1 Sam 3:4
"Lalu Tuhan memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya bapa."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; 2 Raja-Raja 11-12
Samuel berarti Allahmendengar, atau dalam kata aslinya yang berbentuk pasif, kurang lebih berarti "didengarkan (oleh) Allah". Nama ini diberikan oleh Hana, sebagai tanda kesukaan bahwa Allah mendengar doanya dan mengindahkan kesedihannya dengan mengaruniakan seorang anak lelaki.
Kisah dengar-dengaran Samuel yang paling terkenal ini adalah kisah saat dia masih remaja. Melayani di Bait Allah di bawah pengawasan imam Eli. Tiga kali Allah memanggil Samuel dengan namanya, dan Samuel yang belum mengerti, mengira bahwa imam Eli yang memanggilnya.
Samuel adalah anak yang setia dan taat. Dia bisa langsung terbangun dan peka mendengar suara Tuhan, menandakan bahwa dia senantiasa berjaga-jaga walaupun dia tidur. Dikatakan bahwa Samuel tidur di Bait Allah, di tempat tabut Allah. Tempat tabut Allah adalah simbol dari hadirat Allah. Bagaimana kita dapat senantiasa tinggal dekat tabut Allah? Yaitu jika hati, jiwa, dan pikiran kita senantiasa memikirkan Dia, akan kasihNya.
Setiap hari kita berurusan dengan segala macam kepenatan dan kesulitan. Seringkali pula kita berdoa dengan pikiran yang terpusat pada masalah, dan kita bertanya-tanya apakah Allah mendengar kita. Mungkin ini saatnya kita belajar dari Samuel. Saat Dia memanggil kita, apakah kita tinggal dekat tabutNya sehingga kita dapat mendengar suaraNya?
Alkitab menuliskan bahwa Allah menyertai Samuel dan Samuel sendiri tidak membiarkan satupun firmanNya gugur. Hanya jika kita mendengarNya, kita dapat mengetahui dan taat pada firmanNya.
God hears us always, but do we hear Him when He calls?
"Lalu Tuhan memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya bapa."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; 2 Raja-Raja 11-12
Samuel berarti Allahmendengar, atau dalam kata aslinya yang berbentuk pasif, kurang lebih berarti "didengarkan (oleh) Allah". Nama ini diberikan oleh Hana, sebagai tanda kesukaan bahwa Allah mendengar doanya dan mengindahkan kesedihannya dengan mengaruniakan seorang anak lelaki.
Kisah dengar-dengaran Samuel yang paling terkenal ini adalah kisah saat dia masih remaja. Melayani di Bait Allah di bawah pengawasan imam Eli. Tiga kali Allah memanggil Samuel dengan namanya, dan Samuel yang belum mengerti, mengira bahwa imam Eli yang memanggilnya.
Samuel adalah anak yang setia dan taat. Dia bisa langsung terbangun dan peka mendengar suara Tuhan, menandakan bahwa dia senantiasa berjaga-jaga walaupun dia tidur. Dikatakan bahwa Samuel tidur di Bait Allah, di tempat tabut Allah. Tempat tabut Allah adalah simbol dari hadirat Allah. Bagaimana kita dapat senantiasa tinggal dekat tabut Allah? Yaitu jika hati, jiwa, dan pikiran kita senantiasa memikirkan Dia, akan kasihNya.
Setiap hari kita berurusan dengan segala macam kepenatan dan kesulitan. Seringkali pula kita berdoa dengan pikiran yang terpusat pada masalah, dan kita bertanya-tanya apakah Allah mendengar kita. Mungkin ini saatnya kita belajar dari Samuel. Saat Dia memanggil kita, apakah kita tinggal dekat tabutNya sehingga kita dapat mendengar suaraNya?
Alkitab menuliskan bahwa Allah menyertai Samuel dan Samuel sendiri tidak membiarkan satupun firmanNya gugur. Hanya jika kita mendengarNya, kita dapat mengetahui dan taat pada firmanNya.
God hears us always, but do we hear Him when He calls?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar