"Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"
Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 28; Matius 28; Keluaran 5-6
Pernahkah Anda berpikir bila di dalam satu tim sepakbola yang sedang bertanding di tengah lapangan, para pemainnya hanya mengandalkan kemampuan individu dan mengesampingkan kerjasama? Tentu saja kekalahan akan dialami oleh tim tersebut. Tidak adanya harmonisasi permainan diantara para pemain adalah penyebab hal itu bisa terjadi.
Paulus tahu pentingnya kerjasama, jadi ia mendorong dua wanita yang sedang bertengkar untuk berdamai. Euodia dan Sintikhe, anggota-anggota gereja Filipi, telah menyebabkan suatu perbedaan karena ketidaksesuaian mereka. Paulus menggunakan wanita-wanita ini sebagai contoh untuk masuk ke dalam sebuah pasal tentang damai sejahtera. Ia tidak meminta Euodia dan Sintikhe bertindak sama, tetapi untuk sehati sepikir.
Istilah ‘sehati sepikir' yang digunakan oleh Paulus mengesankan mengenai kesesuaian. Menyanyi dalam ketidaksesuaian tidak berarti menyanyi dalam nada yang sama. Para pemain seharusnya memegang kedudukan berbeda dalam sebuah tim. Kesesuaian berarti usaha-usaha Anda memperlengkapi usaha-usaha orang orang lain, bukannya bertentangan dengan mereka.
Kesatuan mengarahkan Anda kepada keberhasilan, tetapi keegoisan akan membawa ke dalam jurang kegagalan.
Renungan terkait
* Menjadi pemenang adalah satu-satunya pilihan
* Roh pemenang
* Tetaplah berlari
* Keluar dari sumur dengan kemenangan
* Kemenangan selalu di pihak Tuhan