Efesus 5:1-2
“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 139; Yohanes 16; Ezra 1-2
Menjadi seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya bukanlah perkara yang mudah, setidaknya itulah yang saya lihat dari Bapak saya. Selain harus mencari nafkah bagi keluarga, beliau juga harus merelakan tubuhnya kecapaian ketika saya dan saudara-saudara saya mengalami sakit.
Saya ingat sekali dengan peristiwa 12 tahun yang lalu dimana saya waktu itu menderita gejala demam berdarah. Dengan kondisi daerah Jakarta yang masih rawan ketika itu karena baru saja terjadi kerusuhan, Bapak saya membawa saya ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta menggunakan motor Vespa milik beliau. Bukan hanya sampai situ juga, beliau adalah orang yang menjagai saya selama satu minggu ketika saya terbaring di rumah sakit.
Saya tahu bahwa Bapak saya lelah mengurusi saya ketika itu, tetapi beliau tidak pernah menunjukkannya kepada saya. Beliau tetap merawat saya dengan baik. Perbuatan yang bapak saya perlihatkan kepada saya saat itu akan terus teringat dalam benak saya karena lewat peristiwa itulah saya memahami apa artinya berkorban.
Beribu-ribu tahun yang lalu sebenarnya sudah ada seorang Pribadi yang telah menunjukkan hal ini kepada manusia. Dia yang tidak pernah mengenal dosa, namun karena untuk menyelamatkan hidup kita, Dia merelakan diri-Nya menjadi korban tebusan. Dia Suci dan Agung, bahkan Dia adalah Anak yang sangat dikasihi oleh Bapa. Tentu Anda sudah mengenal-Nya karena nama-Nya begitu terkenal di seantero jagat raya. Ya benar, Dia adalah Yesus.
Oleh karena kasih-Nya kepada manusia, Dia mau merendahkan diri-Nya menjadi sama seperti Anda dan saya. Ini adalah pengorbanan terbesar yang pernah terjadi di dunia ini dan tidak ada satu pun yang akan dapat menyamainya.
Sebagai pengikut Yesus, kita patut meneladani sikap Yesus yang satu ini. Berkorban bukan berarti harus mati bagi orang lain saja, tetapi juga bisa lewat membantu kehidupan orang lain yang membutuhkan secara suka rela. Sudahkah Anda memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan harta kekayaan Anda untuk menolong kehidupan orang di sekitar Anda saat ini? Jika belum, lakukanlah sekarang karena ini adalah bukti Anda mengasihi Tuhan Yesus.
Satu-satunya motif berkorban yang benar adalah kasih. Di luar ini, salah !
Renungan terkait
* Pengorbanan seorang Ibu
* Berkorban itu Indah
* Kasih Allah tidak bersyarat
* Berkat kasih karunia
* Sebuah pengorbanan
“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 139; Yohanes 16; Ezra 1-2
Menjadi seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya bukanlah perkara yang mudah, setidaknya itulah yang saya lihat dari Bapak saya. Selain harus mencari nafkah bagi keluarga, beliau juga harus merelakan tubuhnya kecapaian ketika saya dan saudara-saudara saya mengalami sakit.
Saya ingat sekali dengan peristiwa 12 tahun yang lalu dimana saya waktu itu menderita gejala demam berdarah. Dengan kondisi daerah Jakarta yang masih rawan ketika itu karena baru saja terjadi kerusuhan, Bapak saya membawa saya ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta menggunakan motor Vespa milik beliau. Bukan hanya sampai situ juga, beliau adalah orang yang menjagai saya selama satu minggu ketika saya terbaring di rumah sakit.
Saya tahu bahwa Bapak saya lelah mengurusi saya ketika itu, tetapi beliau tidak pernah menunjukkannya kepada saya. Beliau tetap merawat saya dengan baik. Perbuatan yang bapak saya perlihatkan kepada saya saat itu akan terus teringat dalam benak saya karena lewat peristiwa itulah saya memahami apa artinya berkorban.
Beribu-ribu tahun yang lalu sebenarnya sudah ada seorang Pribadi yang telah menunjukkan hal ini kepada manusia. Dia yang tidak pernah mengenal dosa, namun karena untuk menyelamatkan hidup kita, Dia merelakan diri-Nya menjadi korban tebusan. Dia Suci dan Agung, bahkan Dia adalah Anak yang sangat dikasihi oleh Bapa. Tentu Anda sudah mengenal-Nya karena nama-Nya begitu terkenal di seantero jagat raya. Ya benar, Dia adalah Yesus.
Oleh karena kasih-Nya kepada manusia, Dia mau merendahkan diri-Nya menjadi sama seperti Anda dan saya. Ini adalah pengorbanan terbesar yang pernah terjadi di dunia ini dan tidak ada satu pun yang akan dapat menyamainya.
Sebagai pengikut Yesus, kita patut meneladani sikap Yesus yang satu ini. Berkorban bukan berarti harus mati bagi orang lain saja, tetapi juga bisa lewat membantu kehidupan orang lain yang membutuhkan secara suka rela. Sudahkah Anda memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan harta kekayaan Anda untuk menolong kehidupan orang di sekitar Anda saat ini? Jika belum, lakukanlah sekarang karena ini adalah bukti Anda mengasihi Tuhan Yesus.
Satu-satunya motif berkorban yang benar adalah kasih. Di luar ini, salah !
Renungan terkait
* Pengorbanan seorang Ibu
* Berkorban itu Indah
* Kasih Allah tidak bersyarat
* Berkat kasih karunia
* Sebuah pengorbanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar