-

Selasa, 15 Juni 2010

Siap Diuji

Daniel 3:17
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari tanganmu, ya raja.”

Seberapa berat ujian iman yang pernah Anda alami? Pernahkah Anda diancam akan dibakar hidup-hidup karena melakukan kebenaran firman Tuhan? Saya sendiri harus saya akui belum pernah berhadapan dengan hal seperti itu, tetapi ketiga sahabat Nabi Daniel mengalaminya. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah orang-orang yang takut akan Allah dan berkomitmen hanya menyembah-Nya saja. Mereka menolak sujud kepada ilah lain berupa patung yang didirikan Raja Nebukadnezar, meski akhirnya mereka harus dibakar di perapian yang sangat panas.

Jika Daniel, sahabat mereka tidak imannya ketika pintu gua singa terbuka untuk mencampakkan dirinya jika ia tetap menyembah Allahnya, begitu pula dengan ketiga orang pemberani ini. Panasnya dapur perapian tidak cukup untuk menggoyahkan iman mereka kepada Allah. Mereka melakukannya bukan karena komitmen yang membabi buta dan tanpa dasar, tetapi karena mereka mengenal siapa Allah yang selama ini mereka sembah. Seandainya Allah tidak menolong pun, mereka tetap akan setia kepada-Nya.

Alkitab mencatat bahwa ketiga orang-orang luar biasa ini selamat dari api dan bukan hanya itu, Allah menganugerahkan kedudukan tinggi kepada mereka bertiga di dalam pemerintahan raja Nebukadnezar sebagai upah kesetiaan mereka.

Ada kalanya iman kita kepada Allah diuji, dan ujian tersebut datang tanpa meminta izin. Ada kalanya kita akan mengalami ancaman dalam skala kecil dibanding pengalaman ketiga sahabat Nabi Daniel karena iman kita kepada Yesus. Kedekatan dan pengenalan kita akan Allah sangat menentukan respons ketika ujian tersebut datang.

Perhatikanlah dan siapkanlah diri kita untuk menghadapi setiap ujian iman di sepanjang hari ini. Tetapkanlah dalam hati kita untuk tidak menyangkali iman, tetap percaya kepada-Nya, dan yakini bahwa Allah sanggup membela kita. Akan ada upah bagi orang-orang yang setia dan berani mengakui imannya kepada Allah. Ada waktunya iman yang kita pegang dimurnikan lewat ujian demi ujian hidup. Tujuannya bukanlah untuk menghancurkan, melainkan semakin menyempurnakan.

Kedekatan dengan Allah akan menentukan nilai hidup kita.

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca