-

Sabtu, 24 April 2010

Bejana Terindah

Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana/baskom untuk tempat anggur & daging. Ada beberapa bejana tersedia- manakah yang akan terpilih? "Pilihlah saya", teriak bejana emas, "Saya mengkilap dan bercahaya. Saya sangat berharga dan saya melakukan segala sesuatu dengan benar, ditempa dgn keras & sungguh2 murni. Keindahan saya mengalahkan yang lain. Dan untuk orang yang seperti Engkau, Tuanku, emas adalah yang terbaik!"

Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi. "Aku akan melayani Engkau, Tuanku, aku akan menuangkan anggur­Mu dan aku akan berada di meja-Mu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memuji-Mu.'

Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana tembaga. Bejana ini lebar mulutnya dan dalam, dipoles seperti kaca. "Sini! Sini!" teriak bejana itu, saya tahu saya akan terpilih. Taruhlah saya di meja-Mu, maka semua orang akan memandangku.

Tiba-tiba "Lihatlah saya", panggil bejana kristal yang sangat jernih dgn beberapa detail ukiran yg sangat rumit. "Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya saya. Meskipun saya mudah pecah, saya akan melayani Engkau dengan kebanggaan saya. Dan saya yakin, saya akan bahagia dan senang tinggal dalam rumah-Mu."

Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh. Engkau dapat memakai saya, Tuanku, kata bejana kayu. Tapi aku lebih senang bila Engkau memakaiku untuk buah & sayuran, bukan untuk daging."

Kemudian Tuan itu melihat ke bawah & melihat bejana tanah liat. Kosong & hancur, tak berwarna indah, terbaring begitu saja. Tiada harapan terpilih sbg Bejana Tuan itu.

Ah! Inilah bejana yg Aku cari2. akan Kuperbaiki & Kupakai, akan Ku buat sebagai milik-Ku seutuhnya. Aku tdk butuh bejana yg mengkilap & penuh kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh di rak. Tidak juga yang bermulut lebar dan dalam. Tidak juga yang transparan & memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar. Tetapi yang Kucari adalah bejana sederhana yang akan Kupenuhi dengan kuasa dan kehendak-Ku.

Kemudian la mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki dan membersihkannya dan memenuhinya. Ia berbicara dgn lembut kepadanya. "Ada tugas yg perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yg telah Kuperbuat bagimu".

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca