Efesus 3:20
"Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita."
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 14-15
Seorang ibu tiba-tiba memarahi anaknya yang baru saja pulang dari kantor. Sambil berteriak-teriak setengah histeris, ibu itu menanyakan pekerjaan di rumah yang belum sempat diselesaikan oleh si anak. Setelah lelah karena seharian beraktivitas, karuan saja si anak kemudian membalas teriakan ibunya dengan nada tinggi pula. Selidik punya selidik, ternyata si anak telah menyelesaikan tugasnya, namun adiknya mengacaukan semuanya. Ibu yang tadinya histeris itu menyadari kesalahannya, namun ia sudah sulit untuk minta maaf, karena anaknya sudah terlanjur sakit hati dimarahi ibunya seperti itu.
Ketika kita terburu-buru melakukan sesuatu, seringkali yang kita hasilkan adalah sebuah persoalan baru. Memilih pekerjaan terburu-buru karena tergiur dengan iming-iming fasilitas, memilih teman hidup terburu-buru karena status dan harga diri, justru seringkali malah menjerumuskan kita ke dalam sebuah lubang persoalan baru. Hasil yang didapat, justru melenceng jauh dari yang diharapkan. Parahnya, kita sangat sulit keluar dari lubang itu, karena terlanjur terperosok semakin dalam.
Jangan pernah terburu-buru membuat keputusan yang penting, jika tidak ingin terperosok ke dalam kesulitan lain. Ketahuilah bahwa Allah kita adalah Allah pemegang kedaulatan atas waktu. Ketika kita sabar menantikan Allah menjawab pergumulan kita, hasilnya pasti di luar perkiraan kita, dan pastinya kita malah bisa menyelesaikan persoalan yang ada, bukannya menambah masalah baru.
Terburu-buru membuat kita tidak dapat berpikir dengan jernih. Bersikap tenang dapat membuat anda mempertimbangkan segala sesuatunya dengan lebih hati-hati.
"Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita."
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 14-15
Seorang ibu tiba-tiba memarahi anaknya yang baru saja pulang dari kantor. Sambil berteriak-teriak setengah histeris, ibu itu menanyakan pekerjaan di rumah yang belum sempat diselesaikan oleh si anak. Setelah lelah karena seharian beraktivitas, karuan saja si anak kemudian membalas teriakan ibunya dengan nada tinggi pula. Selidik punya selidik, ternyata si anak telah menyelesaikan tugasnya, namun adiknya mengacaukan semuanya. Ibu yang tadinya histeris itu menyadari kesalahannya, namun ia sudah sulit untuk minta maaf, karena anaknya sudah terlanjur sakit hati dimarahi ibunya seperti itu.
Ketika kita terburu-buru melakukan sesuatu, seringkali yang kita hasilkan adalah sebuah persoalan baru. Memilih pekerjaan terburu-buru karena tergiur dengan iming-iming fasilitas, memilih teman hidup terburu-buru karena status dan harga diri, justru seringkali malah menjerumuskan kita ke dalam sebuah lubang persoalan baru. Hasil yang didapat, justru melenceng jauh dari yang diharapkan. Parahnya, kita sangat sulit keluar dari lubang itu, karena terlanjur terperosok semakin dalam.
Jangan pernah terburu-buru membuat keputusan yang penting, jika tidak ingin terperosok ke dalam kesulitan lain. Ketahuilah bahwa Allah kita adalah Allah pemegang kedaulatan atas waktu. Ketika kita sabar menantikan Allah menjawab pergumulan kita, hasilnya pasti di luar perkiraan kita, dan pastinya kita malah bisa menyelesaikan persoalan yang ada, bukannya menambah masalah baru.
Terburu-buru membuat kita tidak dapat berpikir dengan jernih. Bersikap tenang dapat membuat anda mempertimbangkan segala sesuatunya dengan lebih hati-hati.
4 komentar:
saya setuju sekali karena saya sendiri adalah pribadi yang terburu2. semoga saya bisa belajar lebih sabar :)
saya setuju sekali karena saya sendiri adalah pribadi yang terburu2. semoga saya bisa belajar lebih sabar :)
setuju, dalam segala hal kita tidak boleh terburu- buru...
setuju, kita tidak boleh terburu-buru dalam semua hal.. amin
Posting Komentar