-

Sabtu, 22 Agustus 2009

BAGAIMANA IBADAH KITA?

Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, Mazmur 2:11

Beribadah kepada Tuhan berarti berada dalam keadaan takjub sepenuhnya akan Tuhan. Bicara tentang ibadah, yang terbersit adalah kegiatan-kegiatan lahiriah yang kita lakukan di gereja atau persekutuan- persekutuan doa, di mana kita bernyanyi, berdoa dan mendengarkan kotbah. Tetapi dari penilaian Tuhan, aktivitas-aktivitas tersebut tidak sepenuhnya dianggap sebagai ibadah sejati bila kita mengerjakannya hanya sebagai rutinitas belaka. Janganlah hanya fokus kepada ibadah lahiriah dan melupakan arti ibadah sesungguhnya. Tuhan berkata, Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. (Matius 15:8-9).

Bagaimana agar ibadah berkenan di hati Tuhan? Ibadah dan penyembahan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Beribadah kepada Tuhan berarti sujud dalam penghormatan kepadaNya, digambarkan sebagai tindakan membungkuk di hadapan Pribadi yang agung sebagai tanda kerendahan hati dan pengabdian. Bukan membungkuk secara lahiriah, melainkan tunduknya manusia batiniah kita. Ibadah sejati adalah tanggapan sepenuhnya hati kita atas kebesaran Tuhan yang kita wujudkan melalui pujian dan penyembahan yang kita naikkan sepenuh hati. Banyak orang Kristen memuji Tuhan tanpa semangat, asal-asalan dan ogah-ogahan. Siapakah kita ini? Bukankah kita sedang berhadapan dengan Pribadi yang agung, mulia dan berkuasa, yang menciptakan kita dan juga alam semesta ini? Itulah sebabnya Pemazmur dengan tegas menghimbau kita: Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan ciumlah kaki-Mya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, (ayat 11-12a dari Mazmur 2).

Ketika kita sungguh-sungguh memikirkan dan merasakan siapa Tuhan itu dan apa yang telah Dia perbuat bagi kita, kita tidak akan menganggap remeh setiap peribadatan dan bersikap seenaknya lagi. Pujian syukur dan seruan haleluya akan terus mengalir dari dasar hati dan keluar melalui mulut kita karena kita berada dalam ketakjuban akan keagungan Tuhan Allah kita.

Beribadahlah kepada Tuhan dengan segenap hati dan jiwa!

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca