Ibrani 4:16
“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 2; Yohanes 12; 1 Tawarikh 16-17
Suatu kali seorang pendeta yang sedang ikut dalam sebuah penerbangan bertanya kepada pilot kapal yang tak lain merupakan sahabatnya sejak kecil, “pesawat kamu kan ini berukuran kecil, apakah kamu pernah mempunyai masalah ketika mengudarakan dan mendaratkan pesawat kecil kamu di bandara yang didominasi pesawat berukuran besar?” Dengan santai, pilot ini menjawab, “Pesawat saya mungkin kecil, tetapi saya mempunyai hak, kesempatan, dan akses yang sama di bandara itu dengan orang lain bahkan sama dengan pesawat jumbo jet!”
Begitu halnya dengan doa, seperti orang percaya yang menghampiri takhta kasih karunia. Tidak peduli siapa kita, atau betapa kecilnya kita dibandingkan orang lain, atau betapa kecilnya kita dibandingkan orang lain, atau betapa rendahnya lingkungan kehidupan kita, kita tidak mengantre di belakang orang lain. Tak ada yang mendapat perlakuan utama.
Di dunia yang menawarkan perlakuan istimewa kepada orang kaya, orang terkenal, dan orang yang berpengaruh, sungguh kita disemangati karena mengetahui bahwa setiap anak Allah mempunyai jalan masuk yang sama menuju Bapa di surga. Pemazmur berkata, “TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan” (Mazmur 145:18).
Dengan jaminan ini, kita semua dapat “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia” dalam doa, karena mengetahui bahwa Allah yang penuh kasih tak akan pernah membuang kita.
Doa adalah suatu jalur terbuka menuju surga.
Sumber: Kingdom Magazine Februari 2010
“Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 2; Yohanes 12; 1 Tawarikh 16-17
Suatu kali seorang pendeta yang sedang ikut dalam sebuah penerbangan bertanya kepada pilot kapal yang tak lain merupakan sahabatnya sejak kecil, “pesawat kamu kan ini berukuran kecil, apakah kamu pernah mempunyai masalah ketika mengudarakan dan mendaratkan pesawat kecil kamu di bandara yang didominasi pesawat berukuran besar?” Dengan santai, pilot ini menjawab, “Pesawat saya mungkin kecil, tetapi saya mempunyai hak, kesempatan, dan akses yang sama di bandara itu dengan orang lain bahkan sama dengan pesawat jumbo jet!”
Begitu halnya dengan doa, seperti orang percaya yang menghampiri takhta kasih karunia. Tidak peduli siapa kita, atau betapa kecilnya kita dibandingkan orang lain, atau betapa kecilnya kita dibandingkan orang lain, atau betapa rendahnya lingkungan kehidupan kita, kita tidak mengantre di belakang orang lain. Tak ada yang mendapat perlakuan utama.
Di dunia yang menawarkan perlakuan istimewa kepada orang kaya, orang terkenal, dan orang yang berpengaruh, sungguh kita disemangati karena mengetahui bahwa setiap anak Allah mempunyai jalan masuk yang sama menuju Bapa di surga. Pemazmur berkata, “TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan” (Mazmur 145:18).
Dengan jaminan ini, kita semua dapat “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia” dalam doa, karena mengetahui bahwa Allah yang penuh kasih tak akan pernah membuang kita.
Doa adalah suatu jalur terbuka menuju surga.
Sumber: Kingdom Magazine Februari 2010
1 komentar:
Trims atas renungannya saudaraku, senoga senantiasa diberkati oleh Tuhan Yesus sebab sudah boleh menjadi berkat bagi orang byk seperti yang dikehendaki oleh Tuhan YESUS. Tuhan Yesus sayang dan memberkati slalu.
Posting Komentar