Seorang ibu muda telah didiagnosis mengidap sejenis kanker yang dapat diobati. Ia pulang dari rumah sakit, merasa tak nyaman akan penampilan fisiknya dan kerontokan rambut akibat radiasi.
Saat duduk di kursi dapur, anak lelakinya muncul diam-diam di pintu, memperhatikannya dengan rasa ingin tahu.
Saat ibunya memulai penjelasan yang sudah dilatihnya untuk membantu anaknya memahami apa yang dilihatnya, anak itu maju untuk membenamkan diri dalam pangkuannya.
Dengan seksama, ia meletakkan kepalanya pada dada sang ibu beberapa lama. Ibunya berkata, “Suatu saat nanti, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Ibu akan sembuh seperti dulu lagi.”
Anak kecil itu duduk dan berpikir. Dengan kejujuran anak usia enam tahun, ia hanya menyahut, ”Rambutnya beda, tapi hatinya sama.”
Ibunya tak lagi harus menunggu untuk ”Suatu saat nanti, mudah-mudahan dalam waktu dekat” untuk sembuh.
Ia sudah sembuh sekarang
Rochelle Pennington
From Chicken Soup for the Mother’s Soul
Saat duduk di kursi dapur, anak lelakinya muncul diam-diam di pintu, memperhatikannya dengan rasa ingin tahu.
Saat ibunya memulai penjelasan yang sudah dilatihnya untuk membantu anaknya memahami apa yang dilihatnya, anak itu maju untuk membenamkan diri dalam pangkuannya.
Dengan seksama, ia meletakkan kepalanya pada dada sang ibu beberapa lama. Ibunya berkata, “Suatu saat nanti, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Ibu akan sembuh seperti dulu lagi.”
Anak kecil itu duduk dan berpikir. Dengan kejujuran anak usia enam tahun, ia hanya menyahut, ”Rambutnya beda, tapi hatinya sama.”
Ibunya tak lagi harus menunggu untuk ”Suatu saat nanti, mudah-mudahan dalam waktu dekat” untuk sembuh.
Ia sudah sembuh sekarang
Rochelle Pennington
From Chicken Soup for the Mother’s Soul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar