Kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa keluhan.
Dengan bersemangat si B menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang Surga, tapi malaikat Tuhan itu menjawab, "Tuhan sudah sediakan jalan itu".
Si B sangat bingung karena dia sama sekali tidak melihat jalan yang dimaksud sang malaikat Tuhan.
Beberapa saat kemudian, si A dan C tiba di puncak bukit tersebut.
Seperti halnya si B, mereka bertanya tentang jalan ke seberang pada malaikat Tuhan, mereka mendapatkan jawaban yang sama, "Tuhan sudah menyediakan jalan itu".
Kemudian Roh Kudus bukakan pikiran mereka berdua dan mereka mengerti sesuatu, ukuran salib yang berat dan besar itu sudah Tuhan buat tepat sama dengan jarak antara puncak bukit dan terbang Surga, itulah jalan yang Tuhan sudah sediakan.
Mereka segera sadar akan hal itu dan bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang. Si B kebingungan karena salib yang Tuhan beri untuk dia sudah dia potong hingga tidak bisa berfungsi sebagai jembatan. Namun dipikirnya dia dapat meminjam salib A atau C untuk menyeberang. Tapi sungguh kasihan, begitu A dan C selesai menyeberang dengan salib mereka, salib itu tiba-tiba menghilang, itu berarti si B tidak dapat menyeberang ke pintu Surga.....
Dari ilustrasi ini, ditunjukkan bahwa seringkali kita menganggap Tuhan begitu kejam mengijinkan "salib" itu ada dalam hidup kita, kita juga sering mengeluh karena sepertinya pemrosesan (yang pahit) itu tidak kunjung selesai. Akibatnya kita terlalu sering mencari jalan keluar sendiri dan tidak mau taat pada Tuhan, sehingga memotong salib yang seharusnya kita pikul. Namun, justru "salib" itulah yang akan menolong kita mengerti akan kasih Tuhan pada kita.
Ia ijinkan kita mengalami pemrosesan yang sulit supaya kita menjadi semakin sempurna.
~ Elia Stories
Tidak ada komentar:
Posting Komentar