-

Rabu, 26 Agustus 2009

Hidup adalah Perjuangan

Oleh: Ev. Manati I Zega

Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. (Yohanes 5:4).

Salah satu tema yang tidak pernah berhenti dibicarakan semasa manusia hidup adalah tentang hidup itu sendiri. Karena itu, setiap orang harus mengerti makna dari kehidupan tersebut agar pemahamannya tentang hidup tidaklah terlalu sekuler. Sebab, dalam dunia ini terlalu banyak filosfi hidup yang dibangun tidak berdasarkan firman Tuhan. Sebut saja, filosofi yang mengatakan masa kecil ditimang-timang, masa muda foya-foya, masa tua kaya raya dan mati masuk surga.

Dalam bacaan firman Tuhan ini, Alkitab memberi perspektif yang berbeda tentang makna dari sebuah kehidupan. Di Yerusalem, dekat pintu gerbang domba ada sebuah kolam yang namanya Betesda. Dan, Betesda itu memiliki lima serambi. Di serambi-serambi itu, berbaring sejumlah besar orang sakit, orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh. Di sana mereka menantikan goncangan air kolam tersebut. Alkitab berkata, Allah membuat aturan main yang luar biasa dan akal manusia yang terbatas sulit memahaminya. Aturan itu adalah barang siapa terdahulu masuk di dalamnya, itulah yang mendapatkan kesembuhan. Aturan ini membuat kita bertanya, kalau hal itu diberlakukan bagi orang sehat tidak masalah. Tapi, hal ini diberlakukan bagi orang-orang sakit suatu hal yang sukar dipahami. Namun itulah aturan mainnya.

Satu prinsip yang sangat menonjol kita lihat di sini bahwa hidup itu sebuah perjuangan. Manusia harus berjuang sedemikian rupa agar memperoleh berkat yang sudah disediakan-Nya, yakni kesembuhan. Jika hanya berdiam diri dan tidak pernah mencoba bertarung, maka seumur hidup tidak pernah menyaksikan dan mengalami pertolongan Tuhan. Sakit, bukanlah alasan untuk berdiam diri. Keterbatasan bukan pula alasan untuk berkata inilah nasib saya. Tuhan mau, kita berjuang dari keterbatasan yang ada, agar kuasa-Nya makin nyata bagi kita. Inilah prinsip firman Tuhan.

“Walau terbatas, tetaplah berjuang agar kuasa-Nya menjadi nyata”.

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca