Amsal 2:21 - Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ.
Mazmur 37:37-38 - Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; tetapi pendurhaka-pendurha ka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Seorang pengkhotbah muda diundang untuk membagikan firman Tuhan di dalam sebuah Ibadah Raya. Dalam ibadah itu ia mengupas tentang hal “Jangan Mencuri”, salah satu poin dari sepuluh perintah Allah. Keesokan harinya ia naik bis dan memberikan uang satu dolar untuk membayar ongkosnya. Kemudian ia menerima uang receh sebagai kembaliannya dan berjalan ke pintu keluar sambil menghitungnya. Ternyata uang yang diterimanya lebih dan ia terus berjalan sambil berkata dalam hatinya, “Pemilik bis ini tidak akan bangkrut hanya karena uang ini. Ini kan hanya recehan . . . . .” Namun beberapa detik kemudian hatinya berubah, ia memutar haluan dan berjalan kearah depan. Sambil menyerahkan uang kepada kondektur ia berkata, “Kembaliannya lebih nih . . .” Reaksi sang kondektur sungguh diluar dugaannya. “Saya sengaja Pak Pendeta. Kemarin saya mendengar khotbah Bapak tentang hukum “Jangan Mencuri”, dimana kita tidak boleh mengambil barang orang lain atau apa saja yang bukan bagian kita. Dari tadi saya memperhatikan Bapak melangkah sambil menghitung uang kembalian itu, dan ternyata Bapak melakukan apa yang Bapak ajarkan,” jawab sang kondektur sambil mengacungkan jempolnya. Hari itu si pengkhotbah muda lulus dalam ujian kejujuran, dan dalam prosesnya ia memberi kesaksian iman yang dinyatakan dalam perbuatannya.
Uang receh itu adalah penguji yang kelihatan kecil atau sepele, tapi jika lulus maka itu membuktikan bahwa iman yang diperkatakannya selaras dengan perbuatannya. Namun dewasa ini iman yang ada di dalam diri orang percaya sudah menjadi “barang” langka, apalagi di Indonesia yang merupakan Negara dimana tingkat korupsinya tinggi. Fakta ini menunjukkan bahwa banyak pejabat yang tidak jujur di dalam melakukan tugasnya. Pejabat dan pengusaha berkolusi melakukan penipuan kelas kakap dan karyawan atau buruh yang kecil melakukan penipuan kecil. Semuanya dilakukan untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri (Yak 3:14 - Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!). Selain karena uang, ada juga orang-orang yang tidak berlaku jujur demi mencari popularitas, kehormatan atau mempertahankan kedudukannya. Biasanya hal ini banyak terjadi dipanggung politik atau pemerintahan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi di gereja Tuhan. Tetapi semua fakta ini tidak bisa menjadi alasan bagi anak-anak Tuhan untuk tidak berlaku jujur, karena Tuhan selalu ada di pihak orang yang jujur.
Mengenai kejujuran, Tuhan Yesus berkata, “Jika ya, hendaklah kamu katakana: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat 5:37). Artinya, jika kita tidak jujur berarti kita ada dipihak iblis, tapi bila kita berlaku jujur maka Tuhan akan membuka jalan bagi kita, meskipun jalan yang kita lalui tidak semulus jalan yang serong. Tetapkanlah hati untuk berjalan dijalur orang jujur!
DOA:
Hasrat hatiku adalah hidup sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya sehingga hidupku menjadi terang yang memancarkan kemuliaanMu. Mampukan aku ya Tuhan Yesus. Amin.
KATA-KATA BIJAK:
Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya. (Amsal 11:6)
Mazmur 37:37-38 - Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; tetapi pendurhaka-pendurha ka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Seorang pengkhotbah muda diundang untuk membagikan firman Tuhan di dalam sebuah Ibadah Raya. Dalam ibadah itu ia mengupas tentang hal “Jangan Mencuri”, salah satu poin dari sepuluh perintah Allah. Keesokan harinya ia naik bis dan memberikan uang satu dolar untuk membayar ongkosnya. Kemudian ia menerima uang receh sebagai kembaliannya dan berjalan ke pintu keluar sambil menghitungnya. Ternyata uang yang diterimanya lebih dan ia terus berjalan sambil berkata dalam hatinya, “Pemilik bis ini tidak akan bangkrut hanya karena uang ini. Ini kan hanya recehan . . . . .” Namun beberapa detik kemudian hatinya berubah, ia memutar haluan dan berjalan kearah depan. Sambil menyerahkan uang kepada kondektur ia berkata, “Kembaliannya lebih nih . . .” Reaksi sang kondektur sungguh diluar dugaannya. “Saya sengaja Pak Pendeta. Kemarin saya mendengar khotbah Bapak tentang hukum “Jangan Mencuri”, dimana kita tidak boleh mengambil barang orang lain atau apa saja yang bukan bagian kita. Dari tadi saya memperhatikan Bapak melangkah sambil menghitung uang kembalian itu, dan ternyata Bapak melakukan apa yang Bapak ajarkan,” jawab sang kondektur sambil mengacungkan jempolnya. Hari itu si pengkhotbah muda lulus dalam ujian kejujuran, dan dalam prosesnya ia memberi kesaksian iman yang dinyatakan dalam perbuatannya.
Uang receh itu adalah penguji yang kelihatan kecil atau sepele, tapi jika lulus maka itu membuktikan bahwa iman yang diperkatakannya selaras dengan perbuatannya. Namun dewasa ini iman yang ada di dalam diri orang percaya sudah menjadi “barang” langka, apalagi di Indonesia yang merupakan Negara dimana tingkat korupsinya tinggi. Fakta ini menunjukkan bahwa banyak pejabat yang tidak jujur di dalam melakukan tugasnya. Pejabat dan pengusaha berkolusi melakukan penipuan kelas kakap dan karyawan atau buruh yang kecil melakukan penipuan kecil. Semuanya dilakukan untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri (Yak 3:14 - Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!). Selain karena uang, ada juga orang-orang yang tidak berlaku jujur demi mencari popularitas, kehormatan atau mempertahankan kedudukannya. Biasanya hal ini banyak terjadi dipanggung politik atau pemerintahan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi di gereja Tuhan. Tetapi semua fakta ini tidak bisa menjadi alasan bagi anak-anak Tuhan untuk tidak berlaku jujur, karena Tuhan selalu ada di pihak orang yang jujur.
Mengenai kejujuran, Tuhan Yesus berkata, “Jika ya, hendaklah kamu katakana: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat 5:37). Artinya, jika kita tidak jujur berarti kita ada dipihak iblis, tapi bila kita berlaku jujur maka Tuhan akan membuka jalan bagi kita, meskipun jalan yang kita lalui tidak semulus jalan yang serong. Tetapkanlah hati untuk berjalan dijalur orang jujur!
DOA:
Hasrat hatiku adalah hidup sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya sehingga hidupku menjadi terang yang memancarkan kemuliaanMu. Mampukan aku ya Tuhan Yesus. Amin.
KATA-KATA BIJAK:
Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya. (Amsal 11:6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar