Lukas 23:35
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 102; Lukas 14; Yosua 15-16
Di tengah kumpulan orang banyak yang berdiri di tempat yang disebut Golgota, para pemimpin agama mengejek Yesus yang akan disalibkan. Kata mereka, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Ejekan itu diikuti olokan para prajurit Roma, "Jika Engkau raja Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!". Para pemuka agama itu benar, Yesus memang tidak menyelamatkan diri-Nya, tapi alasannya yang tidak mereka pahami. Untuk apa Ia tidak menyelamatkan diri-Nya?
Setiap pilihan memang berdiri di atas perbandingan. Dia atau saya, maju atau mundur dan sebagainya. Mana yang lebih penting? Karena mengasihi kita, sehingga waktu Yesus disodori pilihan menyelamatkan diri atau menyelamatkan kita, Ia menolak menyelamatkan diri. Setelah bergumul di taman Getsemani, Ia memilih naik ke atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.
Mungkin itulah mengapa orang-orang belakangan menyebut hari Jumat Agung (Paskah), "Good Friday" dalam bahasa Inggris. Karena sesuatu yang baik telah terjadi. Jika ditanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut, maka jawaban Yesus jelas sekali: Siapa yang Yesus lebih kasihi? Diri-Nya atau orang lain? Dan jawaban para pemimpin agama itulah yang benar: "orang lain" yaitu kita, sangat dikasihi-Nya.
Bagaimana dengan kita? Siapakah yang kita kasihi di atas segalanya? Apa Yesus ada di peringkat pertama?
Bagi dunia mungkin Anda hanyalah seseorang, tapi bagi seseorang Anda adalah dunianya.
Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 102; Lukas 14; Yosua 15-16
Di tengah kumpulan orang banyak yang berdiri di tempat yang disebut Golgota, para pemimpin agama mengejek Yesus yang akan disalibkan. Kata mereka, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Ejekan itu diikuti olokan para prajurit Roma, "Jika Engkau raja Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!". Para pemuka agama itu benar, Yesus memang tidak menyelamatkan diri-Nya, tapi alasannya yang tidak mereka pahami. Untuk apa Ia tidak menyelamatkan diri-Nya?
Setiap pilihan memang berdiri di atas perbandingan. Dia atau saya, maju atau mundur dan sebagainya. Mana yang lebih penting? Karena mengasihi kita, sehingga waktu Yesus disodori pilihan menyelamatkan diri atau menyelamatkan kita, Ia menolak menyelamatkan diri. Setelah bergumul di taman Getsemani, Ia memilih naik ke atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.
Mungkin itulah mengapa orang-orang belakangan menyebut hari Jumat Agung (Paskah), "Good Friday" dalam bahasa Inggris. Karena sesuatu yang baik telah terjadi. Jika ditanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut, maka jawaban Yesus jelas sekali: Siapa yang Yesus lebih kasihi? Diri-Nya atau orang lain? Dan jawaban para pemimpin agama itulah yang benar: "orang lain" yaitu kita, sangat dikasihi-Nya.
Bagaimana dengan kita? Siapakah yang kita kasihi di atas segalanya? Apa Yesus ada di peringkat pertama?
Bagi dunia mungkin Anda hanyalah seseorang, tapi bagi seseorang Anda adalah dunianya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar