-

Senin, 28 Februari 2011

Kubu Pertahanan Yang Kuat

Mazmur 91:2
"Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku yang kupercayai"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 61; Markus 5; Bilangan 5-6

Tempat perlindungan adalah tempat yang aman jauh dari bahaya. Kubu pertahanan adalah bangunan kokoh yang nyaris tidak dapat ditembus oleh senjata konvensional.

Marthin Luther menulis sebuah lagu yang indah yang berbunyi, "Kubu pertahanan yang kuat adalah Allah kita; tembok yang kokoh tidak pernah gagal. Penolong kita berada di tengah banjir; penyakit mematikan dikalahkan." Sungguh pernyataan yang luar biasa tentang perlindungan dan kuasa yang dahsyat dari Allah!

Apakah Allah peduli dengan Anda dan saya? Dapatkah kita datang kepada-Nya hanya dengan kepercayaan dan iman saat kesulitan dan percobaan mengancam akan melanda kita? Ya, seribu kali! Dan Yesus Kristus adalah bukti terbesar bagi setiap kita bahwa Allah sangat mengasihi kita.

Sebesar apapun badai yang sedang menghantam Anda, Allah adalah tempat terbaik untuk berlindung.

Renungan terkait
* Hidup bebas dari ketakutan
* Tuhan membebaskan Anda
* Allah mempunya fotomu
* Menguji kemurnian emas
* Iman dan penyembuhan

Jumat, 25 Februari 2011

Stop Mempermalukan Allah

Lukas 23:35
"Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.""

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 57; Markus 1; Imamat 24-25

Dua hari yang lalu, pada saat saya sedang mencari berita di Internet, saya menemukan satu judul berita yang cukup menarik, "Kontroversi Musisi Lecehkan Yesus". Sang penulis berita mengangkat kasus-kasus dimana musisi dunia yang begitu terkenal di dunia, seperti John Lennon, Madonna, Jay-Z, Elton John mengolok-olok Tuhan Yesus dan ajaran-Nya.

Masing-masing selebritas ternama tersebut mengungkapkan ejekkan dalam wujud yang berbeda-beda. John Lennon sebelum kematian tragis yang dialaminya menyatakan The Beatles lebih terkenal dari Tuhan; Madonna dalam salah satu video klipnya menampilkan sosok Tuhan Yesus serba hitam yang disalib. Rapper Jay-z menggunakan ikon seperti Yesus di video klikpnya. Terakhir dan masih menjadi berita hangat, Elton John dalam sebuah wawancara dengan sebuah majalah internasional mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah seorang penyayang, sosok gay yang sangat cerdas dan orang yang mengerti masalah manusia.

Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga sudah terjadi ribuan tahun yang lalu, tetapi penghinaan demi penghinaan terhadap diri-Nya terus terjadi sampai sekarang. Apa yang dilakukan orang-orang yang tidak mengenal-Nya ini sebenarnya juga dilakukan orang-orang percaya. Dengan kelakuan mereka yang munafik, muka Tuhan Yesus kembali diludah. Dia tidak marah, melainkan sedih melihat umat-Nya hidup dalam kebohongan demi kebohongan.

Sikap bermuka dua yang seorang Kristiani tunjukkan dalam kehidupan sehari-harinya tanpa dia sadari juga merupakan bentuk pelecehan kepada Raja di atas segala raja. Ia telah menghina anugerah keselamatan yang diberikan kepadanya. Di hari minggu, ia hidup seperti orang kudus, tetapi senin sampai sabtu hidupnya begitu berantakkan.

Kita tidak bisa hidup dalam dua dunia dimana Firman Allah dan dosa dijalankan bersama-sama. Alkitab mencatat bahwa hati yang mendua tidak akan tenang dalam hidupnya (Yakobus 1:8). Jika Anda ingin hidup benar di hadapan Tuhan maka hiduplah sungguh-sungguh dalam firman-Nya dan jauhi dosa. Ketika Anda melakukan ini maka ketahuilah Anda sedang mempermuliakan nama-Nya, bukan lagi mempermalukan nama-Nya Yang Ajaib itu.

Seberapa besar kasih Anda kepada Allah, sebesar itu pula usaha Anda membuat nama-Nya semakin terkenal di bumi ini.

Renungan terkait
* Dahulukan Allah
* Hati Allah yang hancur
* Allah mempunya fotomu
* Menguji kemurnian emas
* Iman dan penyembuhan


Kamis, 24 Februari 2011

Penglihatan Yang Mengubah

II Korintus 3:18
"Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 56; Kisah Para Rasul 28; Imamat 22-23

Di zaman dahulu kala, ada seorang raja muda yang sedang bersembunyi di atas sebuah pohon. Ia terlihat gelisah karena sedang menunggu tunangannya. Tanpa sadar, ia pun jatuh dari pohon tersebut dan ketika mukanya sedang menghadap ke tanah, tampaklah sebuah sepatu yang ia kenal. Benar, ketika mukanya melihat ke atas, terlihatlah wajah sang putri, kekasih yang sudah lama ditunggunya. Entah mengapa, ia pun memberanikan diri untuk mengungkapkan siapa dirinya kepada si pujaan hati.

Dengan nada yang sangat hati-hati, sang raja muda mencoba menjelaskan mengapa ia selama ini menyembunyikan identitasnya. "Aku tidak pernah bercita-cita jadi raja. Tapi sekarang aku sudah menjadi raja, dan aku tidak nyaman dengan mahkota yang kupakai, sampai aku jatuh dari pohon dan melihatmu. Mendadak, untuk pertama kalinya aku merasa bahwa aku menjadi raja. Aku senang menjadi raja. Dan yang paling mengherankan, aku ingin menjadi raja yang terbijak, paling berani, dan paling agung dari semua raja mana pun." Hanya dengan memandang orang yang dicintainya, karakter dan tujuan raja muda ini pun berubah.

Saat kita bercermin pada Pribadi yang kita kasihi, yaitu Tuhan Yesus, kita pun berubah. Paulus menulis, "Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (II Korintus 3:18).

Dengan memandang Tuhan di halaman-halaman Kitab Suci, dan dengan berserah kepada Roh Kudus, kita akan menjadi pribadi yang berbeda. Kita ingin semakin mirip dengan Dia dan kerinduan terbesar kita adalah menyenangkan hati-Nya.

Kristuslah satu-satunya yang dapat mengubah total hidup Anda.

Renungan terkait
* Menghadapi masalah
* 5 Tips menghadapi godaan
* Apakah Anda sudah dewasa?
* Menguji kemurnian emas
* Iman dan penyembuhan


Rabu, 23 Februari 2011

Menghadapi Penolakkan

Yesaya 53:3
"Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 55; Kisah Para Rasul 27; Imamat 20-21

Di sepanjang kehidupan-Nya di bumi, Yesus terus menerus mengalami kritikan dan penolakkan. Pada awal pelayanannya, orang-orang sekota-Nya di Nazareth berusaha untuk melemparkan-Nya dari atas tebing (Lukas 4:29). Para pemimpin agama dan politik terus berdebat dengan-Nya dan bersepakat untuk membunuh-Nya.

Akhirnya, Yesus pun ditangkap dan dibawa ke hadapan Pilatus dan Herodes. Meskipun Dia tidak bersalah atas tuduhan terhadap diri-Nya, Dia dinyatakan sebagai musuh Allah dan manusia. Oleh karena itu, Yesus pun dianggap tidak layak untuk hidup.

Bagaimana Dia dapat menanggapi semua kritikan dan penolakan itu? Pertama, dengan kesetiaan. Dia tidak mengurangi pesan-Nya atau berhenti untuk melakukan apa yang benar. Kedua, dengan kekuatan. Di hadapan-Nya terbentang salib, tetapi ia tidak keberanian atau takut dengan apa yang Dia tahu sebagai kehendak Allah. Ketiga, dengan penundukkan diri. Ketika Herodes memaksa Dia untuk membela diri-Nya, "Yesus tidak memberi jawaban apa pun" (Lukas 23:9). Hanya satu hal yang penting: menggenapi tujuan Allah atas hidup-Nya.

Bagaimana Anda menghadapi kritikan?

Respon yang benar terhadap kritikan orang lain akan berpengaruh kepada tindakan apa yang akan Anda ambil ketika kritikan itu datang.

Renungan terkait
* Menghadapi masalah
* 5 Tips menghadapi godaan
* Apakah Anda sudah dewasa?
* Menguji kemurnian emas
* Iman dan penyembuhan


Selasa, 22 Februari 2011

Otoritas Mutlak Hidup Anda

Maleakhi 3:6
"Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 54; Kisah Para Rasul 26; Imamat 18-19

Dunia yang kita hidupi sekarang ini lebih banyak menyuarakan ketidakpastian dan ketidakjelasan. Rumah tangga yang sudah dibangun 25 tahun, dalam sekejap bisa hancur oleh karena ketidaksetiaan salah satu atau kedua belah pihak. Perusahaan yang sedang berkembang cepat, hanya dalam waktu hitungan jam atau menit bisa langsung bangkrut karena dunia terkena krisis global.

Tetapi bersyukur kepada Tuhan, jika Anda adalah orang percaya maka Anda mempunyai sesuatu yang dapat diandalkan: Firman Tuhan yang tidak dapat berubah! Tuhan tidak mempunyai tolok ukur ganda. Dia tidak mengatakan satu hal hari ini dan bisa berubah keesokannya. Dia sama, kemarin, hari ini dan selama-lamanya.

Jika Anda mau menjadikan Firman sebagai otoritas mutlak dalam hidup Anda, maka itu akan memberi kemantapan ketika segala disekeliling Anda runtuh. Jika Anda membiarkan firman Tuhan menyelesaikan persoalan-persoalan hidup Anda, Anda akan yakin ketika orang lain bingung. Anda akan merasa damai ketika orang lain ada di bawah tekanan. Anda akan menang ketika orang lain dikalahkan!

Apa arti menjadikan firman Tuhan sebagai otoritas? Itu berarti mempercayai perkataan-Nya ketimbang mempercayai perkataan manusia. Itu berarti mempercayai perkataan-Nya dan bukannya perkataan iblis. Itu berarti mempercayai perkataan-Nya dan bukan keadaan sekitar.

Bulatkan tekad di hati Anda untuk melakukan itu hari ini. Ambillah keputusan untuk hidup dengan iman, bukan berdasarkan pandangan mata. Serahkanlah diri Anda pada otoritas firman Tuhan maka tidak akan ada apa pun di dunia ini yang dapat merampas ketentraman Anda.

Firman Allah berisi jalan keluar bagi seluruh persoalan di dunia ini, karena itu hiduplah di dalam-Nya.

Renungan terkait
* Kesetiaan membawa Anda pada promosi Nya
* Anda adalah milik Nya
* Jangan kalah atas masalah
* Pola pikir yg menghasilkan mujizat
* Iman dan penyembuhan


Senin, 21 Februari 2011

Orang Lemah yang Kuat

II Korintus 12:9
".....Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 53; Kisah Para Rasul 25; Imamat 16-17

Apabila ada hal lain yang ingin kita benci melebihi dari kebencian kita terhadap kesombongan orang lain adalah kesadaran atas kelemahan diri kita. Biasanya kita akan menutupi segala kelemahan kita dengan berbagai macam cara agar hal itu dapat diketahui orang lain.

Bahkan rasul Paulus pun sampai harus diingatkan oleh Tuhan mengenai kelemahannya sendiri. Ia berulang kali ditusuk oleh "duri dalam daging" (II Korintus 12:7). Ia tidak mengatakan duri apa sebenarnya yang menusuk-nusuknya itu, tetapi penulis J.Oswald Sanders mengingatkan kita bahwa "duri tersebut melukai, merendahkan, dan membatasi Paulus". Sebenarnya ia sudah tiga kali meminta kepada Tuhan untuk mengambil duri tersebut, tetapi permohonannya ditolak. Ia kemudian justru menggunakan duri itu untuk bernaung pada kasih karunia Allah. Tuhan berjanji, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (ayat 9).

Dengan berani Paulus mulai "merangkul" kelemahannya dan menguji kasih karunia Tuhan. Itu merupakan sebuah jalan yang disebut Sanders "proses berjalan secara bertahap" dalam kehidupan sang rasul. Ia juga mencatat bahwa akhirnya rasul Paulus tidak lagi menganggap durinya sebagai "kekurangan yang membatasi", tetapi menganggapnya sebagai "keuntungan ilahi". Dan keuntungannya adalah: Ketika dirinya merasa lemah, ia justru kuat di dalam Tuhan.
Rata Penuh
Kekuatan Allah terlihat paling jelas dalam kelemahan kita.

Renungan terkait
* Menghadapi masalah
* Mengapa Tuhan memberikan kita masalah
* Jangan kalah atas masalah
* Pelajaran dari masalah
* Saat dalam masalah


Minggu, 20 Februari 2011

Doakan Masalah-masalah Anda

Filipi 4:6
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 52; Kisah Para Rasul 24; Imamat 14-15

Apa yang Anda lakukan pertama kali ketika mendapatkan masalah? Apakah Anda khawatir? Kebanyakan dari kita demikian. Namun, apakah kekhawatiran menyelesaikan masalah? Tidak. Jadi, kalau hal itu tidak menyelesaikan masalah, untuk apa khawatir?

Kisah alkitab tentang Hizkia memberi kita sebuah gagasan untuk menyelesaikan masalah. "Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. Hizkia berdoa di hadapan TUHAN" (II Raja-raja 19:14-15).

Bukannya datang kepada Allah sebagai Sumber yang utama, kita sering kali justru datang kepada-Nya sebagai tempat yang terakhir. Ikutilah formula Hizkia. Datanglah kepada Allah terlebih dahulu dengan masalah Anda, karena hanya Dia yang mampu menanganinya dengan cara yang terbaik untuk Anda dan menurut kehendak-Nya yang sempurna.

Berdoa kepada Allah adalah bukti penyerahan hidup Anda kepada-Nya.

Renungan terkait
* Menghadapi masalah
* Mengapa Tuhan memberikan kita masalah
* Jangan kalah atas masalah
* Pelajaran dari masalah
* Saat dalam masalah


Jumat, 18 Februari 2011

Letih Setengah Mati

Matius 11:28
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 50; Kisah Para Rasul 22; Imamat 10-11

Resiko dari bekerja adalah mengalami rasa capai. Tidak ada satu pun pekerjaan baik itu yang dilakukan di dalam kantor atau di luar kantor yang tidak membuat tubuh seseorang menjadi letih. Baik dia berprofesi sebagai seorang guru, manajer sebuah perusahaan, atau kuli kasar sekalipun pasti merasakan hal ini.

Tuhan Yesus pun mengalami keadaan seperti layaknya manusia dimana Dia harus mengasingkan diri dari orang banyak untuk beristirahat dan berkomunikasi dengan Bapa. Setelah Dia mengadakan banyak mukjizat dan mengajar orang banyak, Dia tahu bahwa harus berhenti sejenak untuk disegarkan kembali oleh Bapa.

Seletih apa Anda hari-hari ini sehingga tidak dapat mengerjakan apa pun atau bila dikerjakan juga hasilnya tidak maksimal? Allah mengerti kondisi Anda dan karena itu Dia memanggil Anda untuk datang kepada-Nya. Jumpailah Dia dalam doa dan saat teduh Anda maka kesegaran dan kekuatan baru akan Anda terima seketika itu juga.

Allah sanggup memberikan kekuatan kembali sekalipun Anda merasa sudah tidak mempunyai tenaga lagi.

Renungan terkait
* Surat dari Yesus
* Salib kemerdekaan
* Panjang sabar
* Kekuatan dalam diri kita
* Kekuatan atau kelemahan


Kamis, 17 Februari 2011

Lebih Dari Nasihat Baik

Yohanes 10:3
"Ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 49; Kisah Para Rasul 21; Imamat 8-9

Apa yang terlintas di dalam pikiran ketika mendengar kata tuntunan? Mungkin akan banyak jawaban atau intepretasi untuk hal ini. Bila hal ini ditanyakan kepada saya maka saya akan menjawab Allah. Mengapa Allah? Karena hanya Dia sendiri penuntun setia umat-Nya sampai hari ini.

Ada sebuah kisah mengenai seorang buta dengan anjingnya. Setiap kali pria yang tidak bisa melihat ini hendak bepergian, tidak pernah lupa ia membawa hewan kesayangannya. Anjing ini begitu setia menjadi penuntun. Walaupun tuannya tidak dapat melihat, ia dapat menjadi mata bagi tuannya sehingga tuannya tidak terjatuh. Mulutnya mungkin tidak dapat berkata-kata kepada pria buta tersebut seperti manusia, tetapi penglihatan tajam yang ia miliki dapat memimpin langkah si pria buta dengan aman di setiap jalan yang berbahaya.

Sebagian orang menginginkan Allah menjadi penasihat yang mulia. Tetapi ketika pandangan kita kabur dan jalan menjadi gelap, seperti yang sering terjadi, kita memerlukan lebih dari sekedar nasihat baik. Kita memerlukan Gembala yang Baik untuk memimpin kita (Yohanes 10:3,11). Apabila Anda mengikuti Kristus setiap hari maka Anda akan menemukan tuntunan yang Anda perlukan.

Mencari Tuntunan? Ikuti Kristus, Sang Penuntun Anda yang sejati.

Renungan terkait
* Nasihat para Ibu
* Nasihat Edmund Hillary
* Nasihat seekor beruang
* Siapa tahu yg terbaik
* Tidak menjadi kuda dan bagal


Rabu, 16 Februari 2011

Anda adalah Milik-Nya!

Galatia 2:20
"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 48; Kisah Para Rasul 20; Imamat 6-7

Publik Jerman tersentak ketika mengetahui salah seorang pemain sepakbola negara mereka yang akan bermain di Piala Dunia 2010, Robert Enke tewas bunuh diri pada 10 November 2009. Menyedihkan karena banyak orang memfavoritkan Enke menjadi penjaga gawang utama tim nasional Jerman di Afrika Selatan nanti.

Rasa frustasi mendalam ditinggalkan putri kesayangannya, Lara, ditenggarai sebagai faktor utama yang membuat pria berusia 32 tahun tersebut berani melakukan aksi menabrakkan diri ke kereta api yang sedang melintas ketika itu. Kini, istrinya pun berdua bersama anak angkat mereka di salah satu kota di Jerman.

Kasus bunuh diri sempat juga menggegerkan Indonesia dimana orang yang tewas melakukan aksinya dengan menerjunkan diri dari lantai atas pusat perbelanjaan. Walaupun, motif bunuh diri para pelaku berbeda-beda, tetapi ini menyadarkan bahwa masih banyak orang yang menganggap tubuh mereka adalah kepunyaan mereka sendiri.

Ketika Kristus datang ke dunia dan mati bagi dosa-dosa manusia maka hidup yang kita miliki sudah menjadi milik-Nya. Walaupun sebelum Adam jatuh ke dalam dosa, tubuh manusia adalah kepunyaan Allah, tetapi karya penebusan Yesus memberi penegasan bahwa apa yang di manusia adalah kepunyaan-Nya.

Bila setiap orang mengetahui hal ini maka dipastikan tidak akan ada orang yang dengan seenaknya melakukan aksi bunuh diri. Apa pun keadaan yang saat ini sedang Anda hadapi, janganlah mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup. Anda ditebus untuk hidup dan kalaupun ada kondisi yang tidak sesuai dengan yang Anda harapkan di dunia ini, lihatlah bahwa ada rencana Allah yang jauh lebih indah di balik semuanya itu.

Menjalani hidup sesuai Firman Allah adalah bukti pengakuan Anda atas otoritas Allah di dalam kehidupan Anda.

Renungan terkait
* Janji itu milik kita
* Koleksi yg bernilai kekal
* Firman Tuhan yg hidup
* Menguji kemurnian emas
* Firman Tuhan yg hidup


Selasa, 15 Februari 2011

Menjadi Pusat Perhatian

Lukas 16:13
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 16; Matius 16; Kejadian 31-32

Pengajaran Tuhan mengenai uang dalam Lukas pasal 16 sampai saat ini bahkan selamanya masih aktual untuk dijadikan berita di surat kabar. Beberapa orang Farisi mendengarkan Yesus saat Dia menyampaikan perumpamaan tentang hamba yang tidak setia. Dia berkata, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Orang-orang Farisi mencemooh hal ini, karena mereka adalah hamba uang. Namun Yesus menanggapi, "Apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah" (ayat 15).

Seorang penulis bernama Wayne Jacobsen menunjukkan bahwa kata ‘dibenci', yang digunakan Yesus dalam ucapannya di atas tidak mengacu pada pelanggaran susila yang kotor. Dia menujukan kata itu pada kecintaan orang-orang Farisi pada harta duniawi atau lebih tepatnya pada uang. Banyak orang pada masa kini berbuat demikian, padahal itu sangat menjijikkan di mata Allah.

Untuk membantu mengalihkan perhatian kita dari uang, Ken Gire menulis doa berikut: "Tuhan Yesus, tolonglah saya pada hari ini untuk melihat dengan jelas bahwa pada suatu hari kelak saya akan mati. Kini saya telah melihat dengan cukup jelas apa yang dianggap sangat berharga bagi manusia. Berilah saya mata yang dapat melihat apa yang Kau anggap berharga." Apakah yang berharga di mata Allah? Orang-orang yang membutuhkan, orang miskin, orang kelaparan, orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, orang sakit, orang yang kesepian dan para narapidana (Matius 25:34-40). Menghargai seseorang berarti mendengarkan, memahami dan memenuhi kebutuhan mereka.

Apakah perhatian Anda tertuju pada nilai-nilai duniawi? Apakah hari-hari ini Anda sedang disibukkan dengan pekerjaan ini dan itu untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya dengan alasan untuk masa depan? Ataukah pada hari-hari ini perhatian Anda sedang tertuju kepada nilai-nilai Allah yang kekal?

Lepaskanlah hal-hal yang bersifat duniawi dan peganglah hal-hal yang bersifat kekal.


Renungan terkait
* Kasih yg kekal
* Koleksi yg bernilai kekal
* Ini pun akan berlalu
* Menguji kemurnian emas
* Firman Tuhan yg hidup


Senin, 14 Februari 2011

Selalu Berhasil

Kejadian 39:2
"Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 15; Matius 15; Kejadian 29-30

Di dalam dunia ini ada satu orang yang selalu berhasil melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya pasti memuaskan setiap orang. Tidak hanya itu, kejujuran yang ia miliki juga membuat tuannya menyerahkan urusan rumah secara penuh kepadanya.

Walaupun banyak orang yang hendak menghancurkan kehidupannya, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil. Akhir kisah hidupnya yang menyedihkan pun berubah menjadi begitu luar biasa. Ia diangkat sebagai perdana menteri di negara yang sebenarnya adalah asing bagi dirinya. Semasa ia memerintah, bahaya kelaparan yang melanda di dunia saat itu pun dapat diatasi dengan sangat baik. Siapakah orang ini? Ia adalah Yusuf, anak dari Yakub.

Yusuf adalah bukti bagaimana penyertaan Allah begitu nyata dan mengubahkan berbagai prediksi manusia. Ketika ada rencana yang jahat hendak mematikan dirinya, tangan Allah membelokannya sehingga menjadi kebaikan. Alkitab dengan begitu jelas menuliskan mengenai hal ini, "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya...".

Apakah Anda ingin menjadi orang yang selalu berhasil dalam pekerjaan atau usaha yang sedang dikerjakan? Peganglah firman Tuhan dan hiduplah di dalamnya. Seperti kehidupan Yusuf yang selalu sukses, demikianlah hidup Anda akan dibawa Tuhan.

Orang yang hidupnya bersandar pada firman Tuhan akan selalu menikmati keberhasilan demi keberhasilan.

Renungan terkait
* Kisah sukses colonel harland sanders
* MUsuh membuat Anda sukses
* Tips sukses mulai dari nol
* Jalan menuju bahagia dan sukses
* Kesaksian kisah sukses Lita Zein


Minggu, 13 Februari 2011

Kasih Yang Kekal

Yeremia 31:3
"Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 45; Kisah Para Rasul 17; Keluaran 39-40

Siapa yang dapat menggambarkan atau mengukur kasih Allah? Alkitab merupakan sebuah pewahyuan atas fakta bahwa Allah adalah Kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan tentang keadilan, itu adalah keadilan yang diimbangi oleh kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan tentang kebenaran, itu adalah kebenaran yang didirikan di atas kasih. Ketika Anda membaca tentang penebusan dosa, itu adalah penebusan yang dilakukan karena kasih, bersumber pada kasih diselesaikan oleh kasih.

Ketika Anda membaca Firman Tuhan mengenai kebangkitan Kristus, Anda membaca mengenai keajaiban kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan tentang hadirat Kristus yang menetap, Anda membaca mengenai kuasa kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan mengenai kedatangan Kristus, Anda membaca mengenai penggenapan kasih.

Betapa kotor, hitam, memalukan atau mengerikannya dosa Anda dan saya, Allah mengasihi kita. Apa buktinya? Yesus Kristus, Putra Allah Satu-satunya, disalibkan untuk kita. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16).

Jika ada kasih yang tidak lekang oleh waktu maka itu adalah kasih Allah kepada kita.

Renungan terkait
* Cinta sejati
* Mencari cinta sejati
* Menemukan cinta sejati
* Cinta dan kasih
* Indahnya cinta


Sabtu, 12 Februari 2011

Lean on Me

Amsal 17:17
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 43; Kisah Para Rasul 15; Keluaran 35-36

Suatu hari seorang rekan kerja saya menyetel sebuah lagu di komputernya. Lagu itu terasa tidak asing di telinga saya, tetapi tetap saya tidak tahu apa judul lagu yang sedang diputar. Akhirnya saya pun menanyakan kepada rekan kerja saya ini. "Lean on Me" itulah jawabnya. Karena saya tertarik dengan lagu itu, akhirnya saya mencari liriknya di internet dan ketemu.

Lagu tersebut ternyata adalah lagu lama yang dinyanyikan kembali oleh para pemain film "Glee" yang saat ini sedang naik daun di Amerika Serikat. Di dalam salah satu kalimat lirik lagu tersebut ada kata-kata seperti ini: "Lean me, when you're not strong And I'll be your friend" Bila diterjemahkan kata-katanya bunyinya kurang lebih akan sebagai berikut: "Bersandarlah padaku, ketika engkau sedang lemah dan Aku akan menjadi sahabatmu". Sebuah pesan yang sangat mendalam dan membuat saya semakin berkaca, sudahkah saya menjadi sahabat seperti itu?

Tidak ada satu pun di dalam dunia ini yang dapat menandingi kejujuran, kemurnian, bahkan kasih yang begitu nyata ketika kita membangun sebuah persahabatan seperti yang Tuhan Yesus lakukan. Setiap perkataan-Nya dan perbuatan-Nya menunjukkan bagaimana Dia adalah Pribadi yang tak perlu diragukan lagi sebagai sahabat.

Tuhan Yesus adalah teladan kita untuk menjadi sahabat yang sejati. Sahabat sejati tidak hanya ada di saat suka, tetapi memberikan pundaknya ketika sahabatnya itu sedih atau mengalami permasalahan. Sahabat sejati memberikan dirinya sebagai sandaran ketika sahabatnya sedang menumpahkan segala kegelisahan. Pertanyaan hari ini, apakah Anda mau menjadi sahabat seperti yang Tuhan Yesus telah tunjukkan? Biarlah ketika Allah melihat dari Surga ke bumi, ia melihat Anda menjadi sahabat yang seperti Dia rindukan.

Hanya kasih Allah yang dapat memampukan kita menjadi sahabat sejati bagi sesama.

Renungan terkait
* Sahabat sejati
* Di gendong oleh sahabat
* Doa seorang sahabat
* Sewaktu kita duduk di taman kanak-kanak
* Persahabatan


Jumat, 11 Februari 2011

Teruji dan Benar

Amsal 20:6
"Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?"

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 42; Kisah Para Rasul 14; Keluaran 33-34

Kita pasti pernah kecewa terhadap seseorang yang tidak menepati janji atau tidak setia. Jengkel, ingin marah, semua perasaan campur aduk menjadi satu ketika kita mengalami hal ini. Tidak jarang orang lain akhirnya kena imbas dari kondisi kita yang sudah bad mood. Pengalaman-pengalaman dikecewakan orang lain membuat beberapa di antara kita pun berubah menjadi orang yang tidak menepati janji. Sebenarnya haruskah kita berubah menjadi seperti orang yang telah menyakiti hati kita?

Kita tidak dapat berbuat banyak terhadap ketidaksetiaan orang lain, tetapi kita dapat melakukan melakukan banyak hal untuk kesetiaan kita terhadap orang lain. Apabila kita berjanji, kita harus menepatinya. Jika kita berkata kepada seseorang bahwa kita akan berdoa baginya, kita perlu melakukannya. Ketika kita menyatakan kesetiaan dan kasih kepada orang lain, maka kita dapat melakukan hal-hal kecil yang menunjukkan kepada mereka bahwa kita serius.

Rasul Paulus mengatakan bahwa salah satu buah roh adalah kesetiaan (Galatia 5:22). Allah akan menciptakan di dalam diri Anda roh yang teguh jika Anda menganggap sungguh-sungguh apa yang Anda katakan kepada orang lain dan menepatinya. Oleh karenanya, mintalah Allah menjadikan Anda sebagai orang-orang yang dapat dipercaya, yaitu orang-orang yang teruji dan benar.

Setia kepada hal-hal kecil adalah perkara yang besar.

Renungan terkait
* Stia dalam kekosongan
* Upah kesetiaan
* Mintalah perkara besar
* Kesetiaan Anda akan membawa kepada promosinya
* Menabur


Kamis, 10 Februari 2011

Meja Sukacita

Mazmur 23:6
"Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 41; Kisah Para Rasul 13; Keluaran 31-32

Seorang pelatih sepakbola yang terkenal dengan kedisiplinannya, dua hari sebelum pertandingan sesungguhnya memberikan porsi latihan yang lebih berat dari biasanya kepada para pemainnya. Tentu saja hal ini membuat anak-anak yang dilatihnya itu menggerutu, namun begitu mereka tetap menjalani setiap instruksi yang diberikan sang pelatih.

Kelelahan begitu terlihat dari muka para pemain. Mereka seperti ingin berkata tidak sanggup, tetapi mereka tahu ada maksud baik pelatih mengapa memberikan latihan seperti itu. Hari pun telah berganti malam dan akhirnya sang pelatih menyelesaikan latihan pada hari itu.

Seperti biasanya, sebelum membersihkan diri dan bergegas pulang, sang pelatih dan para pemain berkumpul. Disana, sang pelatih akhirnya menjelaskan mengapa ia melakukan semua ini, "Saya tahu kalian marah kepada saya atau jengkel karena latihan yang berat ini. Namun, tahukah kalian bahwa kita akan menghadapi tim sepakbola yang berat dan bila kita latihan dengan porsi yang sama maka hasilnya adalah kita akan kalah. Saya yakin kalian semua paham apa yang baru saja kita lakukan."

Hari pertandingan sesungguhnya pun tiba juga. Kedua tim mengeluarkan kemampuannya di lapangan hijau. Namun, secara tidak terduga tim yang dilatih pelatih super disiplin ini memenangkan pertandingan. Ekspresi gembira terpancar di wajah para pemain. Mereka pun memeluk pelatihnya itu sambil menyanyikan lagu kemenangan.

Awalnya pun sikap yang kita tunjukkan kepada Allah saat menghadapi pergumulan atau masalah seperti para pemain yang dilatih oleh pelatih disiplin di dalam cerita tersebut. Kita menganggap Dia tidak memiliki hati, kejam, tidak adil - Semua hal-hal yang jahat kita tujukan kepada Allah saat itu. Namun, ketika kita menjalani masa-masa yang kita sebut masa penderitaan itu dengan sukses maka kita akan menikmati berkat Allah yang luar biasa.

Dia telah menyiapkan meja Sukacita, sebuah pesta besar bagi Anda untuk merayakan segala hal yang indah yang telah terjadi. Cawan penderitaan Anda telah berlalu dan kini Anda dapat merasakan dari lubuk hati yang terdalam, "Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."

Akhir dari setiap pergumulan dan ujian anak-anak Allah di muka bumi ini adalah kehidupan yang penuh dengan sorak-sorai kemenangan.

Renungan terkait
* Memberi dengan sukacita
* Buah roh sukacita
* Orang tua yg penuh sukacita
* Dibebaskan dan hidup bebas
* Belajar dari anak kecil


Rabu, 09 Februari 2011

Pilih Kasih

Yohanes 21:21-22
"Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 40; Kisah Para Rasul 12; Keluaran 29-30

Menjadi orang yang dijadikan nomor dua atau tiga dalam sebuah keluarga bukanlah sesuatu yang mengenakkan. Akibat hal ini juga, banyak anak yang akhirnya terluka atas perbuatan yang dilakukan oleh orang tuanya. Tidak hanya di rumah, di dalam perusahaan pun hal ini sering ditemui sehingga muncullah sebutan "anak emas bos" bagi mereka yang selalu mendapat perlakuan khusus dari atasannya.

Bagi mereka yang di-anakemas-kan, tentulah senang dengan perilaku yang diberikan oleh para pemimpinnya, tetapi bagi mereka yang tidak, kekecewaan dan kebencian tumbuh menyatu menjadi satu. Sadar atau tidak, pandangan kita terhadap Allah pun seperti itu. Kita menganggap bahwa ketika seseorang mendapat berkat yang luar biasa melimpah dan kita belum mendapatkannya maka kita akan menuduh-Nya sebagai Allah yang pilih kasih.

Dalam Kemahabesarannya, Allah memiliki wewenang menganugerahkan kasih dan kuasa-Nya kepada siapa ia ingin memberikannya. Hal ini bukan berarti Dia menganggap seseorang tidak berharga dan yang lain begitu tinggi derajat di mata-Nya. Dia memiliki rahasia tersendiri untuk memberkati satu persatu umat-Nya dan kita tidak perlu menanyakannya. Percaya saja, Allah telah menyiapkan berkat yang terbaik dan Dia akan mencurahkan sesuai dengan waktu yang dirancang-Nya.

Mungkin hari ini ada diantara Anda yang sudah berpaling dari Allah karena suatu peristiwa yang Anda anggap tidak harus Anda alami. Dalam kasih Kristus, saya mengatakan kembalilah kepada-Nya. Allah tidak pernah pilih kasih dan kalau pun ada kejadian yang membuat Anda begitu sedih dan kecewa lihatlah ada maksud-Nya yang besar dan mulia dibalik semua itu.

Allah mengasihi anak-anakNya dan itu tidak akan pernah berubah sampai kapan pun dan oleh apa pun juga.

Renungan terkait
* Sebuah pilihan kasih Tuhan atau mie instant
* Dosis kasih yg sehat
* Tetaplah berlari
* Tidak ada biaya untuk yg namanya kasih
* Kemenangan selalu di pihak Tuhan



Selasa, 08 Februari 2011

Never Too Late

Mazmur 121:5
"TUHANlah Penjagamu, TUHANlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 39; Kisah Para Rasul 11; Keluaran 27-28

Supaya sebuah pohon atau tanaman bisa bertumbuh dan menghasilkan buah, benihnya harus terlebih dahulu ditanam di tanah dan mati. Supaya buah roh dapat muncul dalam hidup kita, pertama-tama kita harus ditanam dalam firman Allah mati bagi diri sendiri. Di hadapan pemurnian, kesulitan, disiplin, dan kesedihan, Firman Allah memberi makanan bagi hidup kita dan buah mulai bermunculan. Tetapi itu tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan waktu dan kesabaran.

Yusuf tidak akan pernah dipakai oleh Allah jika ia tidak dijual oleh saudara-saudara yang membencinya, dan dituduh oleh istri Potifar, yang menjebloskannya ke dalam penjara. Bahkan, setelah ia memberi tahu juru minum Firaun bahwa ia akan kembali melayani raja dan memintanya untuk memberi tahu Firaun akan pemenjaraan dirinya yang tidak seharusnya dilakukan, Yusuf harus menanti dua tahun lagi untuk dibebaskan dari penjara.

Saat kita menantikan Tuhan, kadang-kadang Dia kelihatan lambat untuk datang menolong kita, tetapi Dia tidak pernah terlambat. Waktu-Nya selalu sempurna.

Pertolongan Allah dalam hidup Anda tidak akan pernah terlalu lambat atau pun juga terlalu cepat karena Dia akan melakukannya selalu tepat pada waktunya.

Renungan terkait
* Tak pernah ada kata terlambat
* Selagi masih ada waktu
* Gunakan waktu dengan baik
* Hargai waktu
* Rencana Tuhan indah pada waktunya


Minggu, 06 Februari 2011

Kasih Yang Berkorban

Yohanes 15:13
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 38; Kisah Para Rasul 10; Keluaran 25-26

Kasih adalah sebuah kata yang sering kita dengar di dunia ini. Agama atau kepercayaan apa pun yang ada di dunia ini pasti mengetahui apa itu kasih. Tidak ada yang mau tidak dikasihi sesamanya. Setangguh apapun pria atau wanita, ia ingin merasakan kasih dari manusia lainnya.

Allah mengajarkan umat-Nya tentang hal ini melalui karya penebusan dosa manusia yang dilakukan oleh Yesus. Kasih itu tidak sekedar kata-kata mutiara atau perbuatan yang ujung-ujungnya meminta balasan. Kasih itu murni, bahkan itu juga berbicara pengorbanan. Dalam Yohanes 15, Yesus berkata kepada murid-murid, "inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (ayat 12,13).

Anda dan saya adalah sahabat-sahabat Tuhan Yesus, tetapi bukan berarti Dia mengatakan itu agar kita mau mati untuk-Nya. Bukan, bukan itu maksudnya. Yang Dia minta bagi kita yang mengaku sahabat-sahabatNya adalah ketaatan yang penuh kepada-Nya. Itu adalah cara kita memberikan nyawa baginya (Roma 12:1).

Demikian juga kita tidak perlu menunggu mati bagi sahabat kita, baru diri kita bisa menyebut diri sebagai sahabat mereka. Pengorbanan-pengorbanan selama Anda hidup saat ini juga dapat memperlihatkan seberapa dalam ikatan persahabatan diantara Anda dan sahabat Anda. Mengorbankan rencana dan jadwal yang padat, serta memberi perhatian disaat dia membutuhkan adalah sebuah cara sederhana untuk menunjukkan kasih Anda sebagai seorang sahabat.

Apa yang sudah Anda lakukan kepada orang-orang yang Anda akui sebagai sahabat? Sudahkah Anda melakukan pengorbanan-pengorbanan yang sepertinya sepele itu kepada mereka? Biarlah kita menjadi sahabat yang memiliki kasih seperti yang diinginkan oleh Allah.

Semakin dekat Anda kepada Allah semakin besar hati Anda untuk sesama.

Renungan terkait
* Sebuah pilihan kasih Tuhan atau mie instant
* Dosis kasih yg sehat
* Tetaplah berlari
* Tidak ada biaya untuk yg namanya kasih
* Kemenangan selalu di pihak Tuhan


Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca