik?" atau "Tuhan saya sudah capek nih hidup begini terus, tolong dirubah."

Bagaimana mungkin kita bisa berdoa pada Tuhan supaya dapat gaji yang lebih baik kalau tidak bekerja dengan lebih baik, tidak pernah memberikan persepuluhan atau kalau kita tidak pernah melaksanakan perintah-Nya? Bagaimana mungkin kita minta Tuhan merubah hidup kita, jika kita sendiri tidak pernah mau berusaha untuk itu? Jika kita melakukan terlebih dahulu apa yang menjadi bagian kita, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya.

Tuhan tidak tertarik pada mereka yang hanya tahu berseru, tetapi pada mereka yang mau melakukan kehendak-Nya.

Selasa, 20 September 2011

Berpikir Bijaksana

Yakobus 1:5
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Seorang pemburu pergi ke hutan membawa busur dan tombak. Di balik pohon dia menunggu sasarannya sambil berkhayal pulang membawa seekor rusa. Tak lama menunggu, seekor kelelawar besar yang kesiangan hinggap di pohon di depan si pemburu, namun ia mengabaikannya. Tidak lama, seekor babi lewat dan berhenti di sampingnya. Pemburu itu menggerutu berharap babi itu segera pergi.

Setelah agak lama pemburu menunggu, tiba-tiba terdengar langkah kaki binatang. Ia mulai siaga, tapi ternyata... hanya seekor kijang. Iapun membiarkannya lewat. Baru setelah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tapi sang pemburu sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, "Rusa!" sehingga rusapun kaget dan lari sebelum ia menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh yang diinginkannya. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu berharga. Tidak jarang orang-orang seperti itu akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Berpikir sederhana, bukan berarti tanpa logika yang sehat. Tapi ingatlah bahwa Tuhan mengajarkan kita setia pada perkara-perkara kecil lebih dulu sebelum dipercayakan perkara yang besar. Dengan penuh hikmat, marilah kita belajar berpikir bijak sebelum mengambil keputusan.

Orang bijak dapat melihat sesuatu yang berharga dalam setiap kesempatan yang ada.

Senin, 19 September 2011

Sahabat Sejati

Amsal 18:24
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.

Sahabat sejati adalah aset yang sangat baik, tapi apakah anda memilikinya? Mari kita gali lagi arti menjadi sahabat baik itu.

Seorang sahabat yang baik selalu menjagai kita. Dengan memiliki seorang sahabat, kita bisa mengajaknya mendiskusikan hal-hal tertentu yang membutuhkan pemikiran mendalam. Masukan dan pemikiran sahabat dapat memperluas wawasan sehingga menolong saat pengambilan keputusan bisa akurat. Karenanya, orang yang kita ‘incar' untuk menjadi sahabat seharusnya adalah seorang yang memiliki kualitas hidup tertentu.

Janganlah tergoda untuk bersahabat dengan orang-orang yang punya pengalaman hidup serupa dengan kita (apalagi jika pengalaman hidup yang negatif karena biasanya kita akan lansung merasa senasib). Jika untuk berteman saja kita melakukan seleksi, apalagi jika ingin membangun persahabatan! Pilihlah sahabat-sahabat anda. Hanya mereka yang memiliki hidup teruji yang dapat menjaga kehidupan sahabatnya.

Seorang sahabat yang baik adalah mereka yang dengan tulus ikut bersukacita saat kita sedang diberkati. Ia tidak akan pernah memanipulasi hubungan demi kepentingannya sendiri. Kecenderungannya bahkan rela mengorbankan diri demi kepentingan sahabatnya. Itu sebabnya ketulusan, keterbukaan, dan kemampuan untuk berempati harus dimiliki setiap orang yang ingin membangun sebuah persahabatan yang langgeng.

Jangan hanya sekedar memiliki sahabat, tapi temukanlah sahabat yang memiliki kualitas hidup yang teruji.

Minggu, 18 September 2011

Wise When You Speak

Amsal 10:19
Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.

Firman Tuhan ini selalu mengingatkan saya untuk bijak dalam berbicara. Beberapa kali saya menyesal telah mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dikatakan pada saat-saat tertentu. Beda kepentingan, beda status sosial, beda keyakinan, beda pendidikan dan beda pola pikir dapat menimbulkan salah paham.

Saya belajar banyak dari cara Yesus berbicara. Ia kadangkala menolak untuk mengungkapkan kebenaran tentang diri-Nya sendiri, bahkan di saat yang kelihatannya bagi kita merupakan 'kesempatan untuk bersaksi'. Dia tidak selalu mengatakan siapa diriNya. Dia menyuruh beberapa orang yang disembuhkanNya untuk tidak menyebarkan mujizat yang terjadi. Ia tahu waktu yang tepat kapan Ia harus menutup dan membuka mulutNya. Ia tidak perlu menyesal untuk apa yang telah Ia katakan, karena sepanjang waktu Ia bijak dalam menggunakan mulut-Nya.

Sebagai manusia, seringkali kita tidak bijak dalam berkata-kata. Tapi hal tersebut bisa didapat dalam doa dan praktik sehari-hari. Minta kebijakan untuk berdiam diri ketika hal tersebut merupakan hal yang tepat untuk dilakukan. Minta untuk diingatkan bahwa kita tidak perlu mengatakan segala sesuatu dan hanya ada sedikit hal yang perlu dikatakan. Dan di sisi lain mintalah kata-kata yang tepat ketika harus berbicara.

Berhikmatlah dalam berkata-kata! Membangun atau menjatuhkan itu merupakan pilihan Anda.

Rabu, 14 September 2011

Di Tangan Penjunan

Yeremia 18:4
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

Momen apa yang paling menggelisahkan bagi seorang pendaki gunung? Kehilangan tujuan. Mungkin dia memeriksa peta atau kompasnya baik-baik, tapi mulai bertanya-tanya, "Aneh, rute sudah benar, tapi tujuan tidak juga kelihatan. Keadaan medan malah lebih sukar dari yang diperkirakan... atau sama sekali tidak seperti yang anda bayangkan."

Di Yeremia 18:1-6, Allah menyuruh Yeremia, "Pergilah dengan segera ke rumah seorang penjunan." Seorang penjunan memulai pekerjaannya dengan meraup tanah liat. Tanah liat yang biasa diinjak-injak, dia bawa dan dicuci. Lalu tiba saat sang penjunan mulai melakukan sesuatu. Tanah liat itu ditaruh di atas pelarikan. Dibanting... dipotong... ditekan... dipadatkan... terus... dan terus...

Seperti halnya dalam hidup kita, tiba-tiba kita merasa seperti tersudut dan terpojokkan. Seperti sang pendaki gunung, kita kehilangan motivasi dan tujuan. Alkitab menceritakan peragaan itu kepada Yeremia dengan indah. Tentang kesetiaan Sang Penjunan. Ketekunan-Nya, bahwa Dia terus dan terus mengerjakan kembali tanah liat itu sampai menjadi bejana yang layak. Saat kita berontak dan bentuk kita menjadi buruk, tangan Allah yang sabar tidak pernah berhenti. Lewat semua detail perkara dalam hidup kita, Dia masih memegang kendali dan mengerjakan segala sesuatu dalam rencana-Nya untuk kebaikan kita. Kasih-Nya terlalu besar sehingga Ia terus menerus membentuk kita dengan tangan-Nya sendiri.

Dengan kasih dan anugerah-Nya Ia membentuk anda, menjadi bejana yang indah dan bisa dinikmati oleh banyak orang.

Selasa, 13 September 2011

Belajarlah Dari Burung

Amsal 12:27
Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.

Tuhan menjanjikan kepada kita semua pemeliharaan-Nya, burung-burung saja dipelihara apalagi kita yang diciptakan serupa gambar-Nya (Matius 6:26). Tapi itu tidak berarti kita tidak perlu bekerja keras dalam hidup dan mengandalkan berkat Tuhan secara ajaib semata.

Burung-burung memang tidak menabur dan menuai, namun mereka bekerja keras sepanjang hari. Tidak percaya? Berikut sebuah penelitian terhadap aktivitas kehidupan burung-burung:

- Burung Murai, bangun pukul 02.30 pagi kemudian mencari makanan hingga pukul 21.30 (total 19 jam), bolak-balik ke sarang sekitar 200 kali sehari memberi makan kepada anak-anaknya.
- Burung Tikus, bangun pukul 03.00 pagi dan bekerja hingga pukul 21.00 (18 jam). Mereka bisa mengumpulkan 400 ekor ulat sehari.
- Burung Hitam, bangun pukul 04.00 pagi dan bekerja hingga pukul 21.00 (17 jam). Bolak-balik ke sarang 100 kali sehari untuk memberi makan anak-anaknya.

Berapa banyak waktu kita bekerja sehari? Apa yang anda tabur, itulah yang dituai. Kita tidak bisa berpangku tangan dan berdoa minta Tuhan menurunkan berkat-Nya dari surga secara ajaib. Ada bagian yang harus kita lakukan dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Belajarlah dari semangat dan keuletan dari burung-burung.

Diam dan tidak melakukan apa-apa hanya mendatangkan kesia-siaan. Berusahalah, maka berkat akan mengikuti anda.

Minggu, 11 September 2011

Hidup Sesuai Panggilan Allah

1 Petrus 1:16
Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Istilah ‘jaman sekarang jaman edan' itu memang benar. Hal-hal yang tabu dibuka, yang melanggar etika sopan santun, justru sekarang laku dijual di pasar. Media massa menyoroti mereka yang terlibat sebagai ‘tokoh' dalam film porno. Mulai dari mahasiswa/i sampai artis terkenal diduga kuat sebagai ‘tokoh' tersebut. Bahkan ada sumber yang menjelaskan bahwa di salah satu negara barat setelah diedarkan angket, didapati lebih dari 70% pengisi angket tersebut pernah ‘masuk' ke situs internet berbau porno. Dan sekitar 50% diantaranya jadi kecanduan dengan situs tersebut. Seakan-akan tidak hidup jika sehari tidak membuka situs tersebut. Ironisnya, justru data tersebut adalah hasil angket yang diisi oleh para pelayan Tuhan.

Kondisi yang sangat menyedihkan bukan? Tidak ada orang yang kebal ‘pencobaan' di dunia ini. Itu sebabnya kita sebagai anak-anak Tuhan bahkan hamba-hamba Tuhan HARUS wapada dan terus tergantung kepada kuasa Allah sehingga tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak kudus di hadapan Allah. Mungkin kita tidak pernah membuka situs porno, atau melihat gambar dan film tersebut, tapi apakah pikiran atau perkataan kita sudah kudus di hadapan-Nya? Jangan lupa, Allah memanggil kita untuk hidup kudus.

Kekudusan merupakan jembatan yang dapat membawa anda dekat dengan Allah, jangan pernah memutuskannya.

Jumat, 09 September 2011

Sejauh Mana Kita Mengasihi Sesama?

Markus 12:31
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

Seorang guru besar mengajar di tiga universitas terkenal di negaranya. Kita pasti yakin bahwa ia adalah seorang yang pandai, terhormat dan memiliki penghasilan tinggi sebagai hasil dari kedudukannya. Tapi yang mengagetkan, dia meninggalkan semua kehormatan dan profesinya untuk mengabdikan diri pada pelayanan sosial. Dia mengurus seorang muda yang cacat, mulai dari menyuapi, memandikan, sampai membuang kotorannya. Ketika ditanya oleh seseorang: "Mengapa Bapak melakukan semua ini, hanya demi seorang cacat?" Guru besar ini melontarkan jawaban yang mengharukan: "Bagi saya, walaupun dia cacat, dia seorang yang sangat berharga di hadapan Allah, maka layak bagi saya memberikan waktu saya untuk mendampinginya. Dia sangat berharga bagi saya."

Sanggupkah kita menyampaikan kalimat yang sama seperti guru besar tersebut? dia memandang seorang yang cacat sebagai pribadi yang berharga, sama seperti Allah memandangnya. Atau kita hanya mau mengasihi, menghargai orang yang sehat, pandai dan kaya? Hukum kedua yang Tuhan Yesus ajarkan adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Sudahkah hati kita tersentuh melihat yang kekurangan, tangan kita terulur memberi bantuan dengan penuh kasih, apapun kondisi mereka? Sudahkah mulut kita berdoa bagi sesama yang sedang mengalami musibah?
KASIH jangan hanya disimpan dalam kotak hati kita, tetapi bukalah kotak tersebut dan bagikan bagi mereka yang membutuhkannya.

Kamis, 08 September 2011

Ujian Air Panas

Yakobus 1:2-3
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Ketika kemalangan datang menenggelamkan hidup, apa reaksi anda? Mungkin anda pernah mendengar ilustrasi berikut: kentang, telur, dan bubuk kopi baru saja mengalami kemalangan yang sama. Yaitu, sama-sama dimasukkan dalam air mendidih. Yang berbeda adalah reaksi mereka masing-masing. Kentang mula-mula keras, kuat dan tidak mau tunduk, tapi setelah melewati waktu yang cukup lama, ia menjadi lunak dan lemah. Telur yang awalnya mudah pecah dan rapuh, akhirnya ia menjadi keras dan padat. Lain halnya dengan bubuk kopi, semula ia tidak menarik, tapi ketika ia dimasukkan ke air panas, ia justru mampu mengubah air panas sekelilingnya menjadi kopi yang harum dan memikat.

Masuk ke kelompok mana anda dalam ilustrasi tersebut? Apa persoalan anda hari ini? Pengkhianatan, sakit penyakit, kegagalan. Selamat! Itu berarti anda masuk dalam panasnya air mendidih. Seperti ilustrasi di atas, hasil akhir ada di tangan anda, karena hal itu bergantung pada cara anda bereaksi terhadap masalah dan penyelesaiannya. Maju dan keluar sebagai pemenang atau mundur sebagai pecundang. Firman Tuhan dalam Yakobus 1:12 menegaskan orang yang bertahan dalam pencobaan akan menerima upahnya. Dan semua ujian itu akan menghasilkan ketekunan.

Respon positif dalam menghadapi masalah dapat menjadikan anda lebih dari seorang pemenang.

Selasa, 06 September 2011

Aku Lemah Tapi Dia Kuatkan

1 Korintus 10:12
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.

Adalah fakta bahwa setiap manusia memiliki kelemahan-kelemahan, apakah kita menyadarinya atau tidak. Tapi seringkali kita tidak mau tahu kalau kita lemah. Kita menganggap diri kita kuat dan berkata: "Aku sanggup melakukannya sendiri, aku tidak perlu siapa-siapa!" Kita sombong dan mengandalkan kekuatan kita untuk melewati pencobaan-pencobaan, akibatnya kita seringkali stres dan jatuh, jatuh dan jatuh lagi untuk masalah yang sama.

Tuhan terkadang mengijinkan kita untuk diuji di tempat-tempat di mana kita lemah. Bukan karena Ia ingin kita jatuh dalam dosa, tetapi karena Ia ingin kita menyadari kebutuhan rohani kita dan datang kepada-Nya minta pertolongan. Kalau kita mengalami situasi seperti itu, ingatlah suatu kebenaran dalam I Korintus 10:13, "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Akuilah kelemahan-kelemahan kita dan bergantunglah kepada-Nya. Andalkan Dia untuk setiap masalah kita karena Ia akan memberikan jalan keluar, sehingga bersama Dia kita menjadi pemenang, bahkan lebih dari pemenang. Ingatlah bahwa pencobaan adalah alat yang dipakai Tuhan untuk membuat kita menyadari akan kelemahan kita sehingga kita terus bergantung dan mengandalkan Dia.

Tuhan memberikan kekuatan di saat masalah menghampiri hidupmu.

Minggu, 04 September 2011

Be Your Self

Titus 2:7a
Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.

Hidup adalah seperti sebuah koin. Anda dapat menggunakan hidup anda menurut cara apa pun yang anda inginkan; Tetapi, anda hanya dapat menggunakannya satu kali. Hidup adalah seperti uap yang sebentar kelihatan lalu lenyap.

Beberapa hari sebelum meninggal dunia, George Bernard Shaw diwawancarai oleh seorang reporter. Reporter itu bertanya, "Tuan Shaw, dalam hidupmu kau telah berjumpa dengan beberapa orang terkenal di dunia. Kau telah bersahabat dengan para raja, penulis kenamaan, seniman, dan guru. Seandainya kau dapat hidup kembali dan kau dapat memilih sosok seorang terkenal yang kau kenal atau sosok seorang pribadi dalam sejarah, siapakah yang akan kau pilih?"

George Bernard Shaw menjawab dengan mantap,"Aku akan memilih menjadi George Bernard Shaw dengan segala keinginanku yang belum tercapai."

Bagaimana sikapmu jika diberi kebebasan untuk menjadi tokoh terkenal? Seorang pengusaha besar, bintang film, olahragawan, atau politisi besar?

Jangan pernah berpikir untuk menjadi orang lain. Bertekadlah menjadi diri anda sendiri, dengan menggunakan secara maksimal semua potensi diri anda.

Kamis, 01 September 2011

Pemeriksaan Rohani

Mazmur 26:2
Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.

Jika boleh memilih, kemungkinan besar anda akan merasa berat jika disarankan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan fisik. Anda cenderung menganggap bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak mau merepotkan dokter anda tentang itu. Namun, karena saran dokter, seringkali anda tidak punya pilihan lain. Anda harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Jika boleh memilih, kebanyakan dari kita juga takut dengan pemeriksaan kesehatan rohani. Lagi pula, jika memeriksa roh kita dengan sangat cermat, kita mungkin perlu mengubah satu atau dua kebiasaan. Kita mungkin membutuhkan semacam ‘pemotongan perilaku'.

Saya menyarankan agar kita mengatasi keengganan. Dengan tuntunan Allah, marilah kita menjalani pemeriksaan kesehatan rohani. Pakailah Amsal 4:20-27 sebagai daftar pemeriksaan.

1 Telinga: Apakah kita mendengar firman Allah dengan jelas dan memahaminya? Apakah kita menjalankan apa yang dikatakan di dalamnya?

2 Mata: Apakah kita senantiasa memperhatikan ajaran yang akan menuntun kita menuju kebenaran?

3 Hati: Apakah kita menjaga hati dari yang jahat?

4 Lidah: Apakah mulut kita jujur dan murni?

5 Kaki: Apakah kita sedang berjalan lurus menuju kebenaran Allah tanpa ragu?

Bagaimanakah hasil pemeriksaan rohani Anda? Apakah dari pemeriksaan itu Anda melihat ada bagian-bagian yang perlu dibenahi? Pemeriksaan rohani yang teratur akan membantu memulihkan vitalitas rohani Anda.

PEMERIKSAAN KESEHATAN ROHANI MERUPAKAN KUNCI MENUJU KESEHATAN ROHANI

1 Amsal 4:20 - Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
2 Amsal 4:21,25 - janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
3 Amsal 4:23 - Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
4 Amsal 4:24 - Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
5 Amsal 4:26 - Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca