-

Jumat, 06 Agustus 2010

Cara Kuno Memperoleh Kekayaan

Amsal 10:4
“Tangan orang yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya”

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 33; 1 Tesalonika 5; Yesaya 17-18

Jika hari ini Anda bertanya kepada 10 orang secara acak apakah mereka ingin menjadi orang kaya, saya dapat pastikan lebih dari setengahnya akan menjawab iya. Saya bukanlah peramal atau cenayang hingga dapat menebak hasil survei Anda, tetapi secara logika, tidak ada satupun manusia di dunia ini ingin hidup susah. Bahkan, bila Anda membaca di Alkitab, Anda akan menemukan ayat dimana Allah sendiri rindu para pengikut-Nya di bumi hidup dalam kelimpahan berkat-berkat- Nya.

Meskipun Allah telah berjanji kepada Anda dan saya untuk menjadikan kita orang yang kaya, tetapi janji itu tidak akan tergenapi apabila kita hanya diam saja di rumah. Kita harus melakukan sebuah usaha agar janji-Nya tentang hal ini benar-benar terjadi di dalam kehidupan kita.

Dalam bukunya ”Leadership; Breaking to The Next Level”, Zig Ziglar mengatakan seperti ini: “Kurang dari 1 persen dari seluruh jutawan di Amerika yang merupakan atlet atau penghibur professional. Mayoritas dari mereka yang menjadi kaya raya ini meraih kekayaannya dengan cara kuno. Mereka mendapat pendidikan, memulai dari anak tangga paling bawah, dan perlahan-lahan melewati jangka waktu tertentu, berhasil mencapai puncaknya... Cara terbaik untuk memperoleh kekayaan adalah dengan cara yang kuno, Anda harus mengusahakannya” .

Cara ini terbukti sangat manjur dan sudah digunakan dari zaman dahulu kala. Penulis kitab Amsal ribuan tahun yang lalu menulis, ”tangan orang yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya”.

Kekayaan secara kasat mata tidak pernah turun dari langit, ia harus didapatkan atau dalam hal ini diusahakan. Namun, perlu diingat, bawa serta Tuhan ketika Anda sedang mengerjakannya. Jangan andalkan kekuatan sendiri. Dengan begitu, Allah tidak akan segan-segan terus memberkati kehidupan Anda.

Kekayaan yang diperoleh dengan kerja keras dan melibatkan Tuhan di dalamnya menjauhkan Anda dari dosa kesombongan.

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca