-

Sabtu, 05 Juni 2010

MERENCANAKAN MASA DEPAN

“maka Yusuf mengumpulkan segala bahan makanan ketujuh tahun kelimpahan yang ada di tanah Mesir, lalu disimpannya di kota-kota; hasil daerah sekitar tiap-tiap kota disimpan di dalam kota itu.” Kejadian 41:48

Setiap orang pasti memiliki ribuan angan atau rencana untuk masa depannya; pekerjaan mapan, keluarga bahagia, punya kendaraan dan rumah tinggal yang layak dan sebagainya. Tidak peduli apakah akan terwujud atau tidak, yang penting harus usaha terbebih dahulu dan merencanakan segala sesuatunya sebaik mungkin.

Apabila kita tidak mempunyai rencana, bagaimana kita akan tahu kapan kita berhasil? Tanpa ada sasaran atau target di kepala kita, bagaimana mungkin kita tahu bahwa kita sedang melangkah ke arah yang tepat atau benar? Selagi kita dianugerahi kesehatan yang baik dari Tuhan berarti kita juga memiliki kesempatan untuk berusaha dan bekerja. Jangan pernah bermalas-malas atau menyia-nyiakan waktu yang ada untuk hal-hal yang tidak berguna. Dikatakan: “Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.” (Amsal 20:4). Maka kita harus hidup dengan persiapan dan perencanaan yang baik, agar kita tidak terpuruk dan siap terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Yusuf adalah contoh orang yang memiliki perencanaan yang baik dalam hidupnya. Ketika ia dipercaya menjadi penguasa di Mesir seperti dikatakan Firaun kepadanya, “Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu... Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.” (Kejadian 41:40-41), Yusuf mengerjakan tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan dengan hikmat yang luar biasa, karena Roh Tuhan menyertainya. Ia memerintahkan rakyat Mesir untuk mempersiapkan diri menyongsong kelaparan yang akan terjadi. Selama tahun-tahun kelimpahan ia mengumpulkan semua kelebihan dan menyimpannya untuk persediaan kelak. “Demikianlah Yusuf menimbun gandum seperti pasir di laut, sangat banyak, sehingga orang berhenti menghitungnya, karena memang tidak terhitung.” (Kejadian 41:49).

Ketika kelaparan hebat terjadi tujuh tahun, di Mesir ada persediaan makanan melimpah.

1 komentar:

rhein mengatakan...

Nice post


meski saya baru kali ini komentar
tapi saya berlangganan baca postingan Anda ..

Terus menulis ..



Tuhan memberkati

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca